Rasanya intensitas pertemuanku dengan Andini makin sering saja. Tuhan sepertinya telah memberi kemurahannya padaku. Seperti hari ini aku sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengannya lagi.
Hari ini kebetulan tidak ada praktikum hingga aku bisa pulang cepat. Aku terpaksa berlari-lari kecil menuju parkiran tempat motorku berada akibat terik matahari yang rasanya tinggal beberapa senti saja di atas kepala. Namun semuanya berasa adem, sejuk laksana menemukan oase dalam gersangnya gurun saat aku melihatnya. Ok..aku tahu itu terlalu berlebihan sejujurnya aku masih kegerahan setelah berlari-lari tadi..:). Dari jauh aku melihat orang yang buatku menggila sedang mengamati mobilnya. Karena merasa penasaran aku mengubah arah jalanku dengan langkah ragu aku memberanikan diri untuk menyapanya
"Hmmm....." cuma deheman yang bisa aku keluarkan, bawaannya gugup aja kalau dekat-dekat dia
"Eh...ha...Ta...." nadanya agak terkejut saat menoleh dan melihatku yang sudah berdiri tepat di belakangnya
"Mobilnya kenapa ka'....??"akhirnya aku bisa juga bersikap normal, aku ikut-ikutan melihat mesin mobilnya
"Oh ya Ta....emang kamu ngerti mesin....??? tanyanya kembali fokus pada mesin mobilnya. Seandainya aku ahli dalam mesin aku pasti dapat nilai plus darinya sayangnya aku tidak mengerti sama sekali
"Hmm....Tidak kak...hehehhehehe..." aku hanya cengengesan menggaruk tengkukku yang tidak gatal. Sudah kebiasaan untuk menutupi rasa malu. Jangan tanya kenapa aku tidak bersikap cool lagi, aku saja heran...padahal tadi maunya jaim.
"Lah...terus kenapa ikut lihat-lihat gitu...?? aku kira ngerti..." dia hanya tersenyum melihatku yang mungkin menurutnya konyol.
"Emang kakak ngerti.....??" aku balik menanyainya karena dari tadi dia sangat sibuk mengutak-atik mesinnya
"Tidak juga........" akhirnya dia menghentikan aktivitasnya
"Ohhh...Hhhmmm.." aku berusaha menahan tawaku, ternyata dari tadi dia hanya sok ngerti saja
"Kenapa senyum-senyum...??" ucapnya pura-pura marah sambil memonyongkan bibirnya, aish..bikin gemes aja
"Kakak llucu kaya' ikan koi....." aku menahan suaraku dan segera menutup mulutku tidak menyangka kalau bibir ini sudah berani mengeluarkan kata-kata di luar kontrolku
"Kamu bilang apa tadi....??" dia menatapku sekilas kemudian melihat jamnya
"Syukur..untung dia tidak dengar...." aku menghela nafas lega saat tahu kalau dia tidak mendengarnya
"Butuh tumpangan....pakai motor tapi....???" tawarku saat mengamatinya yang sesekali melihat jamnya . Itu artinya dia sebenarnya lagi buru-buru.
"Emang boleh....???" terukir senyum di bibirnya yang membuatku sepertinya makin meleleh di cuaca yang terik ini
"Ya boleh lah......mau kemana emangnya....??!!"
"Kebetulan kakak mau ke toko alat kesehatan mau beli keperluan lab gitu......tapi sepertinya bentar lagi tutup deh.." terdengar nada khawatir dalam ucapannya dan kembali melihat jam yang ada di pergelangan tangan sebelah kirinya
"Kalau gitu ayo....mumpung masih ada waktu..!!!" ajakku kemudian melangkahkan kakiku menuju motor yang tidak jauh dari tempat kami. Kulihat bayangnya mengikuti langkahku membuatku tersenyum kecil. Saat kami sampai di samping motorku, aku segera membuka sadel motorku untuk mengambil jaket yang memang sengaja kusimpan sebagai persiapan kalau seandainya cuaca lagi dingin. Kalau cuaca seperti ini dengan kemejaku saja sudah cukup
"Ini kakak pakai dulu....!!" aku segera menyerahkan jaketku padanya. Untung saja aku baru mencuci jaketku jadi aku PD menyuruhnya untuk memakainya karena pasti masih wangi. Dia segera mengenakan jaket yang kuberikan..hmm..terlihat kebesaran bahkan tangannya hampir tidak kelihatan membuatnya makin lucu.
