Andini
Tahun ajaran baru akan segera dimulai itu berarti sebentar lagi kuliah. Padahal masih mau libur,iyya sebagai anak kesehatan liburan kami lebih sedikit dibanding jurusan lain. Apalagi aku masuk jadi salah satu anggota panitia ospek jadi aku tidak bisa menambah liburan. Sebenarnya aku tidak mau ikutan jadi panitia cuma teman aku memaksa ikutan apalagi katanya aku cukup nyeremin orangnya. Iyya aku Andini orang yang ga suka basa-basi,terkesan arogan dan 1 lagi kata teman aku senyumku mahal.
Sebagai panitia ospek mau tidak mau aku harus cepat-cepat berangkat ke kampus, tidak sabar juga pengen kerjain anak baru. Sesampai di kampus kulihat sudah ada beberapa panitia ospek yang telah menunggu di gerbang kampus menunggu para mahasiswa baru sambil menenteng jam dinding. Itu sudah jadi salah satu tradisi turun temurun jadi tidak bakalan ada mahasiswa baru yang akan lolos dari hukuman. Ah...sungguh licik mereka.
Lucu juga melihat mereka dengan pakaian dan dandanan yang aneh-aneh. Kasihan mereka baru sampai sudah kena hukuman tapi mau gimana lagi di moment inilah para senior bisa mengerjai habis-habisan para junior sekalian ajang balas dendam.
Berhubung baru hari pertama, maka mereka dibagi dalam beberapa kelompok dan akan didampingi oleh dua orang panitia. Ketika pembagian kelompok, aku dan Bagas ditugaskan bersama untuk mendampingi satu kelompok. Ah...senangnya bisa sama-sama dengan orang tersayang, yup aku dan Bagas adalah sepasang kekasih yang udah jalan beberapa bulan walaupun kami beda jurusan. Terima kasih untuk rekan-rekan panitia yang udah membuat kami satu tim..;)
Kuperhatikan satu persatu anggota kelompok yang akan kudampngi mereka beranggotakan tujuh orang terdiri dari tiga cowok dan empat cewek. Dasar mahasiswa baru, penampilan mereka masih culun dan penuh rasa ketakutan. Tapi ada satu orang yang menarik perhatianku, secara diam-diam kuperhatikan dari tadi dia hanya bengong saja. Dan bukannya aku ke GRan tapi aku merasa dari tadi dia hanya memperhatikanku tanpa memperdulikan apa yang sedang dibicarakan oleh Bagas. Untuk menghilangkan rasa canggung yang kurasa karena dari tadi dia masih memperhatikanku maka dengan sengaja kubentak mereka dan mengeluarkan kata-kata kasar agar aku terkesan galak. Kulirik dia sekilas tergurat rasa kecewa di wajahnya. Mungkin dia kecewa karena apa yang dia bayangkan tidak sesuai dengan kenyataan.
Setelah pembagian kelompok mereka di suruh untuk berkumpul di lapangan, tiba-tiba muncul ide usilku untuk mengerjai dia yang dari tadi memandangku. Dengan suara setengah membentak ku suruh dia untuk maju ke depan. Kulihat dia penuh kebingungan mungkin merasa heran kok tiba-tiba dipanggil kedepan. Sebenarnya aku hanya ingin tahu dia siapa tapi ga mungkin kan aku tanya secara baik-baik jadi tidak ada jalan lain selain mengerjai dia terlebih dahulu.
"Nama kamu siapa....?" tanyaku sambil menyilangkan tangan di daada,sengaja supaya terkesan galak
"Aku renata...."ucapnya yang masih kebingungan. Oh...namanya Renata, tidak cocok banget nama dengan dirinya. Sebagai perempuan menurutku dia sangat tomboy, kuperhatikan badannya kelihatan kekar. Bahkan kelihatn lebih laki dibanding teman kelompoknya yang cowok. Dia memang tidak cantik tapi sangat manis. Dia sangat natural tanpa make up, ditambah lagi dengan warna kulit yang coklat tapi bersih, hidung yang mancung, bibir yang tidak tebal dan juga tidak tipis, mata coklat pekat, rambut sebahu yang diikat ala kadarnya. Dan yang jadi favoritku adalah ketika dia tersenyum terlihat gigi gingsul dan lesung pipi yang hanya ada di bagian pipi sebelah kanannya membuat dia makin manis. Heran...baru kali ini aku memperhatikan seseorang dengan sangat mendetail apalagi seorang perempuan. Dengan Bagas pun aku tidak seperti ini yang nyata-nyatanya adalah pacarku sendiri.
"ngapain kamu dari tadi bengong,kamu pikir kamu siapa ha....!!!bentakku lagi, kasian juga dia kan sebenarnya tidak punya salah. Tapi siapa suruh sudah membuat saya penasaran
"Aa...aaa..ku ga ngapa-ngapain kak..."jawabnya kali ini dengan terbata-bata..Seseram itu kah saya sampai menjawab pun dia harus terbata-bata,batinku.
