Ardiah
Semenjak aku mengenal sosoknya waktu Ospek dulu, entah mengapa ada rasa ingin tahu yang sangat dalam tentang dia. Sejujurnya pertama aku melihatnya aku justru heran dan merasa aneh dengan tampilannya namun dari hari ke hari dia malah berhasil membuatku kagum, apalagi waktu dia melawan balik senior yang berniat mengerjai kami tempo hari. Menurutku dia orang yang sangat berani walaupun terkesan dingin dan cuek.
Dia Renata, cewek tomboy yang menurutku memiliki daya tarik tersendiri. Meskipun dari segi penampilan, sifat, ataupun tutur katanya yang terkesan cowok banget tapi dia masih tetap menunjukkan sisi perempuannya.
Dia memang unik, lebih suka dipanggil Nata. Aku tersenyum mengingat alasan kenapa dia tidak mau dipanggil Rena atau Renata, menurutnya nama itu sangat feminim bertolak belakang dengan dirinya.
Dia memang tidak cantik seperti selebriti tapi dia sangat manis, tidak bisa kupungkiri aku pun tidak pernah merasa bosan melihatnya. Apalagi ketika dia tertawa memperlihatkan lesung pipi yang semakin membuat kadar kemanisannya makin meningkat. Dengan kulit coklat alami memberi kesan eksotis mampu membuat orang yang selama ini sengaja mencoklatkan dirinya akam merasa iri melihatnya. Rambutnya yang sebahu kadang dia gerai beigtu saja kadang pula dia ikat ala kadarnya semakin meyakinkan kalau dia pribadi yang cuek. Hidungnya yang mancung, matanya yang coklat pekat dan tajam mengingatkan pada mata elang. Wajahnya makin sempurna meskipun tanpa make up dengan bibirnya yang sensual dan merah meski tak memakai lipstik. Caranya berpakaian meskipun kelihatan sederhana namun dia pandai dalam memadu padankan celana dan baju yang pantas dikenakan. Denga postur tubuh yang tinggi dan lumayan kekar, membuat kebanyakan laki-laki merasa minder beriringan dengannya. Tak heran kalau dia mempunyai pesona yang membuat para cowok ataupun cewek ingin dekat dengannya. Ketika dia bergaul dengan cowok, dia mampu menghilangkan jarak antara mereka karena memiliki sisi maskulinitas yang sangat mirip. Dan ketika bergaul dengan cewek dia akan mengeluarkan sisi feminimnya hingga terasa rileks diajak bercanda ataupun curhat.
Masih sangat jelas terekam dalam memory ingatanku, alasan hingga aku bisa akrab dengan dia...
Flashback On
Aku memang sudah kenal dengannya, namun awal keakraban kami bermula ketika pembagian kelas telah ditentukan. Aku rasa dewi fortuna berpihak padaku, tidak hanya satu kelas dengan sahabatku ternyata orang yang berhasil mencuri perhatianku juga berada dalam satu kelas yang sama denganku. Aku dengan sengaja memilih tempat duduk yang berada disampingnya. Aku tahu orang yang sedang tidur di kursi paling belakang adalah dia. Meskipun dia kelihatan sangat nyenyak tidurnya, aku memberanikan diri untuk membangunkannya mekipun aku tahu dia bisa saja marah.
"Renata kan..???" tanyaku dengan pelan sambil memegang pundaknya
Aku sebenarnya tidak tega juga membangunkannya, namun aku ingin meyakinkan diriku seratus persen kalau dia memang Renata
Dia yang masih setengah sadar tidak bergeming dan kembali ingin melanjutkan tidurnya. Karena merasa kesal dan dongkol telah di cuekin aku pun melanjutkan aksiku
"Hei...bangun..kamu betulan Renata kan..???" tanyaku kembali kali ini tidak hanya memegang tapi aku mulai mengguncang-guncang pundaknya. Aku sengaja meninggikan suaraku berharap dia akan bangun. Kulihat beberapa pasang mata tertuju padaku, mungkin mereka heran atau merasa terganggu karena teriakanku. Sepertinya teriakanku kali ini berhasil membangunkan dia dari mimpi indahnya.
