Day-9

611 81 2
                                    

Seorang namja tersenyum pada lamunannya sendiri. Dia menatap langit pagi korea dari dalam apartement-nya.

Tunggulah, sebentar lagi aku akan menemuimu.

***

"Hufft..."

Joy menghela napas panjang. Dia sudah ketiga kalinya begini, karena suasana sangat canggung dan tidak ada yang berniat mencairkan suasana, tidak ada sama sekali.

Dia kan namja, kenapa dia tidak berbicara duluan? Batin Joy.

Aish, yeoja itu. Berkatalah sesuatu, biar aku bisa mengatasi kecanggungan ini! Batin Sehun.

Yap, seperti itulah dilema pasangan baru. Mereka berdua baru saja bangun tidur, dan langsung canggung karena Joy memergoki Sehun yang memegang wajah tidurnya.

"Ehem," Sehun berdeham. Sepertinya sekarang dia memiliki ide untuk mencairkan suasana. "Joy," panggilnya.

Joy langsung menengok dengan mata berbinar-binar penuh harapan. Ya! Sehun, katakanlah sesuatu!

"I-itu...," ucap Sehun lagi, agak ragu, dan membuat Joy makin penasaran apa yang akan dikatakan oleh Sehun.

"Itu," Sehun menunjuk wajah Joy.








"Air liurmu membasahi pipi."









Salahkan Sehun kalau sekarang Joy terjengkal kebelakang. Joy tentu sweatdrop, karena bukan kalimat itu yang mau didengar olehnya.

Namja ini, tidak peka sekali! Keluh Joy, dari dalan hatinya. Dia bangun dan menghentak-hentakkan kakinya kesal menuju kamar mandi, meninggalkan Sehun yang mengerjap-ngerjapkan matanya polos, seakan bertanya apa kesalahannya.

***

"Kudengar ada member yang bernama J-Hope. Kudengar mereka akan didebutkan secara besar-besaran," ucap Xiumin sambil membawa popcorn menuju sofa tempat sahabatnya menyaksikan tv.

"Tsk! Aku tidak peduli!" Gerutu Baekhyun kesal. Oh, ayolah! Sekali saja izinkan Baekhyun menyaksikan kartun kesukaannya, dan tinggalkan berita tentang debut boyband baru yang tinggal 9 hari lagi itu.

"Ayolah, Baek. Kami semua ingin menyaksikan berita ini." Ucap Yixing yang sedari tadi memperhatikan sifat egois sahabatnya itu. Ya, Baekhyun adalah orang teregois dan kepala batu karang diantara mereka. Namun kadang sifat Baekhyun begitu justru mengundang tawaan diantara mereka.

"Bagaimana aku tidak kesal?! Si tiang karatan itu mengganti begitu saja acara tv-nya dengan sepihak!" Seru Baekhyun lalu melipat tangannya angkuh didepan dada, sangat kekanakan.

Chanyeol hanya memutar bola matanya malas. Dia tau kalau 'si tiang karatan' yang dimaksud Baekhyun adalah dirinya, tapi dia sangat malas membalasnya. Dia hanya mau mendengar berita, itu saja.

"Aku ingin menonton kartun lalu Cha—"

"Oh ayolah, Baek! Diamlah sebentar," potong Chanyeol yang emosinya terbawa, dan, Cha! Dia membuat Baekhyun bungkam, tapi dengan kepala mendidih.

'Dikabarkan, boyband yang akan debut dengan lagu No More Dream. Boyband yang beranggotakan...'

"YAK! APA KAU MENYURUHKU DIAM, EOH?! CEPAT GANTI CHA— MFFFTT!!!!"

Jongdae membungkam mulut Baekhyun dengan cepat. Tsk, apa namja itu tidak bisa mengalah sepuluh menit saja?

"Diamlah, Baek! Kami ingin mendengar berita!" Seru Jongdae kesal, lalu kembali fokus ke tv.

'... sekian dari saya, saya pamit undur diri, terimakasih.'

Baekhyun mengeluarkan smirk-nya. Ya! Rasakan keusilan seorang Byun Baek. Dia asyik menertawakan semua sahabatnya tanpa sadar seharusnya sekarang ia sudah lari, mengingat Jongin memegang mangkuk bekas popcorn, Joonmyeon memegang sendok bekas ice-cream, Chanyeol memegang remot, Tao memegang sepatu, dan sisanya memegang bantal sofa.

"YAAAK!!! BYUN BAEK HYUN...!!!!!!"

***

"Apa kau marah padaku, eoh?" Tanya Sehun pada Joy yang sedari tadi tidak menyentuh makanan yang dibuatkan Sehun.

Joy masih tetap pada posisinya—menggembungkan pipi dan melipat tangan didepan dada.

Sehun terkekeh melihat sifat kesal Joy yang menurutnya lucu itu.

"Yak, kau bisa tambah jelek kalau begini!" Goda Sehun sambil menarik pipi chubby Joy.

"Jadi kau bilang aku jelek, eoh?!" Seru Joy kesal.

"Ne!" Jawab Sehun lalu tertawa keras-keras. Joy lama kelamaan tidak bisa menahan gengsinya dan ikut Sehun tertawa, walau sebenarnya perasaannya mengatakan untuk tidak tertawa.

Ayolah, kau tidak mencintai Sehun, Joy!

***

Malam hari, Sehun sudah tertidur lebih dulu di karpet. Entahlah Sehun kedinginan atau tidak, Joy tidak tau. Tapi wajah tenang Sehun seakan mengatakan kalau ia tertidur dengan nyenyak.

Joy meraih buku diary-nya dan membuka lembaran kosong. Dia meraih pena dan menulis sesuatu disana.

'7 Mei 2015

Melihat wajah tidur tenang Sehun membuatku sedih. Aku merasa sangat bersalah karena membohongi perasaannya. Apa yang harus kulakukan kalau ia sampai tau aku berbohong?

Hatiku mengatakan aku mencintainya tapi badanku tidak memperbolehkanku mencintainya.

Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri tapi aku harus melakukannya.'

***

360 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang