Entah kenapa hari ini aku merasa sangat tidak bersemangat. Kulangkahkan kakiku dengan gontai menuju kantin yang berada di belakang kampus. Aku memang terbiasa datang ke kantin terlebih dahulu sebelum mengikuti mata kuliah hanya untuk menikmati kopi hitam tanpa gula. Kutuang kopi hitam yamg mengepulkan asap pertanda masih panas ke dalam piring kecil sedikit demi sedikit kemudian menyesapnya secara perlahan-lahan. Aku sadar beberapa pasang mata dari tadi melihat caraku menikmati kopi dengan pandangan heran, namun aku sama sekali tidak memperdulikan apa yang sekarang ada di dalam benak mereka. Yang jelas kopi hitam ini mampu membuatku lebih bersemangat lagi. Kopi hitam sudah bagian dari hidupku yang akan terasa ganjil bila sehari saja aku tak meneguknya. Ada yang beranggapan bahwa pandanganku terhadap kopi sangatlah berlebihan. Seandainya saja mereka mengerti dibalik secangkir kopi hitam ini terlalu banyak kenangan. Melalui secangkir kopi ini aku menyalurkan rasa rindu yang amat sangat serta bernostalgia semasa di kampung. Cita rasa dari secangkir kopi pahit ini bisa membuatku lebih rileks.
Ketika aku masih asyik menyesap kopiku yang tinggal stengah cangkir, tanpa kusadari Ade' sudah berada di sisiku sedangkan Val lebih memilih duduk di depanku.
"Nikmat banget sih minum kopinya..." sebelum meneguk kopiku Val sudah merebutnya duluan. Kebiasaan sekali anak ini selalu mengganggu ketenanganku
"Puiiihhhhh......ini kopi apa sambiloto sih pahit banget....." Val memuntahkan kopi yang baru saja di teguknya dan segera meminum air mineral yang ada di atas meja.
"Makanya jangan main minum saja, masa' kamu tidak tahu selera Nata seperti apa...!!"sekarang Ade' angkat bicara dan tersenyum melihat tingkah Val
"Iyya dech.....yang hafal semua kebiasaan Nata...." balas Val sambil memajukan bibirnya
"Val bibir udah seperti ikan koi gitu makin lucu deh...kebetulan di kostan ada akuarium kosong loh..." candaku yang berhasil membuat Val melepaskan cubitannya di bagian samping perutku.
"Auuuuu......bercanda kali Val.." sambil mengusap-usap perutku yang masih sakit. Gimana tidak sakit kalau cara cubitannya Val mengingatkan cubitan guruku semasa sekolah dulu. Kalian pernah merasakan di gigit semut hitam yang besar...?? seperti itulah kira-kira rasanya.
"De' saaakiitt......." rengekku pada Ade' sambil menyandarkan kepalaku di pundaknya dan tidak lupa pula memasang wajah yang kesakitan, kadang aku memang suka bermanja-manja sama Ade' meskipun dia lebih muda dari aku.
"Ya elah....badan aja yang kekar tapi manjanya minta ampun...." aku tahu Val hanya bercanda, kami memang sudah terbiasa saling mengejek seperti ini jadi tidak bakalan ada yang tersinggung
"kekar-kekar gini kan ttetap aja manusia yang masih bisa merasakan sakit..."balasku tidak mau kalah
"Sudah....sudah....kalian itu kalau ketemu ada saja yang jadi diperdebatkan...heran deh..giliran tidak ketemu saling cari...." keluar de kata-kata bijakny Ade' yang membuat kami berhenti berdebat. Lihat sendiri kan bagaiman dewasanya Ade'.
"Iyya kanjeng mami...." ucap aku dan Val hampir bersamaan sambil menundukkan kepala di depannya. Setelah itu kami bertiga ketawa terbahak-bahak. Mereka memang bisa kuanggap sebagai moodboosterku.
Ketika lagi seru-serunya bersenda gurau tiba-tiba Ade' memanggil nama seseorang yang sepertinya tidak asing bagiku
"Ka' Andini.....!!!" teriak Ade' sambil melambai-lambaikan tangannya ke seseorang
Kuarahkan pandanganku mengikuti lambaian tangan Ade', kulihat seorang perempuan dan laki-laki berjalan menuju tempat kami.
"loh...itu kan Andini tapi kok sama Bagas bukannya mereka beda jurusan ya.." gumamku dalam hati, begitu banyak pertanyaan yang bermunculan dalam benakku