Soojung menatap dua kotak bekal yang disiapkannya dengan pandangan kosong. Gadis itu kemudian menghela napasnya frustasi. Tanpa sadar, Soojung menyiapkan dua buah kotak bekal. Satu untuk Sehun –tunangannya, dan satu untuk....
Soojung menggeleng cepat begitu satu nama itu terlintas di pikirannya. Sepertinya otaknya benar-benar sudah konslet karena tanpa sadar sudah menyiapkan kotak bekal untuk Kim Jongin –orang pertama yang menawarkan sebuah ikatan kepadanya –pertemanan. Bahkan Soojung belum benar-benar meng-iya-kan ajakan Jongin, sekarang dia malah membuatkan Jongin bekal. Atas dasar apa, coba?
"Apa aku terlalu terbawa suasana hingga membuatkan dia bekal?" gumam Soojung pelan. "Benar. Mungkin karena tidak ada yang benar-benar tulus berteman denganku, aku jadi terlalu senang jika ada yang mengajakku berteman. Benar, hanya itu," katanya lagi lebih kepada dirinya sendiri.
"Apa yang kau lakukan di sini, nona sombong?"
Soojung nyaris saja meloncat kaget karena mendengar suara yang tiba-tiba saja hadir. Tetapi, Soojung dengan mudah dapat mengendalikan diri. Buktinya dia mampu memasang ekspresi datar sekaligus angkuhnya pada orang yang membuatnya jantungan tadi.
"Bukankah sudah kuperingatkan untuk menjaga sopan-santunmu, Choi Minho. Seharusnya kau sadar diri di mana keberadaan posisimu," sindir Soojung dengan tajam.
"Aku akan bersikap sopan pada orang yang memperlakukanku dengan baik dan menghargai diriku sebagai manusia. Tidak seperti seseorang," balas Minho yang jelas sekali menyindir Soojung.
"Apa maksudmu, huh?" tantang Soojung tidak terima. Membuat Minho menyeringai puas. "Aku rasa pelajaran dari tunanganmu itu belum memberi efek apapun. Kau masaih semena-mena dan begitu angkuh," jelas Minho dengan nada mencibir.
"Kau...." desis Soojung kesal. Sejenak Soojung menarik napasnya dalam-dalam. Sedikit ekstra keras jika berniat membalas perkataan Minho. "Kau tidak tahu apapun soal diriku, jadi jangan pernah kau berpikir untuk dapat mengguruiku," lanjut Soojung dengan kesal.
Gadis itu memutuskan untuk segera beranjak dari dapur. Dengan adanya Minho, membuat Soojung benar-benar kehilangan moodnya. Dan daripada tekanan darahnya meningkat, sebaiknya Soojung mengalah kali ini. Benar, hanya kali ini saja.
Minho tersenyum puas setelah berhasil memenangkan perdebatannya dengan Soojung. Jung Soojung –sejak awal dia tidak menyukai nona mudanya itu. Dia selalu saja sewenang-wenang, dan apapun permintaannya harus dituruti. Tipikal putri chaebol yang angkuh dan manja. Sialnya, Minho mengakui kalau Jung Soojung adalah gadis yang tergolong cantik. Sangat cantik malah. Mungkin jika kelakuan gadis itu secantik parasnya, Minho bisa saja jatuh hati padanya. Bisa saja.
Minho menggeleng keras. menyingkirkan segala pikiran aneh yang baru saja melintasi otaknya. Bisa-bisanya dia berpikir bisa menyukai nona mudanya itu? Dia tipikal pemuda yang cukup tahu diri. Lagipula Soojung bukanlah gadis idamannya. Dia menginginkan gadis yang cantik memang, hanya lebih sederhana. Tidak seperti Soojung yang hidup glamor dan dikelilingi kemewahan. Mungkin seperti Choi Jinri, adiknya. Gadis manis dengan sikap yang lemah lembut.
"Hiissh, pikiranku jadi sedikit kacau gara-gara nona sombong itu," gumam Minho sambil menghela napas panjang. Kedua sudut matanya lantas menemukan dua buah kotak bekal yang masih belum ditutup. "Hoo, apakah dia yang membuatnya?"
"Apa yang kau lakukan dengan kotak bekalku?"
Minho yang tadinya ingin sedikit mencomot makanan di kotak bekal itu akhirnya menarik tangannya sesegera mungkin. Bagai kucing yang ketahuan hampir mencuri makanan, Minho hanya mundur perlahan dengan langkah takut. Jujur saja, Minho tidak pernah merasa takut pada nona mudanya ini. Tidak sama sekali. Hanya saja, kali ini Minho sedikit merasa kecolongan. Apalagi dengan tatapan tajam Soojung yang benar-benar dapat membuat orang tidak mampu berkutik, seperti yang terjadi pada Minho saat ini. Sudahlah, sebenarnya Minho hanya cukup mengakui dirinya takut. Sayang, ego untuk mengakuinya kelewat tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Your Love
FanfictionKim Jongin terlibat dalam sebuah taruhan dengan teman-temannya. Sederhana sebenarnya, cukup membuat seorang gadis jatuh hati padanya. Naasnya, Jongin harus memikat hati gadis yang jauh dari kriteria idamannya. Gadis bermata empat dan berkepang dua...