Tired

7.5K 800 69
                                    

Aku lelah. Benar-benar lelah.

Soojung memperhatikan pantulan dirinya di cermin yang terpasang di pintu lokernya. Dirinya yang sekarang terlihat begitu mengenaskan. Dengan kedua kantung mata mengerikan dan terlihat bengkak. Baiklah, salahkan semua ini pada Oh Sehun. Sedikit banyak tunangannya itu ikut andil menjadi penyebab kondisinya berubah semengerikan ini. Untung saja dia mengenakan kacamata di sekolah. Setidaknya kacamatanya bisa sedikit mengaburkan kondisi Soojung yang mengenaskan.

Soojung menghembuskan napasnya pelan. Mengingat Oh Sehun membuat dadanya kembali sesak. Soojung sudah sering mendapat perlakuan kasar dan dingin dari pemuda itu. Bahkan dia menjadi kebal karenanya. Tetapi, kali ini lain. Jika biasanya Soojung tidak peduli dengan semua sikap Sehun, kali ini gadis itu tidak bisa untuk tidak peduli. Menurutnya Sehun sudah cukup keterlaluan. Bisa-bisanya pemuda itu membuat Soojung melayang lalu menghempaskan dirinya begitu saja. Yah, Soojung tahu sih jika Sehun memang suka menyiksanya seperti ini. Tapi, semua orang punya batas toleransi kesabaran. Dan Soojung sudah lelah untuk bersabar.

Jadi, haruskah dia menyerah saja? Lalu melepaskan Sehun sesuai kemauan pemuda itu?

"Hai, Soojungie."

Soojung nyaris tidak menoleh saat seseorang menyapanya hangat. Gadis itu juga tidak terlalu terganggu ketika orang itu merangkul bahunya sok akrab. Bukannya tidak merasa terganggu, sih. Soojung hanya sudah terlalu terbiasa. Dia juga sudah lelah melarang, toh tidak berguna. Kim Jongin kan bebal untuk dinasehati.

"Kau suka sekali melamun, sih?" Jongin mendekatkan wajahnya dan mengamati Soojung. Berharap gadis itu segera meresponnya.

Tuk.

Soojung mendorong kening Jongin menggunakan jari telunjuknya, "Jangan dekat-dekat," kata gadis itu dengan raut datar.

Jongin terkekeh kecil, "Kenapa? Kau salah tingkah, ya?" goda Jongin sambil mencolek dagu Soojung. Membuat Soojung merasa risih dan tersipu secara bersamaan.

Tersipu? Soojung bergidik sendiri. Kenapa juga dia harus tersipu saat menerima perlakuan Jongin yang terkesan melecehkan. Terlalu bersama pemuda itu membuat otaknya benar-benar sedikit konslet.

"Jangan bicara yang aneh-aneh, bodoh," dengus Soojung pelan. Tetapi tak lantas membuat Jongin tersinggung. Jongin malah merasa senang. Baginya semua umpatan Soojung terdengar menggemaskan.

Soojung berniat berbalik dan segera bergegas menuju ke kelasnya, sebelum pelajaran pertama dimulai. Tetapi, langkahnya terhenti saat melihat sosok jangkung tengah berdiri tak jauh dari tempatnya. Sosok itu terdiam dan memandang Soojung dengan kedua mata elangnya yang begitu tajam. Soojung segera memalingkan muka. Sebelum lebih merasa terintimidasi lagi, dia memilih untuk pergi.

"Yak, Jung Soojung," Jongin berseru untuk memanggil nama Soojung. Tetapi, panggilan Jongin dihiraukan. Gadis itu sama sekali tidak menoleh.

"Kau sepertinya serius sekali kali ini, Jong?"

Jongin yang tadinya sedang memandangi sosok Soojung yang menjauh pergi akhirnya menoleh.

"Apa kau begitu tertarik dengan mobilku?"

Entah kenapa Jongin merasa tidak suka mendengarnya. Telapak tangan Jongin mengepal begitu saja. Mulutnya terkatup rapat. Ada pancaran emosi dari kedua irisnya. Jongin merasa kalau pertanyaan itu sedikit merendahkan. Tetapi, bukan Jongin namanya kalau tidak bisa membalas.

"Sebenarnya, mobilmu itu tidak terlalu menarik. Aku bahkan bisa dapat yang seperti itu hingga 10 biji, Oh Sehun," kata Jongin santai dan terkesan mengejek.

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang