"Kalau kau menyerah, maka aku akan bergerak. Aku akan mulai memperjuangkan perasaanku mulai sekarang. Tidak seperti dirimu, aku tidak akan menyerah soal Soojung mulai sekarang."
Jongin mengerjapkan kedua kelopak matanya. Ditatapnya Luhan begitu tajam. Mencoba mencari keseriusan dari lelaki itu. "Kau menyukai Soojung?" tanya Jongin penasaran.
Luhan hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Jongin. Pemuda itu mengembuskan napas pelan sebelum mulai membuka suara. Memberikan jawaban yang ingin didengar oleh Jongin. "Aku mencintainya, Kim Jongin. Sejak dulu. Dan tidak ada yang mengalahkan perasaanku yang murni ini."
.
.
.
.
Perkataan Luhan beberapa waktu yang lalu sangat mengganggu Jongin. Pemuda berkulit tan itu masih berada dalam masa gundah gulananya akibat sang pujaan hati tenyata sudah bertunangan dengan lelaki lain. Sialnya, orang itu adalah Oh Sehun, sahabat Jongin sendiri. Dan peluang Jongin untuk mempertahankan Soojung sangat kecil. Mengingat gadis itu sudah kecewa kepadanya dan juga mengingat bahwa Sehun adalah cinta pertama Soojung. Jongin yakin sekali pasti mudah untuk Soojung menerima Sehun. Tetapi, pernyataan perasaan Luhan benar-benar mencengangkan. Pemuda itu bahkan dengan tegas membanggakan perasannya untuk Soojung. seolah tengah menyindir Jongin yang tidak berani berjuang.
Bukan. Bukan karena Jongin pengecut. Dia hanya terlalu takut menyakiti hati Soojung sekali lagi.
"Apa yang sedang kau pikirkan, Kim Jongin?"
Jongin tersentak saat merasakan seseorang menepuk pundaknya. Keningnya mengerut begitu menyadari siapa pelakunya. Dia Xi Luhan. Pemuda bermata rusa itu menatap Jongin dengan pandangan mengejek. Seringaian kecil juga tidak lekang dari wajahnya. Jika ditilik kembali, Jongin mengira bahwa pemuda yang satu ini tengah merencanakan sesuatu yang beresiko dan berbahaya.
"Masih ada waktu 30 menit lagi sebelum acara dimulai," gumam Luhan sambil mengecek jam tangannya. Pemuda itu lantas memasukkan telapak tangan ke dalam saku celana. Memandang lurus kepada Jongin seolah menantang. "Kutanyakan sekali lagi kepadamu, Kim Jongin. Apakah kau berniat untuk melepaskan Soojung dan sama sekali tidak memperjuangkan perasaanmu?"
Jongin membatu saat mendengar pertanyaan Luhan. Sekali lagi Luhan menanyakan hal itu. Dan Jongin rasa ini adalah pertanyaan Luhan yang terakhir kali.
"Jika kau masih ingin melepaskan Soojung, maka aku akan merenggut Soojung. Sudah kubilang bukan jika aku menyukainya," ungkap Luhan dengan pandangan meremehkan. "Dan aku tidak sepengecut dirimu," katanya lagi.
Jongin meresapi kata-kata Luhan. Baik-baik dia memikirkan resiko untuk tetap mempertahankan Soojung. Luhan benar, seharusnya dia tidak menyerah. Seharusnya Jongin berjuang untuk mendapatkan Soojung kembali. Sayang semua sudah terlambat. Jongin tidak mampu memutar waktu untuk mecegah semua yang akan terjadi nanti. Sebentar lagi Soojung akan resmi bertunangan dengan Oh Sehun.
"Tidak ada kesempatan lagi, Lu. Meski aku ingin," ucap Jongin. Membuat Luhan mendecih malas.
"Bagaimana jika aku mengatakan bahwa masih ada satu kesempatan untukmu, Kim Jongin?"
Jongin memandang Luhan lekat. Menantikan apa yang akan Luhan katakan.
"Bawa lari Soojung, atau aku yang akan membawanya lari."
O0O
Soojung duduk di sebelah bangku depan sebuah mobil dengan gelisah. Berkali-kali gadis itu menatap ke luar jendela. Mencoba mencari sosok Luhan yang seharusnya sudah segera tiba. Soojung jadi meragukan apa yang dijanjikan Luhan. Pemuda itu menjanjikan untuk membantunya terlepas dari Sehun dengan memawanya kabur. Tetapi, pemuda itu tidak terlihat semenjak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Your Love
FanfictionKim Jongin terlibat dalam sebuah taruhan dengan teman-temannya. Sederhana sebenarnya, cukup membuat seorang gadis jatuh hati padanya. Naasnya, Jongin harus memikat hati gadis yang jauh dari kriteria idamannya. Gadis bermata empat dan berkepang dua...