"Aaahhhhhh........!!!!" teriakku sekeras mungkin meluapkan segala amarah yang telah membuncah. Seakan mengerti dengan kekesalanku burung-burung yang bertengger di tepi pantai pun terbang melambung tinggi ke awan. Dengan pemandangan yang tersaji aku berharap mampu meredam, meringankan gundah yang ku emban. Tanpa mempedulikan orang di sekitar yang memandangku dengan aneh aku kembali berteriak sekencang-kencangnya hingga tenggorokanku terasa sakit.
"Ta..aku tahu kamu masih mencintaiku kamu tidak bisa memungkiri itu !!"kalimat itu otomatis berputar secara berulang dalam benakku membuat kepalaku terasa pening.
Tidak puas kah dia dengan segala lara yang kutanggung selama ini..?? bila hanya berharap maaf dariku tanpa dia meminta pun aku telah memaafkannya. Tapi kenapa dia harus kembali merecoki hidupku ketika aku mulai belajar untuk bangkit lagi bahkan harus rela menuruti inginnya agar aku menjauh.Tidak mengerti kah dia betapa sulitnya aku melewati ini semua aku dengan segala perang batin, aku berusaha sekuat mungkin meskipun harus menanggung kelelahan hati. Dan saat aku mulai berusaha mengurai perasaanku terhadap dirinya mencoba membangun rasa ini kembali yang berhasil dia lululantahkan meski tanpanya namun dengan mudah dia mengacaukannya. Andai saja bisa ingin rasanya aku menghilang di muka bumi ini meski sejenak.
Aku tak jauh beda dengan para pria brengsek bila mengingat tingkahku padanya.. Tanpa memikirkan akibat kedepannya aku lebih memilih mengikuti egoku, seharusnya aku tidak membalas ciumannya seakan memberinya harapan aku bisa seperti dulu lagi. Seharusnya aku dengan tegas menolak kedatangannya. Namun aku terlalu munafik bila mengatakan aku tidak punya perasaan apapun terhadapnya. Sekarang aku hanya bisa menyalahkan diriku aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Secara tidak langsung aku menyakiti hati dua perempuan yang mempunyai kedudukan istimewa dalam hatiku. Seharusnya aku mampu bertahan darinya bila mengingat bagaimana dia menorehkan luka dalam hati ini. Aku terlalu lemah menampik kehadirannya rasanya pertahananku hampir runtuh tanpa memperdulikan bagaimana kerasnya usahaku untuk mematikan rasa ini. Aku tak lagi ingat bagaimana kecewaku saat aku harus menuruti keinginannya untuk menjauh darinya. Dan yang lebih parahnya lagi rasanya aku menjadi orang paling sadis di dunia ini takut kembali akan mengecewakan sosok yang selalu ada disampingku selama ini dia perempuan yang berani memberi cintanya tanpa mengharap balasan. Sementara aku terlalu tidak tahu diri hanya ingin menikmati cintanya namun belum mampu membalas seutuhnya..
***********************
Saat ini aku sedang berada di teras kamar Val memandang jauh ke langit dengan bintang yang masih setia menemani bulan yang tinggal separuh. Mataku tertuju pada bintang yang memiliki cahaya sangat terang di banding teman-temannya yang lain. Rasanya aku ingin berbicara banyak pada ibuku bahwa saat ini anak perempuannya butuh nasihat darinya namun aku sadar itu bukan lah hal yang mungkin lagi. Hanya lewat bintang itu aku merasa dekat dengan ibuku.
"Ta kamu kenapa..??" tanya Val setelah meletakkan kopi hitam kesukaanku di samping tempatku duduk menselonjorkan kaki
"Hmmm.." tanpa memalingkan muka aku teta fokus melihat bintang itu bercerita dalam hati betapa sesaknya perasaanku sekarang.
