Hari ini anak basket SMAN 1 Mataram sedang melakukan latihan dalam rangka persiapan turnaman DBL yang tidak lama lagi akan dilaksanakan. Tim putra sudah terbentuk berbukan-bulan yang lalu. Sementara tim putri sepertinya mengalami sedikit perubahan dikarenakan seorang siswi mengundurkan diri karena faktor kesehatan. Akhirnya terpilihlah Dinda untuk mengisi kekosongan itu. Hal ini ditinjau dari riwayat hidup Dinda yang sejak SMP telah mengikuti berbagai macam perlombaan. Sehingga menurut Pak Haris selaku pelatih basket Adinda cocok untuk dimasukkan ke dalam tim basketnya.
"Adinda selamat bergabung dengan tim basket putri SMAN 1 Mataram."
"Iya, terimakasih telah menerima saya, Pak. Saya akan memberikan yang terbaik yang saya bisa."
Tim basket putra ataupun putri menyambut kedatangan Dinda dengan baik, dibuktikan dengan tepuk tangan meriah saat dinda selesai memperkenalkan diri. Usai perkenalan singkat, latihan pun dimulai dengan pemanasan seperti biasa.
Adapaun materi untuk latihan hari ini adalah pematangan teknik dan skill, mulai dari lay up, rebound, press, blocking, passing, shooting, dan teknik lainnya. Hingga latihan ditutup dengan simulasi pertandingan.
"Pritt....pritt... Oke baiklah, semuanya kumpul." Perintah Pak Haris dan tanpa harus mengulang perintah, anak anak basket telah berkumpul. "Latihan kita hari ini selesai. Kita tutup dengan do'a, semoga Allah selalu mempermudah langkah kita. Berdo'a menurut kepercayaan masing-masing."
Dalam sekejap semua menundukkan kepala untuk berdo'a.
***
"Oh ya Reza, tolong kamu masukin bola ke gedung."
"Baik, Pak." Cowok itu mengangguk dengan patuh.
Siswa-siswi perlahan mulai meninggalkan sekolah, bukan hanya dari ekskul basket tetapi dari ekskul lainnya. Dalam beberapa menit sekolah terlihat sepi, tapi berbeda dengan pemandangan di dekat gudang sekolah. Disana, ada Bayu yang sedang mendendangkan sebuah lagu, Bagas sedang asyik makan sambil main kartu dengan Angga, dan Arya menyesap sebatang rokok.
"Masih nongkrong aja, kalian nggak pada pulang?" Reza datang dan menghentikan aktivitas teman-temannya.
"Masih PW nih bro." jawab Bayu.
"PW apaan, Yu?" Bagas mengerutkan keningnya yang berlemak.
"Posisi Weeenakk. Lo gitu aja nggak tahu. Malu-maluin rombongan aja!"
"Eh Za, gue denger-denger tadi malam lo pergi ngapel ke rumah Nara?" celetuk Angga.
"Ngapel apaan? Yang ada gue di usir sama abby nya kalau nggak beralasan belajar."
"Haaha... Sadis banget nasib lo. Nggak pernah PDKT, tapi sekali PDKT langsung begini," Ledek Bayu.
"Itu namanya perjuangan bro!"
"Berjuang sepenuh hati, tapi tak dihargai. Mungkin udah saatnya lo berhenti." Ucap Arya dengan bijaksana.
Reza terlihat berpikir dan mengernyitkan dahi ketika Bayu menyanyikan sebuah lagu yang terdengar seperti mengejek dirinya.
Kupasrahkan hatiku
Takdirkan menjawabnya
Jika aku bukan jalanmu
Kuberhenti mengharapkanmu
Jika aku memang tercipta untukmu
Ku kan memiliki mu
Jodoh pasti bertemu.
"Takdirkan menjawabnya." Lirih Reza dan kemudian tersenyum ke teman-temannya, "Ya udah gue ke depan dulu ya." Pamit cowok itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TAK BERNAMA
EspiritualAisyah Ayudia Inara. Seorang gadis berumur 16 tahun yang dalam kesehariannya selalu menggunakan jilbab. Berbeda dengan sebagian besar gadis seumurannya yang selalu mendambakan seorang pacar, Nara justru sama sekali tidak pernah pacaran. Bukannya tid...