"Iyya benar saya Renata.....kenapa...???" jawabnya yang terdengar sedang kesal
"kamu udah lupa sama aku...??" tanyaku lagi, semoga saja dia masih ingat aku
"Siapa sich ini orang, datang-datang kok sok kenal banget ama aku..??" kudengar dia mengomel sambil mengucek-ngucek matanya. Lucu sekali dia...Dia kelihatan terkejut melihatku, sepertinya dia sudah sadar sepenuhnya dan mengetahui orang yang telah mengganggu tidurnya dari tadi.
"Iyya...saya..teman kelompok kamu waktu ospek..masih ingat kan...Ardiah..." jawabku sambil tersenyum padanya berharap dia tidak marah dengan tingkahku ini
"Kok..aku ga lihat kamu...?? memasang muka tanpa dosa
"ya iyyalah..kamu ga lihat...orang dari tadi kamunya molor..."
"hehehehhhe..."dia hanya cengengesan sambil menggaruk-garuk bagian belakang lehernya, yang aku yakin pasti tidak gatal.
Kulihat dia mengalihkan pandangannya ke arah sahabatku yang dari tadi ada disampingku. Terlihat jelas rasa heran dan penuh tanda tanya di wajahnya
"Kenalin ni teman aku, ga usah heran begitu kali...dia sahabat aku sejak SMA dan kebetulan kami ambil jurusan yang sama..cuma kemarin waktu ospek kami beda kelompok...."jelasku panjang lebar, seketika rasa heran di wajahnya pun sirna
"Oooohhhhh.....begitu..."ujarnya sambil mengangguk-anggukan kepalanya
"Vallery...panggil aja Val...."sahabatku menjulurkan tangannya pada Nata setelah aku menyikut bagian perutnya. Aku tahu pasti Val heran kenapa aku mau berteman dengan orang seperti Renata.
"Renata...tapi panggil aja aku Nata..."ujarnya menyambut uluran tangan Vallery tidak lupa pula dia tersenyum memperlihatkan gigi gingsulnya yang membuatnya makin manis.
Aku senang akhirnya aku bisa kenal dia lebih dekat lagi. Ternyata dia tidak secuek yang saya bayangkan. Dia sangat supel bahkan dengan Val pun dia cepat akrab. Aku sangat suka caranya memanggilku. Selama ini, orang lain selalu memanggilku Diah, tapi dia malah memanggilku Ade'. alasannya sebenarnya sangat masuk akal karena aku memang lebih muda dua tahu dari dia. Selain Val aku juga merasa nyambung dan sangat nyaman dengan dirinya.
Flash back off
Semenjak itu kami bertiga jadi sangat akrab. Awalnya dia sempat merasa risih dn tidak nyaman jalan bareng dengan kami. Alasannya yang pertama, katanya dia tidak pantas berteman dengan kami berdua dia terbiasa makan singkong kami terbiasa makan keju. Bahasa kasarnya dia miskin kami orang gedongan. Aku memang tahu bagaimana keadaan keluarganya soalnya kami sudah saling berbagi cerita tentang kehidupan kami. Tapi aku dan Val sama sekali tidak menilai persahabtan dari segi materi. Kemudian alasannya yang kedua, katanya dia risih dan tidak percaya diri kalau jalan bareng dengan kami soalnya kami cantik dan dia buruk rupa. Aku sama Val tertawa dan merasa lucu dengan alasannya, tidak sadarkah dia kalau dirinya itu mempunyai daya tarik, aura yang sangat kuat dan pesona yng tinggi. Aku dan Val pun memberinya banyak alasan sehingga pada akhirnya dia merasa nyaman dengan kami. Sejak saat itu, dia pun berani menganggap kami sebagai sahabatnya kemana-mana pun kami pergi bertiga. Kalaupun kami tidak jalan bersama, itu karena kami meiliki kesibukan masing-masing.
Perempuan tomboy yang menurut orang pendiam dan dingin banget namun sebenarnya memiliki kehangatan. Perempuaan si pemilik mata tajam yang mampu membuat nyali orang jadi ciut. Perempuan yang memilki senyuman maut mampu membuat orang melting dan salting. Perempuan yang mampu memberi rasa nyaman dan aman. Perempuan yang memberiku perasaan aneh bila bersamanya. Perempuan yang berhasil memaksa otakku untuk selalu memikirkannya. Perempuan yang membutaku selalu ingin tahu tentangnya. Permpuan yang berhasil mengalihkan perhatianku seutuhnya hanya untuknya.
Perempuan itu Renata........