Bismillahirrahmanirrahim.....
Happy Reading yaa^^
*
*
*
Pelajaran kedua adalah pelajaran sejarah yang gurunya nggak killer tapi nge-boringin abis. Alhasil seisi kelas justru tenggelam dalam imajinasi masing-masing. Tak lama kemudian bel istrirahat berbunyi. Mereka semua spontan berteriak, walaupun sebenarnya nggak punya rencana sama sekali untuk teriak, tapi karena alam bawah sadarlah yang merangsang reaksi mereka untuk meluapkan beban dan wabah 'kantuk' yang merajalela.
Alhasil murid-murid XI-Ipa 1 segera bangkit dari kursi mereka dan berbondong-bondong menuju kantin. "Yuk Intan, Lala, ke kantin." Dita menari tangan Intan dan Lala, lalu mereka bertiga berjalan beiringan menuju kantin. Dilihatnya kantin hari ini tidak seramai kemarin. Dita mengedarkan pandangannya dan mendapati Nara yang sedang membaca sebuah buku disalah satu meja kantin.
"Hai Ra!" Sapanya, "Sama siapa? Sama Reza ya?" Goda Dita ketika melihat dua buah gelas teh diatas meja.
Nara menutup novelnya. Ia menghela napas, "Reza lagi, Reza lagi!" Ucapnya kesal, "Aku sama Aini, tapi Dia lagi ke toilet."
"Hai, teman-teman...." Aini muncul dari belakang mereka. "Tumben nggak bareng Rian, Ta?" Tanya Aini.
"Tau deh teman kelas kamu, sibuk mulu!" Ucap Dita cemberut.
"Yang sabar si, itu udah resikonya punya pacar ketua osis!" Ujar Aini sambil cekikikan.
Sejak menjabat menjadi Ketua Osis beberapa hari yang lalu, Rian menjadi lebih sibuk dari biasanya. Alhasil waktunya banyak tersita oleh rapat-rapat yang harus dia jalani. Jadilah Dita galau karena hal ini. Seperti saat ini, Dia menumpahkan segala kegalauannya kepada yang lain. Dan kegalauan itu pada akahirnya berujung pada topik dengan judul 'Reza cinta Nara'.
Dita membicarakan tentang Reza yang sangat perhatian ke Nara. Mulai dari Reza mengirimi Nara message setiap malam, walupun nggak dibalas sama yang empunya HP. Dan akhirnya dialah yang menjadi korban karena Nara tak membalas pesan dari Reza. Terus Reza dengan sukarela mengantar Nara pulang. Sampai yang paling menghebohkan yaitu saat Reza pingsan dalam pelukan Nara. Dan yang terakhir Reza, ikutan Rohis. Dari semua premis-premis yang ada, Dita menarik satu kesimpulan yaitu Reza cinta sama seorang Aisyah Ayudia Inara.
"Lihat tuh, Reza tuh beneran suka sama kamu Nara!"
Intan yang sibuk makan Nasi gorengnya, mulai muak mendengar omongan Dita yang sebagian besarnya mengandung nama Reza.
"Alahh.... Percaya amat sama tipe cowok kaya gitu. Apalagi model-model Reza yang kalian tau sendirilah dia kaya gimana. Dari kelakuannya aja udah ketahuan, tuh cowok Cuma mau mainin kamu doang, Ra. Dia tuh Cuma berjuang diawal aja. Tapi pas udah dapet, udah deh. Dilepasin. Nggak mau dipertahanin." Intan yang sedang sensitif karena kedatangan tamu bulanan berkata panjang kali lebar. "Aku nggak bisa bayangin deh kalau kamu benar-benar pacaran sama dia. Aku nggak mau kamu di apa-apain sama tuh monyet mesum!!!"
"Hati-hati Tan, kalau ada yang dengar, bisa habis kamu sama Reza." Lala mencoba mengingatkan.
"Emang gue pikirin? Bodo amat, deh."
"Ra, aku tanya serius deh, kamu suka nggak sih sama Reza?" Dita kembali mengumbar pertanyaan sejenis yang selama ini pernah juga Ia ajukan ke Nara.
"Pacaran itu nggak boleh. Dalam salah satu hadist disebutkan bahwa 'janganlah kalian mendekati Zina' dan pacaran itu adalah awal dari perzinahan. Dan berapa kali sih aku harus bilang? aku nggak mau pacaran titik nggak pakai koma."
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TAK BERNAMA
SpiritualAisyah Ayudia Inara. Seorang gadis berumur 16 tahun yang dalam kesehariannya selalu menggunakan jilbab. Berbeda dengan sebagian besar gadis seumurannya yang selalu mendambakan seorang pacar, Nara justru sama sekali tidak pernah pacaran. Bukannya tid...