3. Senja

154K 11.1K 279
                                    

AN: Iya, emang tokoh Mama sama Papanya Rama & Raka sengaja aku ganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AN: Iya, emang tokoh Mama sama Papanya Rama & Raka sengaja aku ganti. Secara watak mereka lumayan mirip. Biar cerita ini berdiri sendiri. Bukan sequel. Kalau kalian jadi aku, kalian pasti bakalan melakukan hal yang sama. Kalau kalian jadi aku, kalian pasti sama bimbangnya kaya aku:"

"Percayalah, saat kau bersedih Tuhan sedang memelukmu erat meski kau tak pernah merasakannya."

***

Ocha's POV

Ini nggak mungkin. Aku masih tujuh belas tahun. Mataku menari-nari mencari sebuah bantuan, tetapi yang kudapatkan hanya tatapan tak bersahabat dari Ayahku. Aku tidak menampikkan dan menatap Tante Ajeng yang tersenyum masam ke arahku. Aku yakin Tante Ajeng mengerti perasaanku, tetapi kenapa harus ada acara seperti ini? Kenapa harus isi jodoh-jodohan segala?

Emangnya sekarang itu masih zaman siti nurbaya?

"Gimana Ocha?" tanya Om Regar menatapku.

"Ocha, pasti mau," jawab Ayah tegas membuatku menatapnya. Meskipun dia Ayahku, tetap saja di dalam hal ini aku berhak memilih dan menolak.

Om Regar hanya menatapnya sebentar lalu menatapku kembali, "Jadi gimana Ocha?" ucap Om Regar saat kami terdiam lama dan larut dalam pikiran masing-masing.

Aku menarik dan menghela napas panjang. Baik akan kuturuti kemauannya, "Apa hal itu perlu aku jawab Om?" tanyaku dengan sekuat tenaga menahan emosiku yang sudah naik pitam. Tidak akan ada yang membantuku. Satu pun tidak akan ada. Om Regar diam seribu bahasa begitupun semua orang yang berada disini. Ayah menatapku tetapi aku tidak membalas tatapan matanya. Sementara Tante Ajeng menatapku dengan raut wajah iba. Aku bisa melihatnya, meski dari siluet tatapan mata.

Om Regar menganggukan kepalanya, "Baiklah kalau begitu pernikahan kalian akan secepatnya kami siapkan," ucap Om Regar. Aku diam. Masih shock, bingung dan merasa hal ini mimpi. Aku bahkan terbengong cukup lama. "Om, Tante dan Ayah kamu akan mengurusnya," ucap Om Regar membuatku merundukan kepalaku. Sekarang kulihat Kak Rama mencengkram gelas berkaki panjang yang ia pegang. Begitu erat sampai-sampai aku mendadak ngeri padanya. Dia tampak marah dan tatapannya jelas-jelas tertuju padaku.

Kali ini takdir seperti mempermainkanku.

***

Aku duduk di sini dalam diam. Perasaan di hatiku tidak menentu antara marah, kesal, bingung, kaget, dan kecewa. Semuanya beradu menjadi satu. Bahkan aku tidak menyangka bahwa Bunda lah orang yang menjodohkanku dengan Kak Rama sebelum Bunda meninggal dulu. Aku tidak pernah menyangka hal ini terjadi padaku.

Aku baru tau bahwa Bunda adalah sahabat Tante Ajeng dulu saat SMA dan menjadi model bersama. Lebih tepatnya juga adalah Om Regar juga adalah sahabat karib dari Ayah. Mereka sudah dekat sejak lama dan nama ayahku adalah Marco Mariore Aryasastra. Sementara nama ibukku adalah Helendari Areznawa.

A Little LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang