Selama mengikuti Ospek,ga tahu kenapa aku bawaannya sial melulu. Ada-ada saja hal yang bisa membuatku kena semprot. Seperti hari ini, sebelumnya setiap kelompok sudah diberi wilayah untuk bersih- bersih..kebetulan kelompok saya dapat wilayah di belakang kampus alhasil kami harus membersihkan halaman belakang yang sudah tidak terawat dan di tumbuhi semak belukar.Awalnya semua lancar-lancar aja...na berhubung matahari lagi terik banget dan aku merasa sangat haus dan ga mungkin aku pergi beli air yang ada nanti bakal di semprot,maka aku pun makan permen...Dan sialnya Bagas melihat aku makan itu permen, dia pun menyuruh kami berhenti dan di suruh kumpul
"Kalian pasti capek....kalian haus...??" Tanya dia ke kami
Kami semua kompakan donk mengangguk,gila udah dari tadi kerja ga mungkinlah kami tidak haus..
"Sepertinya permen bisa mengurangi rasa haus kalian.."sambil melirik ke aku
Aku merasa di sindir..dengan senyum mengejek dia pun mengeluarkan permen lolipop dari saku celananya tapi cuma satu...
Dan kami di suruh berbaris
"Nah...kalian hauskan,ini permen tuk kalian..tapi sayang aku cuma punya satu..."masih dengan senyum devilnya
kemudian dia melanjutkan lagi kata-katanya
"Berhubung cuma satu maka kalian harus menjilat permen ini secara gantian..."ucapnya setengah membentak
Bodohnya teman kelompok aku cuma pada mengangguk tanda setuju padahal aku tahu sebenarnya mereka tidak mau..Gini-gini aku juga ga sembarang makan sisa orang apalagi kalau udah bekas orang. Gimana kalau misalnya mereka punya penyakit menular kan kita tidak tahu lebih baik mencegah iyya kan..
Ketika tiba giliranku untuk makan permen itu aku pun membantah dan menolaknya. Kalau kemarin-kemarin aku masih bisa menerima semua hukuman yang di beri tapi kali ini aku betul-betul ridak bisa terima
"Maaf aku tidak mau..."tolakku secara sopan ketika bagas menjulurkan permen itu ke aku
"Ayo...bukannya kamu haus lagian aku rasa permen kamu juga sudah habis"tetap memaksaku untuk memakan permen itu
Aku masih tetap dengan pendirianku, dan adu mulut pun terjadi antara aku dan si Bagas. Bukannya aku ingin jadi pembangkang tapi kalau hal seperti ini aku betul-berul tidak bisa terima
"Heiiii....dasar pembangkang masih junior sudah banyak tingkah..."ucap Bagas dengan penuh emosi
Aku pun tidak mau kalah,selama aku merasa benar kenapa harus takut itulah prinsip aku selama ini. Sebelum aku menjawab tiba-tiba aku merasakan genggaman di tangan kiriku, kulirik yang empunya tangan oh ternyata teman kelompokku yang sekaligus satu jurusan denganku. Sepertinya dia memberi isyarat agar aku berhenti membantah
"Kenapa diam,kamu takut....cihhh..dasar sok jagoan..."bagas memandang remeh ke aku
Kali ini bagas berhasil membuat aku emosi dan kesabaranku menguap entah kemana...Aku pun maju selangkah ke depannya dan merebut permen itu, aku yakin bagas mengira aku akan memakan permen itu tapi maaf itu tidak akan terjadi
"Takut....???kenapa juga aku harus takut sama kamu,kita sama- sama mahasiswa di kampus ini bedanya cuma kamu senior yang sok berkuasa sama juniornya.."tentangku sambil melempar permen itu di depannya..
"Kalau memang gara-gara permen ini aku tidak jadi mahasiswa di kampus ini, itu tidak masalah...bukannya kamu jurusan kesehatan harusnya lebih tahu kalau itu tidak sehat..."
"Kenapa diam ha....!!! Kamu pikir aku tidak berani melawan....katanya acara ini di adakan supaya kita bisa saling mengenal,bisa saling akrab...omong kosong semua...!!!"sambil ku mengepalkan tanganku menahan emosi yang udah sampai di ubun-ubun
Sebelum bagas membalas ucapanku tiba-tiba Andini sudah ada di belakang kami
"Ada apa ini ribut-ribut..?"tanyanya penuh keheranan.
Setelah melihatnya ku akui emosiku agak mereda,entah kenapa melihatnya saja aku bisa luluh meskipun dia masih dengan muka datarnya
"Tanya sama teman kamu...!!" ucapku sambil berlalu melwatinya. Sebenarnya aku tidak boleh melampiaskan amarahku sama dia tapi mau gimana lagi aku udah betul-betul hilang kendali.Beberapa saat kemudian,tiba-tiba kami semua di kumpulkan di aula katanya ada pemberitahuan. Sebenarnya sejak kejadian tadi aku merasa enggan tuk mengikuti kegiatan ini lagi,aku belum beranjak dari tempat dudukku ketika tiba2 ada orang yang menyeretku mamaksaku berdiri...
