Prilly, milla, kevin dan icha mengantarkan mama dan papa prilly ke bandara. Setelah itu, mereka pergi ke sebuah pusat perbelanjaan
" abiiiiii " icha berlari menghampiri sosok yang tak asing untuknya
" hay kesayangan abi " ali menggendongnya dan tersenyum padanya
" abi, kok abi beberapa hari ini tidak main kerumah.. icha kan kangen sekali dengan abi " icha memeluk ali dengan posesif
" abi ada urusan sayang " sahut ali
" urusan sama aunty ghina ? " tanya nya polos
" iya sayang " jawab ali
" pokoknya, abi harus pergi sama icha hari ini " ucap icha manja
" iya sayang, tapi sama tante ghina ya " sahut ali
" icha mau nya sama umi " rajuk icha
" sayang.. aunty ghina nya kan juga kangen sama icha, jadi icha sekarang pergi nya sama aunty ghina ya " ucap prilly tersenyum
" terus bunda gimana ? " sahutnya lirih
" bunda kan sama aunty milla dan om kevin " ucap prilly sambil mengelus kepala icha
" yasudah, icha pergi dulu ya sama abi. bunda hati - hati pulangnya " sahut icha dan prilly hanya tersenyum sambil mengangguk
Prilly, milla dan kevin pergi ke sebuah caffe dan makan siang disana
" memang, kalau hanya dilihat seperti itu, kau bisa kenyang ? " tanya milla sambil memakan nasi goreng seafoodnya
" tanpa melihatnya saja, aku sudah kenyang " jawab prilly lirih
" sepertinya, ada yang kau pikirkan " ucap kevin sambil menaikan sebelah alisnya
" jangan di pendam sendiri " sahut milla
" sebenarnya, aku sedikit lirih melihat ali dan ghina " ucap prilly lirih
" kau itu cemburu pada nya " sahut milla
" entahlah.. aku sedikit menyesal karena telah menjalin hubungan lebih dahulu kepada al disaat aku sedang akbrab - akrabnya dengan ali " ucap prilly
" tak perlu disesalkan.. semua ini ada hikmah dan pelajarannya " sahut milla
" aku menyayangi seseorang yang akan mempunyai anak, benar - benar suatu kebodohan ! " ucap prilly
" kau itu.. bisa tidak tak menyalahkan keadaan ? semua yang terjadi takkan pernah kembali dan kau harus bangkit demi masa depan mu, demi orangtua, demi keluarga dan demi icha ! aku tak suka melihat mu berlarut - larut dalam kegalauan yang salah " sahut milla
" milla benar.. kau tak bisa seperti ini jika kau masih ingin menggapai cita - cita mu dan membahagiakan orangtua serta keluarga " sambung kevin
" ok.. mulai sekarang, aku tak boleh galau ! harus bangkit ! dan harus jadi prilly yang dulu ! " prilly menyemangati dirinya
" nah.. ini baru prilly yang ku kenal " milla mengelus pundak prilly dan prilly hanya tersenyum
Malam harinya, ali mengantarkan icha yang sudah tertidur dan menggendongnya ke kamar prilly
" sudah larut malam.. apa tak sebaiknya jika kau menginap dirumahku " ucap prilly
" hmm.. aku rasa belum begitu malam kok " sahut ali
" jam 11 malam kau bilang belum larut malam ? " prilly menaikan alisnya
" aku kan bawa mobil prill " sahut ali
" justru karena kau bawa mobil, aku khawatir dengan keselamatan mu ! jembatan merah itu lagi rawan penjahat " ucap prilly
" ok.. untuk malam ini, aku akan menginap dirumah mu " sahut ali
Ali tidur dikamar tamu, tepat disebelah kamar prilly
Hari ini adalah hari minggu.. Prilly, milla dan icha pun pergi berolahraga
" abi.. bangun abi.. " icha mengguncang - guncang badan ali
" abi masih ngantuk cha " ali menutupi seluruh badannya dengan selimut
" ihh abi ! masa kalah sih sama icha.. icha saja sudah berolahraga bersama umi dan aunty milla " ucap icha
" iya.. iya.. abi bangun " ali pun terbangun dari tidurnya
" tadinya icha mau cium abi, tapi abi belom mandi ! icha tidak mau kena iler abi " ucap icha
" memangnya siapa yang bilang abi tidurnya ngiler " ali memeluk icha dan mencium pipi icha dengan gemas
" abii ! abi kan masih bau " icha mengusap pipinya
" yasudah, abi mandi dulu ya " ucap ali
" icha tunggu diruang makan ya bi " sahut icha yang kemudian meninggalkan kamar
Ali yang sudah membersihkan badannya pun segera beranjak ke ruang makan
" akhirnya.. icha bisa sarapan bersama umi dan abi " ucap icha girang, ali dan prilly hanya tersenyum menatap icha yang duduk diantara mereka
" icha mau makan apa ? " tanya prilly
" icha mau roti bakar coklat keju nya umi " jawab icha
" prill, tanyain ali kali mau sarapan apa " ucap milla
" hmm... li, mau roti bakar rasa apa ? " tanya prilly
" seperti biasa saja prill " jawab ali
" seperti biasa ? sepertinya, sudah tak biasa semenjak kau tak kesini " ucap milla santai
" maksud mu ? " sahut ali bingung
" milla hanya mengigau, hiraukan saja " ucap prilly yang kemudian memberikan roti bakar coklatnya kepada ali
Mereka pun menghabiskan sarapan dengan segera karena kevin mengajak mereka pergi
Prilly, ali, kevin, milla dan icha mengunjungi suatu tempat yang berada di bogor. Sebuah tempat makan dengan disuguhi pemandangan pegunungan dan sawah yang membentang luas
" umi.. abi.. pemandangannya bagus sekali ya " ucap icha yang duduk dipangkuan ali
" iya.. icha suka dengan pemandangannya ? " sahut ali
" icha suka sekali dengan pemandangannya " ucap icha girang
" umi juga suka " sahut prilly yang duduk disamping ali
" umi kan suka nya sama abi " ucap icha polos
" icha.. jangan suka ngelantur deh " sahut prilly yang tersipu malu
" icha kan cuma mau umi sama abi bersatu lagi seperti dulu, yang selalu so sweet dan selalu perhatiin icha bersama " ucap icha
" icha.. umi sama abi kan lagi punya kesibukan yang berbeda, jadi kita tak bisa bersama untuk saat ini " sahut ali
" abi kan bilang kalau abi sibuk, tapi kenapa abi selalu bersama aunty ghina ? " ucap icha
" kesibukan abi itu bersama aunty ghina sayang " sahut ali sambil mengelus kepala icha dan icha hanya terdiam
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalau Jodoh Tak Akan Kemana
Random" Kalau Jodoh Tak Akan Kemana " Terdengar seperti sebuah kalimat klasik yang sudah sangat umum.. Tapi, apa jadinya jika seseorang tidak mempercayai itu ? " Bagaimana bisa orang yang sudah sekian lama tidak bertemu, akhirnya berjumpa kagi dengan cint...