10

4.5K 270 28
                                    

Di part ini aku lagi  ga mood

so sorry kalo feelx ga' dapet

thanks be4 it...;)

Entah kenapa sejak mengetahui kalau Andini sudah memiliki kekasih, rasanya semangat hidupku udah ga'ada lagi. Aku jadi sulit memejamkan mata bawaannya ingat dia terus. Menelan makanan pun jadi terasa sulit. Konsentrasi jadi buyar, yang terbayang hanya senyumnya, cara dia bicara pokoknya segala hal tentang dia. Dan yang lebih parahnya lagi, dada ini terasa nyeri walau hanya membayangkan dirinya bersama Bagas. Aku tahu kalian pasti menganggap aku terlalu lebay , tapi mau gimana lagi memang itu yang kurasakan sekarang.

Jujur sebenarnya aku bingung, apakah sekarang aku sedang merasakan yang namanya jatuh cinta atau tidak. Apalagi aku benar-benar tidak tahu menahu apa yang dinamakan jatuh cinta. Orang bilang jatuh cinta itu berjuta rasanya, cinta itu masalah hati yang kadang tidak berpikir secara logika, cinta itu tentang kebahagiaan, cinta itu perlu perjuangan dan cinta itu tentang mencinta dan dicintai. Aku berpikir sekeras mungkin dan berusaha mencerna apa yang sedang terjadi denganku namun hasilnya nihil. Aku seprti orang yang terkungkung dalam rasa ini, semakin saya pikirkan aku semakin bingung dan merasa tersesat.

Kalau memang apa yang kurasakan ini yang dinamakan jatuh cinta, rasanya aku ingin menolaknya. Baru pertama kali merasakan yang namanya betul-betul jatuh cinta namun sudah membuatku lemah tak berdaya. Seandainya jatuh cinta bisa memilih, aku pasti tidak akan memilih jatuh cinta dengan dia yang sudah memiliki tambatan hati. Tapi apa daya jatuh cinta itu muncul dengan sendirinya dari dalam hati yang tidak tahu datangnya dari mana, kapan, dan dimana.

Malam ini aku memutuskan untuk keluar mecari udara segar, mungkin dengan begitu rasa yang sedang menyiksaku ini akan menguap atau setidaknya berkurang tertiup hembusan angin malam. Aku hanya mengikuti kemana langkah kakiku mengarah tanpa mengetahui arah dan tujuanku. Malam ini aku sengaja keluar tanpa mengajak Ade' dan Val, rasanya saat ini aku hanya ingin sendiri. Kuhentikan langkahku ketika mataku tertuju pada sebuah warung kopi yang berada di sudut jalan. Dari kejauhan, warung kopi itu meskipun sederhana tapi kelihatan nyaman. Dengan gontai, aku bergegas menuju warung kopi tersebut. Mungkin dengan secangkir kopi pahit akan membantuku melawan rasa yang menyesakkan ini.

Keputusan untuk nongkrong di warung kopi ini ternyata tidaklah terlalu buruk. Sambil menunggu kopi hitam yang ku pesan, Aku mengedarkan pandangan disekitarku melihat kebanyakan yang nongkrong dari kalangan muda dan kelihatan sangat asyik mengobrol. Bahkan beberapa diantara mereka yang mengajakku untuk bergabung. Meskipun aku seorang perempuan, namun bukan hal yang asing bagiku untuk nongkrong dengan laki-laki. Dulu, waktu masih dikampung aku memang kebanyakan bergaul dengan laki-laki dan sering nongkrong bareng. Bahkan bukan hanya kopi yang menemani kami kadang-kadang kalau berduit mereka akan patungan untuk beli minuman beralkohol.  Perasaan takut dan khawatir tentu saja ada, namun itu semua kembali ke diri masing-masing. Prinsipku selama kita baik dengan orang lain maka mereka pun akan baik dengan kita.

Setelah kopi pesananku datang, aku putuskan untuk bergabung dengan mereka. Sambil mendengar obrolan yang makin seru sesekali aku menyeruput kopiku sambil menhisap rokok yang terselip di tangan kiriku. Jangan heran, Aku memang merokok tapi bukan perokok yang sudah adktif. Rokok selama ini memang sudah jadi salah satu pelarianku. Ketika aku punya banyak masalah dan merasa tak sanggup lagi menanggungnya makan sebatang rokok akan menemaniku. Ya meskipun aku tahu kalau merokok itu merusak kesehatan tapi entahlah benda itu mampu menbuatku lebih rileks, tenang dan mampu meningkatkan moodku.

Setelah merasa terlalu lama nongkrong, kulirik jam yang ada di dinding warung sudah menunjukkan jam setengah dua. Aku memutuskan untuk pulang apalagi besok aku ada jadwal kuliah pagi. Setelah berpamitan kepada mereka yang sangat seru di ajak ngobrol aku segera bergegas pulang. Aku menghirup udara yang begitu segar sambil memejamkan mata. Kenikmatan suasana tengah malam yang hening dan sepi ini mampu membuatku merasa lebih damai tanapa mendengar suara hiruk pikuk yang memekakkan telinga. Aku berharap bisa setenang tengah malam tanpa memikirkan hari esok.

salah...saya sadar(gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang