Tutor

7.4K 766 46
                                    

Jongin memanfaatkan kesempatan untuk semakin dekat dengan Soojung. Kalau Soojung?

Soojung mencoba untuk memecah kerumunan yang ada di depannya. Gadis itu berniat untuk melihat hasil ujian tengah semesternya, seperti yang dilakukan siswa lainnya. Dia ingin melihat bagaimana peringkatnya saat ini. Karena yang bisa dibanggakannya hanyalah nilai. Ingat bukan, kalau penampilannya saat di sekolah sangat tidak layak untuk dibanggakan?

Soojung terus saja berusaha masuk ke dalam kerumunan. Tetapi, sekali lagi gadis itu gagal. Dia malah terdorong keluar. Gadis berkacamata itu menghela napasnya kesal. Andai dia Jung Soojung yang biasanya, dia mungkin akan membentak siapapun yang menghalangi pandangannya. Tetapi, mau bagaimana lagi. Dia saat ini bukanlah putri keluarga Jung yang begitu terpandang, melainkan nerd yang diremehkan semua orang.

Grep.

Soojung menoleh saat merasakan sebuah lengan melingkar di bahunya. Dan benar saja, Soojung menemukan wajah seseorang yang dengan cukup kurang ajar menyentuh bahu berharganya. Siapa lagi kalau bukan Kim Jongin. Memang ada lagi yang berani mendekatinya selain Jongin?

"Kim Jongin, lepaskan," perintah Soojung dengan raut masam.

Entah memang tidak mendengar, atau pura-pura tidak mendengar, pemuda itu malah menatap Soojung sambil tersenyum tidak jelas. "Kau mau melihat itu?" tanya Jongin sambil menunjuk ke arah kerumunan orang dengan dagunya.

Soojung mengangguk pelan, "Iya, tapi dari tadi aku selalu di dorong hingga tak bisa melihat papan pengumuman," jawab gadis itu dengan nada yang sangat kecewa.

Jongin tersenyum menanggapi keluh kesah Soojung. "Persiapkan diri untuk berterimakasih padaku, Soojung," ujar pemuda itu. Dia lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Soojung dan berbisik di sana. "Kau akan segera melihat pengumuman ujian tengah semester itu. Tentu dengan bantuanku."

Soojung nyaris lupa bagaimana caranya untuk bernapas saat Jongin berbisik tadi. efeknya begitu mengganggu Soojung. Hembusan napas hangat Jongin masih terasa di sela-sela lehernya. Dan itu cukup sukses membuat jantung Soojug berdegup aneh.

"Soojung."

Lamunan Soojung buyar saat mendengar panggilan namanya. Dan Jongin-lah yang memanggilnya. Pemuda itu telah berhasil membelah kerumunan orang dan berdiri di depan papan pengumuman. Sambil menyunggingkan senyum menawan, pemuda itu melambai ke arah Soojung hingga membuat banyak tatapan iri diarahkan pada Soojung.

Tapi, Soojung tidak mau ambil pusing. Yang terpenting adalah melihat peringkatnya. Masalah Jongin dan fans-nya itu urusan belakangan.

"Kau hebat. Peringkat satu."

Soojung mengabaikan pujian Jongin dan melihat langsung peringkatnya. Dia berada di posisi pertama sedang di posisi berikutnya ada Sehun dan Luhan mengikuti. Soojung tersenyum puas. Akhirnya dia mencapai target yang diberikan Sehun. Melampaui peringkat pemuda itu. Meski baru satu syarat terpenuhi, tetap saja membuat Soojung semakin bersemangat. Tinggal bertahan lebih lama menjadi nerd, dan dia akan diterima oleh Sehun.

"Sering-seringlah tersenyum seperti itu. Kau cantik."

Soojung membulatkan kedua bola matanya lantas segera menatap Jongin tajam. "Jangan mencoba merayuku. Aku bukan fans-fansmu," kata Soojung datar.

Jongin terkekeh melihat reaksi Soojung. "Aku tidak sedang merayu. Aku mengatakan yang sebenarnya," elak Jongin kemudian.

Soojung hanya bisa menghela napas panjang mendengar semua pembelaan Jongin. "Daripada mengurusi senyumku, sebaiknya kau urusi otak jongkokmu itu," kata Soojung sambil meninggalkan Jongin yang masih terbengong-bengong sendiri.

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang