Part 31

4.5K 199 32
                                    

"Wahai para generasi muda ..." Bayu masuk ke kelas XI Ipa 3 dengan satu buku digulung di tangan kirinya yang digunakan sebagai mic dan tangan kanan direntangkan. Sontak, perhatian semua murid yang masih tersisa di kelas tertuju kepadanya.

"A-ha-a-ha ..." Kemudian disambung Angga mengikuti penyanyi asli dari lagu tersebut sambil membawa sebuah sapu sebagai gitar.

"Tahukah siapa musuh kita ..."

"A-ha-a-ha ..."

"Pak suripto, Bu Nurtropika dan guru-guru yang berbahaya."

"Bermacam-macam jenis guru (A-ha-a-ha). Yang berupa galak, killer dan kejam (A-ha-a-ha). Ketahuilah, waspadailah jangan sampai kau kena marahnya."

Nyanyian itu terus berlanjut. Beberapa dari mereka bahkan cekikan melihat aksi konyol Bayu dan Angga. Kehadiran dua orang itu membuat suasana kelas hidup kembali setelah tadi mati suri karena pelajaran matematika yang mereka lalui.

"Kalau di dengar Bu Nur, habis kalian." Celutuk Aini ditengah hingar-bingar itu. Baik Bayu maupun Angga, mereka berdua sama-sama terdiam, saling pandang-pandangan. Lalu mata mereka tertuju ke Aini, "Suka-suka kita."

Mereka kembali tertawa riang sambil menyayikan lagu yang baru. "Suka-suka ... nyanyi di kelas orang."

Sebelum kegilaan mereka berlanjut, Arya yang sedikit lebih waras segera menghentikan aksi itu. Ia melempar sebuah buku ke arah Bayu dan berhasil mengenai kepala cowok itu. Cara ini ampuh untuk membungkam mulut mereka. Terbukti saat ini mereka berjalan ke tempat duduk Reza dan Arya tanpa harus mengeluarkan nyanyian yang bisa saja menurunkan harga jual lagu tersebut.

"Duh adek jangan ditimpuk pakai kertas dong bang, sekalian pakai cinta aja!" Keluh Bayu sok manja yang membuat cewek-cewek jadi illfeel.

"Sini gue timpuk pakai badan gue!" Bagas segera bangkit dari tempat duduknya. Bayu lantas menghindar dan mendorong tubuh gempal itu, "Sial, bisa kempes gue! Tolong adek, abang Eja."

"Pliss, gue masih normal." Sergah Reza menepis tangan Bayu yang hendak merangkulnya.

"Awas nanti ada yang cemburu Bay." Celetuk Angga.

"Gak ada Dinda kok, jadi lo bisa selingkuh dulu sama gue."

Reza bergedik ngeri seraya berkata, "sepertinya lo kehabisan obat!" Ia berdesis kemudian berdiri dan hendak pergi.

"Mau kemana? Ke Bibi seksi yuk!" Ajak Arya. Tentu saja ajakan itu membuat temannya yang lain sumringah. Pasalnya warung Bibi seksi adalah tempat ternyaman untuk mereka yang bolos atau hanya sekedar menghisap sepotong rokok.

Reza diam sejenak, mengamati temannya yang sedang bersemangat. "Mau ke perpus," jawab Reza santai dan berhasil membuat yang lainnya mematung seketika. Mereka saling bertukar pandang, lalu serentak memandang Reza dengan tatapan horor.

Reza mengerutkan kening, "kenapa?"

"Sepertinya lo yang kehabisan obat jiwa, Za," ucap Bayu sambil memincingkan matanya.

"Ada yang salah?" Tanya Reza.

"Tumben-tumbenan lo mau ke perpus," kali ini Angga yang bersuara.

Reza menghela napas, menunduk sebentar. "Kalian gak bosen gini terus, hah?" mengangkat kepalanya seraya memandang sahabatnya satu per satu. Mereka diam. Saling melirik satu sama lain.

"Gue bosen," lanjut Reza. "Kita lari dari masalah dengan membuat masalah yang lain. Kita meluapkan segala kekesalan melalui sebatang rokok, tapi setelah itu apa yang kita dapatkan? Apa? Gak ada. Karena situasi yang kita hadapi tetap sama."

CINTA TAK BERNAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang