Fiance

8K 833 35
                                    

Soojung terus saja tersenyum sepanjang acara makan malam berlangsung. Kedua sudut matanya diam-diam melirik sosok pemuda berkulit putih susu yang duduk di sebelahnya. Pemuda itu tampak sangat tenang menikmati santap malamnya. Sudah cukup lama Soojung mendambakan dapat berdekatan dengan sang tunangan. Dan mala mini terwujud juga akhirnya.

"Semakin hari Soojung semakin cantik saja."

Soojung tersenyum senang mendengar pujian dari calon mertuanya. "Terima kasih, paman."

"Hei, kenapa masih memanggilku paman? Panggil aku abeoji," perintah calon mertua Soojung berlagak tidak terima.

"Ah, n-ne, abeoji."

"Aigoo, bukankah dia manis sekali?" kini giliran ibu mertua Soojung yang menuturkan pujian pada calon menantunya itu. "Kalian benar-benar beruntung bisa mempunyai putri secantik dan semanis Soojung."

"Yah, dia hanya manis jika ada maunya." Senyum Soojung memudar begitu mendengar celetukan ibu tirinya.

"Yeobbo," bisik tuan Jung memperingatkan. "Maksudnya adalah Soojung memang manis, semakin bertingkah manis jika punya kemauan. Bukankah itu menggemaskan?" tuan Jung selaku ayah Soojung mulai memperbaiki kata-kata sang istri.

"Kau benar. Beruntung sekali putra kami mendapatkannya. Benar begitu kan, Sehun?"

Oh Sehun, yah benar pemuda berkulit putih yang sangat acuh dan dingin itu adalah tunangan Jung Soojung. Awalnya Sehun sama sekali tidak tertarik dengan pembicaraan antar orang tua. Tapi tidak sopan jika tidak menjawab. "Hmm, mungkin."

"Aiish, bocah ini hanya malu. Kau harus memakluminya, Soojung."

Soojung mengangguk mengerti. Gadis itu lalu menatap Sehun tak lupa memasang senyum lebarnya yang paling menawan. Tetapi Sehun sama sekali tidak bergeming. Dia malah diam-diam mencibir perkataan ibunya. Malu? Yang benar saja? Mana sudi dia bersikap sok manis seperti itu di hadapan gadis manja dan angkuh seperti Soojung.

"Kudengar kau berpenampilan aneh di sekolah, Soojung?"

"Uhhuk," Soojung yang sama sekali tidak menduga akan ditanyai seperti itu tersedak makanannya sendiri.

Gadis itu berniat mengambil minuman, tetapi didahului seseorang. Segelas air sudah disodorkan kepadanya. Soojung sangat berharap bahwa yang memberinya air adalah Sehun, tetapi itu hanya imajinasinya. Karena sang penolong itu bukanlah Sehun, melainkan seseorang yang duduk di sisi lain di sebelah Soojung.

"Makanlah pelan-pelan," kata orang itu penuh perhatian. Oh, andai saja Sehun-nya seperti itu, mungkin Soojung akan semakin jatuh hati. Sayang, itu semua hanya harapan Soojung. Sehun yang dikenalnya tidak mungkin bersikap begitu padanya.

"Kau benar, aku juga heran karena putriku tiba-tiba saja berdandan ala nerd untuk ke sekolah," kali ini ayah Soojung membenarkan informasi yang didapatkan tuan Oh, ayah Sehun.

"Oh, lalu apa yang membuatmu berdandan seperti itu Soojung?"

Soojung terdiam. Dia melirik sedikit ke arah Sehun yang kini tengah menatapnya tajam, syarat penuh ancaman dalam tatapannya. "Itu... saya hanya berusaha menutupinya, karena penampilan saya hanya boleh dilihat oleh Sehun seorang."

"Lihatlah betapa manisnya calon menantu kita. Dia hanya mempersembahkan kecantikan alaminya pada Sehun. Sehun, kau benar-benar beruntung."

Sehun menanggapinya sambil tersenyum samar. Pemuda itu lantas menoleh ke arah Soojung yang tengah menunduk sambil meremas ujung gaunnya. Diam-diam pemuda itu menyeringai tipis. Bisa juga Soojung diandalkan.

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang