Truth

7.3K 794 88
                                    

Jongin menatap Sehun dengan tajam. Kedua maniknya menatap milik Sehun lekat. Mencoba mencari makna akan perkataan pemuda itu barusan. Mencari pembenaran atas apa yang diinginkan oleh seorang Oh Sehun. Jongin tidak salah dengar, bukan? Apa Sehun baru saja meminta Soojung darinya?

"Apa maksudmu dengan mengembalikan, Soojung?" cibir Jongin sarkastik. "Kurasa tidak ada yang harus kukembalikan. Karena sebelumnya Soojung adalah seorang gadis yang bebas. Dia tidak memiliki keterikatan apapun denganmu," lanjut Jongin lagi.

Dia benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Sehun. Memangnya siapa Sehun hingga bisa menyuruh Jongin melepaskan Soojung? Apalagi pemuda itu meminta Soojung-nya. Asal Sehun tahu saja, Jongin tidak akan pernah melepaskan Soojung. Kepada siapapun, termasuk Sehun sekalipun.

Sehun sendiri menatap Jongin tajam. Tangannya mengepal di dalam saku celana. Gigi gerahamnya saling berbenturan di dalam sana. Seolah menyalurkan emosi Sehun yang nyaris berada di ambang batas. Ingin sekali rasanya Sehun mengatakan semuanya pada Jongin. Sehun ingin mengatakan kalau Soojung itu tunangannya. Dan Sehun sangat amat mencintai Soojung. Sehun ingin memberitahu Jongin bahwa sejak awal Soojung adalah miliknya. Selamanya. Jadi, saat ini dia hanya meminta haknya kembali. Sudah cukup bagi Jongin untuk bersama Soojung. Dan sekarang waktu yang tepat untuk Soojung kembali pada Sehun.

"Dia awalnya menyukaiku, Kim Jongin," akhirnya Sehun malah mengatakan hal itu, bukan soal pertunangan. "Dia pengagum rahasiaku, kalau kau ingat. Dan sekarang aku meminta dia kembali," lanjut Sehun.

Jongin terkekeh kecil mendengar perkataan Sehun. Enak sekali Sehun kini meminta Soojung kembali? Bukankah dulu pemuda itu bahkan menyerahkan Soojung begitu saja kepada Jongin? "Kau pikir aku akan melepaskan Soojung semudah itu?" tanya Jongin dengan sinis. "Kau sudah membuangnya, Oh Sehun. Dan aku tidak akan pernah menyerahkan Soojung pada orang yang tidak tahu bagaimana cara menghargai perasaan orang lain seperti dirimu," dengan tegas Jongin mengatakannya pada Sehun.

Sehun menggertakkan giginya menahan emosi. Rahangnya mengeras. Dan dia menatap Jongin dengan begitu tajam. "Lalu, apa bedanya dengan dirimu, Kim Jongin?" Sehun berusaha membalikkan situasi. Dia harus bisa balas menyudutkan Jongin.

"Kau mendekati gadis itu dengan tujuan yang tidak baik. Apa bedanya? Kau bahkan lebih buruk."

Jongin mengepalkan telapak tangan di kedua sisi badannya. Sehun menyeringai ketika melihat ekspresi Jongin. Kelihatannya perkataan Sehun tadi tepat sasaran. "Jangan samakan aku dengan dirimu, Oh Sehun," tukas Jongin dingin.

Sehun semakin menarik sudut bibirnya ke atas. Pemuda itu berjalan mendekati Jongin dan memandanginya remeh. "Jadi, kau merasa tidak sama dengan diriku, begitu?" tanyanya sambil memiringkan kepala.

"Apa perlu kuingatkan lagi soal taruhan kita, Kim Jongin?"

Jongin semakin mengepalkan telapak tangannya erat. Dia berjanji, jika Sehun berbicara lebih jauh, maka tinju akan melayang ke wajah pemuda albino itu.

"Apa perlu kuingatkan lagi soal taruhan kita mengenai kau yang mengambil hati Jung Soojung?"

"Diam, Oh Sehun!"

Mendengar peringatan dari Jongin malah membuat seringaian Sehun semakin lebar. Menyenangkan sekali bisa membuat musuh emosi seperti ini. "Kenapa? Takut diingatkan kalau kau sudah menghargai kekasihmu itu dengan mobil milikku?"

"Oh Sehun!"

.

.

.

"Jadi, aku seharga mobil, yah?"

.

.

.

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang