"Aigo, noona, apa kau akan terus membiarkan kulkasmu ini berdebu?" Seru Sehun setelah melihat isi kulkas di rumah Joy kosong melompong.
"Ck, apa urusanmu." Jawab Joy cuek sambil mengambil minum.
"Apa kau hanya punya ramyeon? Ramyeonnya pun sisa satu," kata Sehun lagi.
"Yak! Kau ini berisik sekali. Kalau lapar masak saja sana!" Omel Joy menjawab celotehan Sehun.
Iya, ya, aku tidak merasa lapar sama sekali. Gumam Sehun dalam hati.
"Ck, bukan begitu, noonaaa..." ucap Sehun dengan nada kekanakan. "Apa kau tidak mau berbelanja?" Sehun mengeluarkan jurus mautnya, aegyo. "Belanja ya? Ya? Ya? Yaaa??"
Joy menghela napas. "Baru kali ini aku dipaksa berbelanja oleh arwah."
"Yak! Sudah kubilang aku bukan arwah! Lagipula aku hanya ingin keluar dari rumah ini." Bohong Sehun. Nyatanya dia memang khawatir dengan keadaan yeoja dihadapannya.
"Ya sudah, deh, ayo berbelanja."
***
"Yak, Byun Baekhyun! Berhenti menggigiti sedotan itu!" Omel Chanyeol sambil menarik paksa sedotan yang sedari tadi Baekhyun gigiti.
"Yak! Appo!" Omel Baekhyun karena giginya merasa sakit. "Kembalikan sedotan itu!! Dia menjulurkan tangannya meminta kembali sedotan yang Chanyeol pegang dengan perasaan jijik.
"Kau ini jorok sekali, Baek! Aku buang saja!" Chanyeol membuang sedotan itu.
"Yak! Kenapa kau buang, eoh? Aku ingin melepas bosanku."
"Melepas bosan dengan mengigiti sedotan? Kau ini jorok sekali," ucap Chanyeol. "Mungkin saja, sedotan ini tidak steril lagi. Oh atau, sedotan ini hasil recycle. Bahkan yang lebih parahnya lagi, sedotan ini bekas dipakai orang lain dan dipungut kembali!" Lanjutnya, menggoda Baekhyun.
Baekhyun mulai melotot sambil menggidikkan bahunya jijik. Di otaknya sudah terbayang yang tidak-tidak tentang kebenaran ucapan Chanyeol. Tiba-tiba dia merasa mual.
"Huwaaaa.... jorok sekali!!" Tiba-tiba Baekhyun bangkit dari duduknya dan berlari ke kamar mandi dan muntah di closet.
Chanyeol tertawa terbahak-bahak. Ya, Baekhyun mungkin terlalu polos untuk dibohongi. "Hahahaha.., Baek, mana ada yang seperti itu.., kau lucu sekali, hahaha!!!" Chanyeol memegang perutnya yang mulai sakit karena tertawa.
Baekhyun keluar dari kamar mandi dengan wajah polosnya. "Jadi yang kau katakan tadi bohong?" Tanyanya.
"Ne... hahahaha!!!"
"Yaaak!! Chanyeol pabo!" Baekhyun menyerbu Chanyeol dan memukuli punggungnya. Dia kesal karena Chanyeol membuatnya memuntahkan kembali makan malamnya.
"Yak! Appo! Appo!"
***
"Yak, apakah jalan disini sepi? Dari tadi kulihat hanya beberapa orang saja yang berlalu-lalang, tidak seperti di Seoul." Tanya Sehun.
"..."
"Yak, jawab pertanyaanku!" Kesal Sehun karena dicuekin oleh Joy.
"..."
"Yak, noona!"
"Yak! Bisakah kau diam?! Aku tidak mungkin menjawab pertanyaanmu di jalan karena yang bisa melihatmu dan mendengarmu hanya aku! Kau tau ti..." omelan Joy terputus melihat orang-orang yang menatapnya dengan pandangan aneh dan takut. Semu orang berpikir bahwa Joy gila, teriak pada angin. Padahal, disamping Joy ada Sehun.
Joy menghela napas berat. Dia melanjutkan langkah kakinya lebih cepat dari sebelumnya. Sehun menyusulnya.
"Hehe.., noona, mianhae..," ucap Sehun pelan.
Joy memutar bola matanya kesal. Namja ini memang menyebalkan, gumamnya dalam hati.
Tak terasa dia dan Sehun sudah sampai di supermarket yang dituju. Joy mengambil troli ukuran besar lalu masuk ke daerah makanan. Ingin sekali dia duduk dan menyuruh Sehun untuk membeli semua keperluannya, namun dia sadar kalau Sehun hanya arwah.
"Aku mau apel." Ucap Sehun yang sedari tadi membuntuti Joy.
"Diam kau." Bisik Joy, kali ini dia tidak akan ceroboh untuk bicara lebih keras dan membuat orang-orang menatapnya lagi.
"Pelit!" Seru Sehun sambil memonyongkan mulutnya.
Joy mulai naik darah. Ingin sekali dia membentak arwah dibelakangnya namun dia harus menjaga emosinya.
Joy akhirnya memilih mengalah dan membelikan Sehun beberapa apel.
"Yey..., noona baiik..." kali ini Sehun merasa senang.
Joy memutar bola matanya. Ia meletakkan apel itu di troli lalu pergi ke tempat makanan instan. Dia membeli beberapa ramyeon instan dan jajangmyeon instan. Setelah itu dia berjalan menuju daerah wanita.
Joy menghentikan langkahnya. "Kau jangan ikuti aku, tunggulah disini." Ucapnya pelan pada Sehun.
"Memangnya kenapa? Aku kan mau ikut." jawab Sehun polos dan seadanya.
Wajah Joy memerah. "Apa kau tidak membaca tulisan apa itu?!" Serunya sambil berbisik.
"Hm?" Sehun membaca plang bertuliskan 'Daerah Wanita'. Kali ini wajah Sehun yang memerah. "Ba-baiklah, aku tunggu disini."
Joy menghela napas lega lalu melanjutkan langkahnya.
***
Joy memajukan bibirnya sebal. Sehun yang melihatnya hanya bisa tertawa. "Hahaha.., noona, maafkan aku tidak bisa membantumu, nee.."
Joy melirik Sehun sebal. Dia tidak menjawab ucapan Sehun, dan itu membuat Sehun nambah tertawa.
Dasar arwah tidak bisa diandalkan... apa ia aku harus membawa barang sebanyak ini sendiri?! Gumam Joy kesal.
Dia asik bergumam tanpa melihat jalan dan tanpa disadari dia menabrak seseorang dan terjatuh bersama.
"Mianhae..." ucap seseorang yang ditabraknya.
Dheg.
Joy seperti mengenali suara itu.
Karena penasaran Joy menengok untuk melihat seseorang dihadapannya.
"D-Dongtae?!"
***

KAMU SEDANG MEMBACA
360 Hours
Fanfictionterjebak antara keadaan hidup dan mati, itulah keadaan seorang namja manis bernama Oh Sehun. di ujung perbatasan antara hidup dan mati, Sehun bertemu dengan malaikat cantik yang memberi Sehun misi aneh dengan bayaran kehidupan Sehun, dalam waktu 360...