THIS WORK BELONGS TO BELLADONNATOSSICI (BelladonnaTossici9)
VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK
🔥🔥🔥
ORION'S POV
"Ma, apa orang main kuda-kudaan harus buka baju?"
Aku yang tengah menyupir menuju sekolah Andromeda langsung mengerem mendadak mendengar pertanyaan Andromeda. Sudah hampir satu minggu berlalu sejak peristiwa aku dan Indira kepergok bercinta di sofa. Kupikir Andromeda sudah lupa. Rupanya aku terlalu meremehkan daya ingat keponakanku. Anak itu mirip Kak Zuben. Ingatannya sangat kuat. Prinsip forgiven not forgotten melekat kuat pada kakakku, mungkin juga sekarang pada anak laki-lakinya.
"Nggak, Sayang. Mama dan Om Orion salah. Kami khilaf." Indira menjelaskannya dengan tampang merasa bersalah.
Indira menghindariku baik di rumah maupun di kantor. Lebih tepatnya dia melakukan silent treatment padaku. Aku baru tahu sisi buruknya: suka mendiamkan. Lama pula.
"Oh gitu ya, Ma. Kalau aku main kuda-kudaan sama Hanna sambil buka baju kayak Mama dan Om Orion apa boleh?" tanyanya polos.
"Tidak boleh, Andro! Ingat, jangan lakukan apa pun dengan orang lain sambil buka baju, minimal sampai usia kamu 21 tahun. Mengerti?" balas Indira serius.
Andromeda mengangguk. "Iya, Mama."
"Good boy. Sudah sampai. Ayo turun." Indira melepas sabuk pengaman, bersiap turun mengantarkan Andromeda ke dalam gedung sekolah.
"Bye Om Orion. See you." Andromeda melambaikan tangannya yang putih dan sedikit gemuk.
"Bye, Superhero. Belajar yang baik," balasku miris. Menyuruh keponakanku belajar yang baik, tapi aku sendiri di-DO dari kampus.
"Mama nggak bye sama Om Orion?"
Aku hampir mati tertawa melihat wajah Indira yang tegang. Mampus lah! Hahaha.
"Orion, aku masuk dulu antar Andro," pamitnya dengan air muka tidak rela.
"Siap, Kak. Aku tunggu di sini."
🔥🔥🔥
Setelah insiden tadi pagi, aku bekerja seperti biasa di kantor. Hari ini lumayan hectic. Pukul 10 malam aku masih duduk di depan layar komputer. Walau mata sudah terasa berat, tapi aku terus memaksakan diri untuk mengedit foto produk. Suasana di kantor sangat sunyi, hanya ada aku dan Indira yang masih bertahan di sini. Ruangan ini yang biasanya dipenuhi suara ketikan keyboard, kini hanya ada suara napas kami berdua yang hampir tidak terdengar, meskipun hanya beberapa langkah jarak di antara kami.
Sejak malam itu, hubungan kami berubah. Aku tahu, Indira marah padaku. Wajar saja, kami seharusnya tidak pernah melangkah sejauh itu. Apa yang terjadi semalam tak seharusnya terjadi.
Indira tahu-tahu bangkit dari kursinya lalu berjalan mendekat, matanya tampak lebih tajam dari biasanya. Dia diam sejenak di belakangku, lalu duduk di kursi sebelahku. Kami tidak saling menatap. Jarak di antara kami lebih terasa daripada sebelumnya.
"Orion," suara Indira terdengar tajam. "Kamu bisa selesaikan semuanya malam ini, kan? Aku butuh hasil foto yang sudah diedit untuk peluncuran besok."
Aku menatap layar, mencoba menghindari tatapannya. "Iya, Kak Indira," jawabku datar, mencoba menjaga suasana tetap profesional. Tapi ada sesuatu di matanya yang mengganggu, seolah dia ingin mengatakan sesuatu yang lain tapi memilih diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WWG HOLIDAY PROJECT
Short StoryThe WWG datang lagi membawa project baru bertema THE WWG HOLIDAY PROJECT. Terdiri dari kumpulan cerita adult romance. Dalam kumpulan cerita ini, kamu akan dibawa ke dalam kisah-kisah romansa yang muncul tanpa rencana, di mana setiap tatapan, setiap...