"Cerita saja...!!" tanpa melihat pun aku tahu kalau sekarang Val telah duduk disampingku
"Val...rasanya semua serba salah aku butuh saran..!!" pintaku dengan nada frustasi.meskipun kami sering bertengkar, berdebat namun saat ini hanya kepada val aku bisa berbagi apalagi Val memang telah mengetahui tentang kami bertiga
"Saran..??" ujarnya keheranan
"Andini tanpa kusangka mendatangiku dan aku tidak mengerti Diah tiba-tiba menjauhiku" aku mengingat kembali saat Andini yang tiba-tiba menciumku di kamar mandi dan di waktu yang hampir bersamaan entah kenapa Diah tiba-tiba bersikap aneh padaku. Aku berusaha meminta penjelasan namun dia hanya diam saja. Saat aku ingin bertemu dia akan memberi beribu alasan untuk menolakku
"Kok bisa...?? kalau Ka An aku ngerti mungkin dia sadar kalau ia mempunyai perasaan yang sama denganmu tapi dengan Diah bukannya kalian baik-baik saja malah makin mesra kan??" Val balik bertanya menatapku dengan pandangan menyelidik
"Ta..gimana aku bisa kasih saran sementara aku sendiri tidak mengerti duduk permasalahannya" protes Val saat aku masih terdiam
"Jangankan kamu Val aku sendiri bingung..terlebih tingkah Diah.." aku menyandarkan kepalaku di dinding kamar Val berusaha mengingat kesalahn apa yang aku perbuat hingga membuat Diah kembali menjaga jarak
"Gini deh..emang perasaan kamu ke mereka seperti apa?"
"Entahlah Val..aku masih bingung.."
"Bohong kalau aku mengatakan aku tahu apa yang kamu rasa saat ini tapi asal kamu tahu aku akan selalu ada disampingmu" aku membalikkan badanku menghadap ke Val saat mendengar ucapannya
"Jadi menurut kamu bagaimana Val aku harus pilih siapa??"
"Ta..aku tidak bisa menyuruhmu harus memilih siapa apalagi mereka berdua sangat penting buat aku. Ka An sepupu aku sementara Diah sahabat aku. Hanya ini yang bisa bantu kamu untuk nentuin siapa yang harus kamu pilih" aku melihat tangan Val yang menunjuk ke arah dadaku
"Aaahhhh...kenapa harus serumit ini sih" rutukku memegang kepalaku yang terasa berat
"Kamu sih so' keren jadi orang..atau kamu pake jampi-jampi ya?? sepertinya keisengan Val mulai muncul
"Maksudnya...??" tanyaku dengan muka sepolos mungkin
"Ya aku masih bingung aja kok perempuan secantik mereka bisa-bisanya mau sama kamu.." aku hampir saja menyemburkan kopi yang sementara kuminum mendengar ceracau Val
"Alah kamu iri kan atau jangan-jangan kamu cemburu??" dengan senyum jahil dan menaikkan sebelah alisku sukses membuat Val melihatku dengan sebel. Rasanya bercanda dengan Val mampu mengurangi kegalauan yang kualami saat ini
"Dih..GR banget sih" aku segera mengelak saat tahu dia berniat ingin menoyorku
"Thanks ya Val udah mau temenin aku" ucapku saat kami usai bersenda gurau
"Iyya..tapi ingat kataku Ta biarkan mata hati kamu ikut membantu kepada siapa kamu harus berlabuh"
"Iyya Val aku janji" ucapku merangkul pundaknya saat dia berdiri diampingku
"Ngomong-ngomong kamu tidak kesambet kan..?? tak kusangka ternyata seorang Val sudah dewasa sudah pintar mengeluarkan kata-kata bijak " aku mengacak rambut Val mnggodanya berusaha mencairkan suasana lebih tepatnya menghibur diriku sendiri
"Ish..apaan sih orang serius juga!!" dengan nada kesal dia merapikan kembali rambutnya sementara aku tersenyum berterimahkasih karena masih ada dia disampingku.
Menyadari aku sudah terlalu lama di rumah Val apalagi malam telah larut aku segera pamit untuk pulang namun karena malas mendengar kebawelan Val yang mengeluarkan segala macam alasan akhirnya dengan tidak terpaksa menginap di rumahnya. Aku yang belum mengantuk memtuskan untuk tetap berada di teras kamar Val menikmati heningnya malam meresapi segala ucapannya sementara dia telah terlelap dalam tidurnya. Merasakan semilir angin malam menghirup aroma khas malam dan menikmati alunan nada dalam keheningan malam memberiku ketenangan tersendiri di tambah dengan obrolan bersama Val rasanya beban pikiranku agak berkurang dan ada kelegaan yang amat sangat dalam jiwaku. Dan untuk hatiku tolong tuntun aku dengan matamu dan beri saran dengan suaramu apa yang pantas aku lakukan saat ini.