Permainan cukup sampai di sini.
.
.
.
Suasana makan malam terasa sunyi. Hening. Hanya terdengar suara dentingan peralatan makan yang saling beradu. Masing-masing dari mereka yang duduk melingkari meja makan, tidak berniat mengeluarkan suara. Hal ini dikarenakan hilangnya anggota di antara mereka.
"Ehhem," Soojung memberanikan diri memecah keheningan serta suasana canggung yang sedari tadi menyelimuti mereka. "Jadi, Jinri tidak jadi menginap di sini?"
Aktivitas makan seketika berhenti. Mereka saling beradu pandang sebelum ada yang berniat menjawab pertanyaan Soojung. "Sepertinya begitu. Karena Chanyeol tadi pamit padaku untuk mengantar gadis itu," jawab Baekhyun.
"Dan sepertinya Chanyeol tidak memutuskan kembali," tambah pemuda itu sembari menghela napas di akhir kalimat. Ada yang kurang bagi Baekhyun. Biar bagaimanapun Chanyeol adalah rekannya untuk berbuat onar. Dan jika tidak ada Chanyeol, maka siapa yang akan menemaninya mengganggu penghuni villa Junmyeon malam ini.
"Tapi, Sehun. Memangnya tidak apa-apa buatmu? Pacarmu kan dibawa kabur Chanyeol," celetuk Minseok polos.
"Dia bukan pacarku," sahut Sehun segera. Kedua matanya menatap tajam ke arah Minseok. "Jangan membuat orang lain salah paham dengan sebutan pacar," lanjut pemuda berkulit putih itu lagi.
"Tapi, kan...."
"Sudahlah, bukankah Sehun mengatakan kalau Jinri bukan pacarnya. Berarti bukan," sela Luhan segera sebelum suasana memanas.
Suasana kembali hening. Soojung yang telah memperoleh jawaban atas pertanyaannya pun tak berniat bersuara kembali. Pikirannya bahkan sudah melayang-layang entah ke mana. Kehadiran Jinri tadi cukup membuat Soojung terkejut. Terlebih ketika mengetahui bahwa yang membawa Jinri bukanlah Sehun, melainkan Chanyeol. Tetapi, keterkejutan Soojung bukan dalam artian negatif. Sungguh, saat ini dia sudah berniat untuk tidak memusuhi Jinri lagi. Toh, saat ini Soojung sudah pindah ke lain hati. Mau Jinri mendekati Sehun seperti apa juga, Soojung sudah tidak peduli.
"Soojung-a?"
Suara Jongin tiba-tiba memasuki pendengarannya. Mengalun merdu hingga lamunan Soojung buyar seketika. "Hum? Ada apa, Jong?"
"Kau sakit?" tanya pemuda berkulit tan itu sedikit khawatir. "Kenapa tidak dimakan lagi?" tanya pemuda itu sekali lagi.
Soojung tersenyum sebentar lantas menyuapkan sesendok penuh nasi ke mulutnya. "Liwhat akwhu makwhan. Jahwdi, janghwan khawhatir," ucap Soojung dengan pelafalan yang berantakan.
Jongin berdecak sebentar. Ibu jarinya terulur untuk menyentuh bibir Soojung. Membantu Soojung membersihkan area sekitar bibirnya yang sedikit kotor akibat cara makan yang berantakan. "Ya, ampun. Kau seperti anak kecil saja, Soojungie," ujar pemuda itu gemas.
Blush.
Soojung merasakan kedua pipinya memanas. Gadis itu segera menunduk sebelum semua orang menyadari raut wajahnya yang berubah merah. Tetapi, terlamat. Karena nyatanya perubahan rona wajah Soojung sudah mampu ditangkap langsung oleh para sahabat Jongin. Soojung merutuki sikap Jongin dalam hati. Meski dia senang karena Jongin bersikap lembut kepadanya, tetap saja Soojung malu jika harus dilihat langsung oleh para rekan Jongin.
"Yak, Kkamjong!" sela Jongdae di tengah-tengah kemesraan satu-satunya sejoli yang hadir di sana. "Pikirkan kami juga, jangan anggap dunia hanya milik berdua," omelnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Your Love
FanfictionKim Jongin terlibat dalam sebuah taruhan dengan teman-temannya. Sederhana sebenarnya, cukup membuat seorang gadis jatuh hati padanya. Naasnya, Jongin harus memikat hati gadis yang jauh dari kriteria idamannya. Gadis bermata empat dan berkepang dua...