"Soojung."
Jongin membereskan semua peralatan tulisnya dan buru-buru menghampiri Soojung yang sudah berada di ambang pintu. Soojung sendiri seperti enggan menyahuti pemuda itu.
"Hei," Soojung tergerak untuk berbalik saat lengannya diraih oleh Jongin. "Bukankah aku sudah memanggilmu, kenapa mengabaikanku?" tanya Jongin kesal.
"Lepaskan aku, Kim Jongin. Semua melihat kita," perintah Soojung sambil berusaha menyingkirkan genggaman tangan Jongin dari lengannya.
"Biar saja," tukas Jongin segera. Pemuda itu terlihat santai sekali, mengabaikan semua tatapan yang mengarah padanya. Jongin sudah biasa, dia sudah biasa jadi pusat perhatian. Jadi, dia tidak merasa canggung maupun aneh.
"Kuantar pulang, ya?" tawar Jongin kesekian kalinya. Mungkin sudah lebih dari seminggu ini dia menawari Soojung tumpangan. Tetapi, jawaban gadis itu selalu sama.
"Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri."
Nah, kan untuk kesekian kalinya juga gadis itu menolak ajakannya. Dengan cara yang sama, mempermalukan Jongin di depan kelasnya. Oh, ayolah semua juga tahu kalau tidak ada yang mampu menolak ajakan Jongin. Dan Soojung baru saja melakukannya.
"Tapi kan...."
"Tidak ada urusan lagi, kan?" potong Soojung cepat. Dia sudah malas berlama-lama menanggapi Jongin. "Aku duluan," pamit gadis itu seraya menjauh pergi.
Jongin mendengus kesal karenanya. Bisa-bisanya gadis buruk rupa itu menolak Jongin. Sudah untung Jongin mau mengajaknya. Jika bukan karena taruhan bodoh itu, Jongin juga tidak mau melakukannya. Kekesalan Jongin mencapai ubun-ubun ketika mendengar kasak-kusuk dibelakangnya. Ada yang mengasihani dirinya, dan ada yang mencemooh dirinya juga. Sial, jika begini terus kredibilitasnya sebagai cassanova kelas kakap akan turun. Dan kharismanya akan melebur dan berakhir lenyap. Sungguh, ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.
O0O
Soojung menatap bangunan megah di hadapannya dengan pandangan datar. Gadis itu menarik napasnya dalam-dalam sebelum mulai memasuki bangunan itu. Ketika menginjak langkah yang pertama, Soojung mendongakkan kepalanya ke atas. Kesan angkuh menguar begitu saja dari dalam dirinya. Ada kharisma yang begitu kuat di setiap langkahnya.
"Selamat datang, nona muda." Belasan pelayan menyambutnya begitu Soojung memasuki pintu utama bangunan tadi. Yah, benar itu adalah rumah Jung Soojung, kediaman keluarganya.
Masih dengan sikap angkuhnya Soojung kembali melangkah. Memberikan tas gendongnya pada pelayang yang dilewatinya dengan begitu santai. Gadis itu bahkan melepas kepang rambutnya, membuat surai hitamnya terurai indah. Untuk penutupan, Soojung melepas kacamatanya dan menyerahkan kepada pelayannya yang lain.
"Di mana Jinri?" tanya Soojung sebelum kakinya melangkah menaiki tangga.
"Dia belum pulang, nona. Mungkin sebentar lagi," jawab salah seorang pelayan paruh baya dengan nada teramat sopan.
"Baiklah. Suruh dia segera ke kamarku jika sudah pulang. Aku perlu sedikit bantuan untuk persiapan makan malam nanti," perintah Soojung dengan tegas diiringi oleh anggukan sang pelayan.
Setelah menaiki sekitar 20 anak tangga dan melewati 10 kamar, Soojung akhirnya tiba di kamarnya. Tanpa melepas seragam yang dikenakannya, gadis itu segera saja melemparkan tubuh rampingnya ke kasur empuknya. Soojung menutup kedua matanya sambil bernapas dalam-dalam. Akhirnya, setelah 8 jam berada di sekolah Soojung bisa kembali ke kamarnya, ke kehidupannya yang sebenarnya.
Soojung tersenyum dalam posisi releksnya. Ingatannya kembali pada sosok Jongin yang terlihat kesal saat dia menolak ajakan pemuda itu. Sungguh, pemandangan yang begitu menghibur. Tiba-tiba saja memorinya meloncat sembarangan, menuju memori dimana Jongin sangat menikmati makan siangnya. Sesekali pemuda itu bahkan memuji makanan yang dia makan. Dan itu benar-benar membuat Soojung sedikit senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Your Love
FanfictionKim Jongin terlibat dalam sebuah taruhan dengan teman-temannya. Sederhana sebenarnya, cukup membuat seorang gadis jatuh hati padanya. Naasnya, Jongin harus memikat hati gadis yang jauh dari kriteria idamannya. Gadis bermata empat dan berkepang dua...