Semoga part ini tetap menarik buat para reader...:)
Andini
Akhirnya punya waktu luang juga setelah mengikuti jadwal kuliah yang lagi padat-padatnya. Ku langkahkan kaki ku secara tergesa-gesa menuju gasebo yang ada di taman kampus. Gasebo ini telah lama ku jadikan sebagai tempat favoritku selama di kampus. Setiap ada kesempatan kupastikan diriku pergi kesini walau hanya sejenak. Sesekali ku pejamkan mataku menikmati angin yang sepoi-sepoi.
"Drt...drt...." ku rasakan getaran hp dalam saku celanakku menandakan ada pesan yang masuk
Aku terpaksa membuka mata ku yang tinggal beberapa watt, angin ini membuatku terlena sejenak dalam buaiannya. Setelah ku renggankan badanku, segera ku ambil Hpku dan melihat pesan masuk yang ternyata dari Bagas
"Sayang...kantin yuk, love you " aku tersenyum kecil membaca isi pesan dari Bagas, meskipun hanya kata-kata yang singkat dan sederhana aku merasa Bagas termasuk orang yang romantis. Bersamanya aku merasa bahagia. Jujur Bagas sangat pintar mengungkapkan rasa sayangnya lewat kata-kata bahkan terkesan gombal, tapi bukankah kebanyakan perempuan sangat senang kalau di puja dan di perlakukan bak seorang ratu. Meskipun begitu, bukan berarti rasa sayang yang dia punya hanya sekedar di bibir saja, aku sangat suka dengan tipe cowok yang seperti Bagas karena mampu merealisasikannya dalam dunia nyata. Menurutku cowok seperti itulah yang di katakan romantis.
Setelah membalas pesannya, aku kembali memejamkan mata. Rasanya sudah terlalu lama aku tak serileks dan senyaman ini. Sebagian beban yang ada di pundak menguap begitu saja. Untuk sementara aku tak ingin memikirkan segala masalah yang ku emban, aku hanya ingin menikmati moment yang sederhana ini.
Kurasakan seseorang telah duduk disampingku, aku tahu bahwa yang berada disampingku sekarang Bagas. Aku sudah menghapal wangi parfumnya yang beraroma woody. Aroma parfum yang telah memberi kesan tersendiri untuk dia, aroma parfumnya yang mampu membuatku merasa nyaman dan aman ketika berada disampingnya.
Sudah menjadi kebiasaan, setiap ketemu dia akan merangkulku dan tak lupa mencium keningku. Awal pacaran aku merasa canggung dengan perlakuannya. Dengan perlakuan yang seperti ini, aku merasa perempuan yang sangat beruntung di dunia ini. Aku merasa selalu diperhatikan dan sangat dicintai.
"Maaf ya udah buat kamu nunggu..." ujarnya dengan nada penuh penyesalan sambil merengkuh tanganku, lihatkan bagaimana aku tidak terbuai dengan segala perlakuannya.
"Ga' apa-apa kok.." aku tersenyum melihat matanya yang berbinar-binar senang mendengar jawabanku, aku memang sama sekali tidak merasa menunggunya sejak tadi aku menikmati suasana yang nyaman, tenang dan damai di tempat ini.
"Ayo...kamu pasti udah lapar..."dia beranjak dari tempat duduknya sambil mengulurkan tangannya. Aku pun menyambut uluran tangannya dan segera berdiri dari tempat dudukku. Kami tidak memerlukan waktu yang lama untuk sampai di kantin karena letaknya memang tidak terlalu jauh dari taman kampus.
Salah satu nilai tambah lagi buat Bagas yang menandakan bahwa dia betul-betul laki-laki idaman, dia selalu membukakan pintu untukku. Belum sempat kami memilih tempat duduk, kudengar ada yang memanggilku. Namun aku tidak peduli karena aku tidak terlalu yakin kalau yang di panggil itu aku.
"Ka' Andini....!!!" terdengar suara itu lebih keras, menambah keyakinanku kalau memang aku yang dipanggil. Ku edarkan pandanganku ke seluruh ruangan, hingga ku lihat seorang perempuan melambai-lambaikan tangannya.
"Ooohhh....ternyata yang memanggil aku dari tadi Diah to..." Kulihat Ardiah di temani oleh Val sepupu aku sendiri dan seorang teman lagi yang kelihatannya sama sekali tidak peduli dengan teriakan Ardiah