"Dia lagi...dia lagi..."ucapku dalam hati. Dia yang kumaksud adalah teman kelompokku yang menggenggam tanganku..aku belum terlalu kenal dengannya cuma karena 1 jurusan aku lebih dekat dengan dia dibanding teman yang lain. Aku pun terpaksa mengikutinya daripada nanti dia kena marah gara-gara aku lebih baik ku ikuti saja.Di dalam aula,ketika semua sudah kumpul kami beserta kakak2 panitia...tiba-tiba masuk seorang laki-laki yang kutaksir berumur sekitar 50an...Setelah dia memperkenalkan diri yang ternyata sebagai dosen pendamping dalam acara ini,dia pun basa-basi terlebih dahulu sebelum masuk ke hal utama yang ingin di sampaikan. Aku tidak terlalu fokus dengan apa yang dismpaikan hingga aku dengar secara samar-samar
"Kita ini jurusan kesehatan...harusnya tahu mana yang pantas dan tidak pantas..."
Aku segera nemusatkan perhatianku dan mendengarkan baik-baik apa yang disampaikan
"Aku sangat kecewa dengan kalian....bukannya dari kemarin aku sudah menghimbau tidak ada acara makan permen secara berganti-gantian dan sejenisnya..."ucapnya sambil mengela nafas dan melihat kami secara berganti-gantian
Awalnya aku bingung kok bisa hal ini sampai kedosen segala tapi bodoh amat..Segera ku arahkan pandanganku ke bagas dan tersenyum penuh kemenangan. Aku sadar kesannya aku terlalu jahat tapi emang aku pikirin...Setelah penyampaian aturan di ubah tidak ada lagi acara-avara seperti itu bahkan sekarang kegiatan lebih banyak di indoor..Ternyata semua peristiwa ini ada hikmahnya juga,tidak sia-sia aku membangkang meskipun aku sadar itu berarti aku akan mempunyai musuh yaitu Bagas yang dari tadi melihatku penuh dengan kebencian.
Yess....hari terkahir ospek sudah ga separah kemarin. Kami lebih banyak mendengar materi hal-hal yang harus diketahui tentang kampus, organisasi-organisasi apa saja yang ada di kampus dll. Tugas terakhir kami adalah meminta tanda tangan dari teman-teman seangkatan dan dari kakak-kakak panitia. Kalau dari teman seangkatan si ga masalah di sodorkan kertas langsung dech di tanda tangani sekalian juga kenalan. Nah beda banget dengan senior, dasar senior narsis berlagak kaya artis saja. Ada yang gampang di dapat tanda tangannya ada juga yang sok jual mahal,baru mau tanda tangan kalau di kasih coklat. Aku sih cuek-cuek saja, ketika teman-teman yang lain pada sibuk minta tanda tangan sama senior, aku lebih memilih untuk duduk sambil melihat mereka lalulalang. Lucu aja menurutku, mau tahu kenapa aku tidak peduli minta tanda tangan..?? soalnya aku dapat bocoran dari senior yang di kostan katanya tidak perlu nyusahin diri toh sebenarnya itu ga' ngaruh kedepannya...Makanya aku malas,kalaupun ada senior yang lewat baru de aku minta tanda tangan.
Ketika aku sibuk memerhatikan teman-teman yang lagi sibuk minta tanda tangan, mataku tiba-tiba tertuju pada sosok yang dari kemarin buat aku deg-degan, siapa lagi kalau bukan Andini. Kulihat dia sedang mengerjai salah satu teman aku yang ingin minta tanda tangan. Sebenarnya aku kasihan tapi lucu juga, teman aku di suruh merayu kakak senior laki2 yang ada disampingynya. Untung kalau seniornya keren,lah ini maaf ya menurutku jauh dari keren. Dari segi badan aja aku kelihatan lebih laki dari dia. Btw ngapain jadi bahas itu cowok, kan tadinya fokus ke Andini. Sekarang Andini lagi memainkan ujung-ujung rambutnya sambil sesekali menggigit ujung bibirnya..auuuu.. kenapa dia jadi ngegemesin gini sich ya meskipun senyuman itu belum terukir di bibirnya yang pink seksi itu...Tu kan pikiran aku jadi kemana-mana gini. Ketika aku masih fokus melihat dirinya, tiba-tiba Andini mengangkat wajahnya dan mengarahkan pandangannya padaku. Dan...mata kami saling beradu...aku jadi salah tingkah dan segera mengalihkan pandanganku dan melihat ke sembarang arah. Aduh....malunya minta ampun, semoga saja dia tidak sadar kalau dari tadi aku memperhatikannya.
Terima kasih Tuhan, penderitaanku akhirnya sudah berakhir dan besok udah resmi jadi mahasiswa. Ketemu orang baru lagi dan semoga saja aku satu kelas dengan teman kelompokku itu. Dan mengenai Andini aku tidak tahu apakah akan bertemu lagi atau tidak. Meskipun kami satu Fakultas tapi kami beda jurusan. Semoga saja Tuhan masih mempertemukan kami. Doaku sebelum beranjak dari tempat dudukku setelah para panitia melakukan penutupan.