"Ok...sebagai hukumannya kamu harus nyanyi di depan semua teman-teman kamu.."kuserahkan toa kepadanya
"Ttt...t...ta...pi kak aku ga tahu nyanyi..."dengan wajah memelasnya dia menjawabku
Bodoh amat,kamu pikir aku akan luluh dengan melihat wajah memelasmu itu..hahahaha betapa jahatnya diriku ini. Setelah beradu mulut, sepertinya dia sadar kalau dari tadi semua mata tertuju pada kami dia pun mengambil toa yang dari tadi kusodorkan padanya. Dengan langkah gontai dia pun berjalan menuju tengah lapangan. Setelah diam beberapa saat, mungkin dia lagi memikirkan lagu apa yang akan dinyanyikan Aku pun sebenarnya penasaran dengan suaranya. Dengan penuh percaya diri dia pun menyanyikan soundtrack filmnya Doraemon. Tanpa sengaja aku pun tersenyum mendengar dia menyanyi, gila ini anak hebat juga baru sekarang ada orang yang mampu buat aku tersenyum meskipun kami belum kenal. Semoga saja dia tidak melihatku tersenyum.
Kegiatan Ospek hari ini sangat seru, banyak hal-hal yang lucu terjadi. Meskipun melelahkan tapi sangat seru. Tidak rugi aku ikut jadi panitia Ospek kali ini. Dan selama ospek meskipun aku satu tim dengan Bagas entah kenapa aku tidak terlalu memperdulikannya aku malah fokus dengan dia Renata.
Selama Ospek, begitu banyak tugas yang diberikan untuk semua para mahasisiwa baru. Awalnya semua lancar-lancar saja hingga peristiwa itu terjadi. Entah apa yang jadi masalahnya, kulihat dari jauh sepertinya sedang terjadi keributan di kelompokku. Aku pun melangkahkan kakiku secara tergesa-gesa menuju ke kelompokku. Setelah makin dekat, baru kuketahui ternyata Bagas dan Renata lagi adu mulut. Mereka berdua kelihatan sangat emosi, aku tidak menyangka Renata sangat berani melawan mengingat kedudukannya hanya sebagai junior apalagi ini masih dalam kegiatan Ospek. Kulihat seorang temannya menggenggam tangan Renata, mungkin tujuannya supaya tidak terbawa suasana. Namun spertinya itu tidak berpengaruh dengan Renata. Karena makin penasaran aku pun bertanya ke pada mereka
"Ada apa ini ribut-ribut...??"
"Tanya sama teman kamu...!!" ucapnya sambil berlalu. Aku sama sekali tidak menyangka dia akan seketus itu menjawabku, tidak mungkin dia akan marah seperti itu tanpa ada penyebabnya
Setelah dia meninggalkan kami, aku pun menyruh Bagas untuk menceritakan apa yang sebenarnya trjadi. Namun, kulihat Bagas sama sekali tidak bergeming dia kelihatan enggan untuk bercerita dia malah meninggalkanku. Aku pun makin penasaran, kemudian kutanya teman kelompoknya tuk mengorek informasi. Awalnya mereka takut utntuk bercerita tapi setelah kudesak hingga terkesan memaksa akhirnya mereka menceritakan semuanya. Setelah mendengar ceritanya, bukannya aku berpihak pada Bagas aku malah makin pensaran dan kagum dengan dia.
Entah dari mana dosen pembimbing dalam kegiatan ini mengetahui apa yang baru terjadi, tiba-tiba dia mengumpulkan kami di aula. Beliau kemudian menghimbau untuk tidak melakukan hal-hal seperti itu dan semacamnya. Beliau juga meminta utnuk selanjutnya kegiatan di lakukan di indoor saja. Setelah penyampaian tersebut, kulihat secara diam-diam Renata tersenyum penuh kemenangan pada bagas yang kelihatan sangat dongkol. Sepertinya perang dingin telah terjadi di antara mereka.
Sebagai kegiatan penutup ospek kali ini, para mahasiswa baru di tugaskan untuk mengmpulkan tanda tangan dari tema seangkatannya dan dari para panitia. Tujuan ini dilakukan supaya mereka lebih kenal sama lain.Namun diantara para mahasiswa baru yang lalulang sibuk meminta tanda tangan,kulihat satu orang dengan santainya masih duduk di tempatnya sesekali tersenyum melihat tingkah temannya. Ya..siapa lagi kalau bukan Renata. Untuk kesekalian kalinya aku ke GRan, lagi-lagi aku merasa kalau dia memperhatikanku. Untung ada temannya yang meminta tanda tangan,sehinnga aku bisa menutupi kalau sebenarnya aku salah tingkah dibuatnya. Setelah beberapa saat,aku masih penasaran apakah dia masih melihatku,segera kuarahkan pandanganku dan mata kami pun beradu untuk sekian detik sebelum dia buru-buru mengalihkan pandangannya. Ada apa dengan dia sebenarnya...Setelah melewati beberapa hari yang melelahkan, Ospek pun berakhir. Sangat lega rasanya,namun dilain pihak aku juga masih bertanya-tanya apakah aku akan bertemu lagi dengan Renata....Entah lah hanya Tuhan yang tahu....