Thank You is Good. But I want more than that

7.3K 807 44
                                    

Thanks is good.... But.....

Buku-buku jemari Jongin terasa beku saat gerbang sekolahnya sudah berada dalam jangkauan penglihatannya. Setelah memarkir audy hitamnya, pemuda berkulit tan itu bergegas menggedor gerbang sekolahnya yang menjulang tinggi.

"Ahjushii," panggil pemuda itu kalap. "Ahjushii."

Seorang pria paruh baya mendekat ke arah Jongin dengan pandangan menusuk. Kelihatannya pria itu tidak suka jika masa istirahat nyamannya diganggu oleh Jongin.

"Ada apa?" tanya pria yang juga merupakan penjaga sekolah itu. Bukan hanya tatapan matanya yang tidak bersahabat, nada suaranya pun sama. Menyiratkan ketidaksukaan atas kehadiran Jongin.

"A-ada sesuatu yang tertinggal. Dan aku benar-benar membutuhkannya. Ijinkan aku masuk, jebal," terang Jongin panjang lebar. Sedikit berbohong memang. Karena Jongin masih punya gengsi yang setinggi langit untuk mengakui bahwa dia tengah mencari seorang gadis yang mungkin masih terjebak di suatu tempat di sekolah.

"Kau bisa mengambilnya esok, pagi buta," tawar si penjaga dengan suara ketusnya.

Jongin mengerang tertahan, "Kumohon, ini penting sekali. Nasibku bergantung pada barang yang ketinggalan itu."

Setelah kegiatan tawar-menawar dan bujuk-membujuk yang cukup makan waktu, akhirnya Jongin diijinkan untuk memasuki sekolahnya. Dengan catatan tidak terlalu lama dan dia harus mencari keperluannya sendiri. Si penjaga tidak mau ikut repot mengikuti Jongin berkeliling sekolah. Mendapatkan kesempatan sebagus ini, membuat Jongin menyetujuinya dengan cepat. Lagi pula akan lebih mudah jika mencari Soojung seorang diri.

Dengan gusar, Jongin melangkahkan kaki di sepanjang koridor sekolah. Sesekali pemuda berkulit tan itu mengecek beberapa ruangan menggunakan senter yang dibawanya. Langkah Jongin terhenti begitu mencapai ruang kelasnya. Dapat Jongin lihat dari jendela kalau masih ada tas yang berada di pojok kelas. Tentu saja Jongin dapat segera menerka siapa pemiliknya -Jung Soojung -siapa lagi?

"Aiish, di mana anak itu berada," gumam Jongin melanjutkan pencariannya.

Semua sudut dia lalui hingga mencapai gudang sekolah. Gudang itu terletak di belakang gedung olahraga. Fungsinya untuk menyimpan peralatan yang tidak terpakai. Sedang peralatan olahraganya sendiri berada di dalam gedung olahraga. Di sana terdapat ruang kecil yang berfungsi sama seperti gudang. Hanya saja lebih terawat, tidak seperti gudang di belakangnya.

Jongin melangkah ragu mendekati pintu gudang itu. Pemuda itu sudah menjelajah ke sana ke mari. Dan hanya tempat ini saja yang belum tersentuh olehnya. Jongin menarik napasnya dalam-dalam, sebelum akhirnya mengetuk pintu gudang tua itu.

Tok... Tok...

"Soojung, kau di dalam?"

O0O

Tok... Tok...

"Soojung, kau di dalam?"

Tubuh Soojung menggeliat atas respon dari pendengarannya, juga dari getaran pintu tempatnya bersandar. Kedua kelopak matanya mengerjap, tetapi tidak ada pencahayaan yang cukup yang diterima oleh pupil matanya. Sepertinya hari sudah malam, dan itu berarti sudah berjam-jam dia terkurung di sini.

Tok... Tok...

Sekali lagi Soojung mendengar suara ketukan pintu.

"Soojung?"

Berikutnya dia mendengar seseorang memanggil namanya. Tetapi, itu bukan suara Sehun. Soojung membuka mulutnya hendak menyahuti panggilan itu. Sayang, tenggorokannya terlampau kering untuk sekedar bersuara.

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang