18

4K 235 7
                                    

Dulu aku sering menertawakan tingkah temanku yang menurutku sangat aneh saat mereka sedang jatuh cinta sepertinya aku telah kena karma. Andai saja mereka dapat melihat tingkahku sekarang aku yakin mereka akan balik menertawakanku bahkan mengejekku. Hanya karena dia menciumku itu pun cuma di pipi rasanya seperti saat aku kena demam malaria atau sepertinya lebih pantas di sebut demam malarindu rasanya seluruh badanku tiba-tiba saja terserang panas dingin. Sentuhan bibirnya yang begitu lembut meskipun hanya sekejap tapi itu sudah cukup buatku untuk tak bisa tidur. Kedengaran sangat berlebihan bukan...?? sungguh aku mencoba menjabarkan apa yang kurasa saat ini, dalam pikiranku banyak kata yang terangkai namun untuk melisankannya rasanya sangat susah. Bukannya aku tak mau berbagi, aku ingin membuat kalian mengerti dengan apa yang kurasa hanya saja aku tak bisa mengungkapkannya. Gila...aku betul-betul telah di mabuk kepayang oleh dirinya. Aku memang belum pernah merasakan yang namanya minuman beralkohol, namun dapat kupastikan sekeras apapun minuman beralkohol itu tak kan mampu mengalahkan kemabukanku akan dirinya.


Kalau selama ini aku masih berusaha untuk menepis apa yang kurasakan, memungkiri bahkan menolak yang namanya cinta sampai aku harus bersikap dingin padanya kali ini aku tak akan lagi membohongi diriku sendiri. . Aku tahu betul dengan siapa aku jatuh cinta, orang yang sudah mempunyai kekasih yang bila dibandingkan dengan diriku pastilah aku kalah telak. Namun itu bukan masalah besar buatku, akan kuusahakan hingga dia merasakan apa yang kuarasakan atau setidaknya dia aka kebingungan harus memilih siapa nantinya. Namun yang menjadi kendala besar sesungguhnya adalah mungkin dia akan menganggap atau bahkan melihat jijik padaku saat mengetahui ada perempuan nekat yang ingin menjadi kekasihnya. Baiklah mungkin aku terdengar egois tapi bukankah cinta butuh perjuangan...??? kalau memang dalam kasus ini aku yang harus berperan sebagai pejuang maka dengan rela kuterima gelar itu meskipun aku tahu kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi.

Ciuman darinya seakan racikan yang mampu meramu keberanian yang terselubung dalam diriku selama ini. Buktinya sejak kejadian itu aku tak lagi sungkan untuk mendekati ataupun sekedar menyapa saat berpapasan dengannya. Jujur saja aku sangat menikmati kegugupanku saat dekat dengannya, pandanganku yang rasanya enggan berpaling bila menatapnya, detak jantung yang seakan saling berlomba saat merasakan halus kulitnya. aku sungguh gila dibuatnya. Tapi tak mengapa aku gila asalkan dia sadar bahwa seseungguhnya dia lah obat termujarab untukku. Aku tahu saat ini kata-kataku sangatlah aneh, bukannya aku sok-sokan seperti para pujangga tapi semua keluar begitusaja. Aku yakin kalian yang pernah jatuh cinta pasti senyum-senyum sendiri saat mengingat diri kalian yang langsung jadi puitis...:)

Sepertinya usaha untuk mendekatinya sedikit demi sedikit telah membuahkan hasil. Keakraban diantara kami mulai terjalin bahkan aku tak lagi menghindar seperti dulu-dulu saat dia mengajak kami bertiga untuk jalan bareng. Bahkan akhir-akhir ini aku dan dia lebih sering jalan berdua mengingat Diah telah memiliki kesibukan sendiri yakni menjadi asisten lab sedangkan Val kadang lebih memilih jalan bareng dengan gebetannya. Sepertinya alam semesta pun ikut mendukung.

*************************************

"De' kamu yakin tidak ingin aku tungguin...??" aku memastikan keputusan Diah yang ngotot menyuruhku pulang duluan

"Iyya Ta yakin banget...lagian kamu kan tahu kalau asistensi pasti pulangnya sorean...." ujarnya meyakinkanku dan segera melangkahkan kakinya menuju laboratorium tempat dia asistensi

"Tapi De'.....!!" aku segera memegang lengannya membuat dia menghentikan langkahnya dan berbalik melihatku

"Ga ada tapi-tapian...ga usah khawatir nanti aku suruh supir jemput aku okey....!!" kemudian dia tersenyum melihatku namun aku merasa senyumannya tak seperi dulu seakan ada yang dia sembunyikan

"Baiklah....tapi kalau ada apa-apa hubungi aku ya...!!" ku elus rambutnya pelan sebagai bentuk perhatianku padanya sebelum bergegas meninggalkannya. Memang sejak Diah memutuskan untuk menjadi asisten lab jadwalnya makin padat hanya saja kadang aku merasa kalau dia sengaja menghindar dariku.

salah...saya sadar(gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang