Day-1

1K 118 0
                                    

"Kemarikan tanganmu." Moon Jae, sang malaikat cantik meminta Sehun mengulurkan tangannya. Tanpa banyak bicara, Sehun mengulurkan tangannya.

Moon Jae meraba lembut telapak tangan Sehun. Tepat setelahnya, tangan Sehun sudah ada jam yang aneh, jam analog yang memutar kearah kiri, bukan kanan. Jamnya juga dimulai pada angka 12.

"Jam ini menghitung mundur waktumu. Waktumu dimulai pada angka 12 dan akan berhenti saat sudah berputar 15 kali. Saat berhenti berputar berarti waktumu habis."

Sehun mengamati jam yang terus berdetak di tangannya. Seperti tatoo, namun bukan. Tentu saja dia pertama kali melihatnya.

"Kau hanya bisa menapak, tidak bisa menyentuh oke?"

Sehun mengangguk namun dia masih fokus kepada jam aneh itu.

"Aku juga ada satu pesan lagi. Aku memberimu tiga kesempatan pertolongan. Gunakanlah dengan baik."

Sehun masih dalam lamunannya.

"Cepatlah, waktu terus berjalan!" Ucap Moon Jae menyadarkan Sehun dari lamunannya.

"N-ne!" Ucap Sehun cepat.

Moon Jae menunjuk pada rumah besar nan mewah. "Disana Yeoja itu tinggal. Masuklah, dan jalani misimu."

Sehun mengangguk ragu lalu berjalan kearah rumah itu sebelum dia mengingat sesuatu.

"Siapa nama noo..." perkataannya terputus karena dia tidak melihat Moon Jae lagi saat menengok ke belakang. Dia menggedikkan bahunya dan kembali berjalan menuju rumah tersebut.

Dia berjalan dan hendak memencet bell sebelum dia terkejut kalau tangannya tidak menyentuh bel itu melainkan menembusnya.

Shock? Tentu saja.

"Aigo, aku lupa kalau aku hanya arwah-.- ternyata Moon Jae noona benar. Aku hanya bisa menapak," kata Sehun lalu dengan percaya diri menembus gerbang rumah itu dan memasukinya.

Dia menengok kekanan dan kekiri mengamati rumah mewah yang gelap dan sepi, menakutkan.

Dimana yeoja yang dimaksud oleh Moon Jae noona? Batin Sehun karena sedari tadi dia tidak menemukan siapapun.

Dia ingin mencari namun terdengar sebuah tangisan dari lantai atas. Dengan cepat dia berlari menaiki anak tangga dan reflek memegang pegangan tangga saat ia mau terjatuh. Dia lupa kalau dia tidak bisa menyentuh dan alhasil, dia kembali jatuh ke lantai bawah.

"Yak, appo..." Sehun mengelus-elus punggungnya yang terasa sakit. Dia kembali bangkit dan lembali menyusuri tangga menuju lantai atas.

Langkahnya terhenti saat dia sudah sampai di sebuah kamar yang sangat luas. Di pojok kamar itu ada seorang yeoja yang menangis sambil memeluk lututnya. Tangisannya terdengar sangat menyakitkan dan pilu. Sehun yang merasa iba mendekatinya dan berusaha menghiburnya.

"Noona, berhentilah menangis..." ucap Sehun, namun sepertinya yeoja itu tidak mendengarnya.

"Noona? Noo-" ucapannya terhenti saat tangannya menembus tubuh yeoja itu. Ingin sekali Sehun memeluknya, namun dia tau kalau dia tidak bisa memeluk, bahkan menyentuh. Jadi dia memutuskan untuk menenangkannya lewat suara.

"Noona...? Hajima, jangan menangis..."

Yeoja itu membuka suara. "Eomma... hiks hiks... eomma..."

Sehun menjadi makin iba, tidak sadar air mata sudah membendung dan dia hampir menangis. "Noona..., apa kau bisa mendengarku? Hajima, noona..."

"Eomma, appa..., aku benci kalian! Hikshikshiks...."

"Noona!!" Teriak Sehun yang sudah tidak sabar lagi. Dia tidak mengetahui kalau omongannya tidak akan didengar oleh yeoja itu. "Noona!!! Berhenti, noona!!"

Dia meneteskan air matanya. Hati Sehun tersentuh. Dia merasa iba.

Dia tidak tahan lagi.

"MOON JAE NOONA!! DIMANA KAU!!" Jeritnya memanggil Moon Jae, malaikat itu.

Dan dalam beberapa detik Moon Jae datang, memenuhi panggilan Sehun.

"Sehun, ada a-" ucap Moon Jae namun terputus.

"Noona!" Potong Sehun. "Jangan bilang omonganku tidak berguna! Dia tidak bisa mendengarku, eoh?!"

"Aigo, kau adalah arwah, ingat itu Sehun!"

Sehun menghela napas berat. "Aku butuh bantuanmu."

***

"Mwo?! Kau akan menggunakannya secepat itu? Hahaha... Oh Sehun, kau terlalu terburu-buru.." tawa Moon Jae setelah mendengar permintaan ceroboh dari Sehun.

Moon Jae menatap yeoja yang masih menangis itu. Tentu saja yeoja itu tidak menyadari kedatangan mereka berdua. "Kenapa kau seceroboh itu, eoh?"

"Aish, sudah cepat berikan keinginanku!" Seru Sehun sudah tidak sabar lagi.

"Oke, oke... aku akan kabulkan dua permintaanmu. Aku hanya memberikan tiga permintaan, jadi, yaa... kau hanya memiliki sisa satu."

Dan setelah berkata begitu Moon Jae mengabulkan permintaan Sehun. Setelah dikabulkan, Sehun segera memeluk yeoja itu dari belakang.

"Noona, hajima!"

***

Akhirnya update lagi yoo..

makasih yang udah mau baca..,

At last, ada yang bisa nebak kedua keinginan Sehun?

360 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang