Side Story: About Us

7K 288 18
                                    

Original Story by Lee-jungjung |

Cast : Xi Luhan, Jung Soojung, & Oh Sehun |

Length : Ficlet | Genre : Romance, Hurt, Angst | Rating: G


"Apa tidak cukup dengan membunuh putraku?"


Tubuh Luhan bergetar saat mendengar bentakan yang ditujukan kepadanya. Kedua matanya memejam erat. Tangannya mengepal menahan sakit akibat betis yang dipukuli menggunakan rotan semenjak tadi.

"Jawab aku!" suara bentakan kembali terdengar. "Apa kali ini kau mau membunuh cucuku? Apa putraku saja tidak cukup bagimu?"

Luhan mengigit bibirnya. Menahan cairan bening yang terbendung di pelupuk mata. Batinnya terus menyuarakan agar dirinya tetap kuat. Ini demi ibunya. Demi ibu dan juga pesan terakhir mendiang ayahnya.

.

.

.

"Ayah, hentikan! Kau menyakitinya!"

Suara pembelaan untuknya terdengar. Perlahan Luhan membuka mata. Mencoba mengetahui siapa penolong yang berbaik hati mendekapnya dan melindungi dirinya. "Kalau ayah melukainya, sama saja ayah melukai Jaehan hyung!"

"Tapi, karena dia Jaehan pergi meninggalkan kita! Hanya untuk membawa anak sialan ini tinggal bersama kita, nyawa Jaehan menjadi taruhannya!"

Luhan kembali memejamkan mata. Kembali dia mengingat hari di mana dia memasuki rumah ini untuk pertama kali. Hari yang sama ketika pemakaman sang ayah berlangsung. Sang ayah yang meninggal akibat kecelakaan saat ingin menghampiri dirinya yang masih tinggal bersama sang ibu di Beijing.

"Tapi, bukan berarti ayah bisa menghukum Luhan seperti ini. Ini bukan kesalahannya. Ini takdir."

"Terserah apa katamu, Daehun. Tapi, jangan pernah berharap aku akan menerimanya dalam keluarga ini!"

Brak.

Suara bantingan pintu mengakhiri penyiksaan Luhan hari ini. Ada sedikit rasa lega yang menelusup ke batin Luhan. Dia bahkan sempat berharap bahwa sang kakek tidak akan lagi keluar dari ruangannya. Luhan tidak mau bertemu dengannya lagi.

"Paman, terima kasih," ucap Luhan lirih membuat Daehun tersenyum samar ke arahnya. Ada perasaan perih saat melihat putra sang kakak diperlakukan buruk oleh ayahnya. Tetapi, Daehun bisa apa? Pendapat sang ayah mutlak di dalam rumah ini. Sudah beruntung dia mengijinkan Luhan tinggal di sini.

"Maaf, karena membuat Sehun terluka," ujar Luhan lagi.

"Ini bukan salahmu, Luhan," kata Daehun sedikit berjongkok, menyejajarkan diri dengan Luhan. "Jatuh saat memanjat pohon itu wajar. Jangan terlalu dipikirkan."

Luhan mengangguk mengerti. Dalam hati dia sangat bersyukur memiliki Daehun di sisinya. Mungkin Daehun bukanlah ayah kandungnya, tetapi Luhan mampu merasakan kasih sayang seorang ayah dari diri Daehun.


Pertemuan pertama, senyuman yang begitu memikat hati.


Suara hingar-bingar itu tak luput dari pendengaran Luhan. Suaranya cukup mengganggu, tetapi malah membuatnya semakin ingin tahu. Ingin sekali Luhan masuk ke sana dan mengikuti acara perayaan ulang tahun Sehun yang ke-7. Sayang, sang kakek tidak memperkenankan Luhan untuk bergabung. Alhasil, Luhan berada di sini, di kebun belakang rumah dan hanya mampu memperhatikan pesta di dalam rumah dari luar.

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang