AN: Sebelumnya aku udah pernah bilang kan banyak yang diganti? Jadi jangan kaget nama tokoh dan gaya bahasanya diubah ya!:D
"Terkadang tidak selamanya hidup itu berjalan dengan sewajarnya. Di dalam hidup pasti akan ada yang namanya masalah namun dibalik suatu masalah, kita diuji Tuhan untuk selalu kuat menghadapi masalah." -Ocha
***
Ocha's POV
Aku kaget saat masuk ke dalam rumah karena ada punggung besar yang sedang memunggungiku. Dari belakang pun aku sudah sangat mengenalnya. Beliau tidak asing. Aku dan Tera baru habis pulang sekolah tadi dan sempat jalan-jalan sebentar di dekat taman berdua. Aku sangat-sangat bosan, jadi aku memintanya untuk menemaniku dan dia pasti akan dengan senang hati mengantarku ke taman.
Aku mengerjapkan mataku saat bertemu dengan pria di hadapanku. Aku bahkan mengira bahwa itu hanya ilusiku semata, tetapi ternyata tidak. Dia benar-benar ada di hadapanku bahkan sekarang sudah menatapku dengan wajah yang sangat tenang dan tatapan yang terasa menusuk kulitku.
"Ayah," panggilku sambil memberikan senyum terbaikku.
Dia tetap bergeming di tempatnya sambil menatapku. Matanya meneliti setiap wajahku dalam setiap detik yang bahkan terasa lama namun aku tidak mau hal ini terjadi sekejap saja. Naluriku bahkan menyuruhku untuk memeluknya sekarang juga, tetapi rasanya beliau sangat jauh. Dia ada di depanku namun kami terasa jauh. Bahkan sangat kaku padahal dulu kami tidak begini. Beliau bukan type yang mudah untuk ditebak. Ayahkku orang yang sangat arrogant dan dingin.
Ini bener Ayah bukan? batinku bertanya-tanya.
Rasanya mulut dan lidahku kelu untuk mengatakan hal lain, padahal aku sangat ingin sekali bertanya banyak hal layaknya anak gadis yang sedang ingin dimanjakan oleh Ayahnya. Padahal aku ingin sekali bertanya dan bertanya apa pun padanya namun rasanya itu tidak mungkin. Itu hanya angan-anganku saja. Mimpi belaka. Beliau membenciku. Dia sangat-sangat membenciku, layaknya orang asing tetapi dia tetap mau bertanggung jawab denganku. Dia membiayaiku sekolah dan banyak hal meski hubungan kami tidak baik dan aku tidak tau sampai kapan akan begini.
Setiap bulannya, aku selalu mendapat uang darinya tetapi bukan itu yang aku butuhkan karena jujur yang aku butuhkan adalah dia berada di sampingku. Menemaniku dan selalu ada untukku.
"Ganti pakaianmu dan berdandanlah yang rapi," ucapnya dengan suara dingin sambil menatapku. Rasanya aku ingin berteriak sekuat tenaga di hadapannya kalau aku merindukan Ayahku yang dulu. Bukan yang ada di hadapanku ini tetapi aku tidak mungkin dan tidak akan pernah mungkin melakukan itu. Aku hanya mengangguk patuh dan melihatnya lagi. Kali ini lebih lama karena aku sangat-sangat merindukannya. Sudah lama aku tidak memperhatikannya.
"Ocha, naik dulu, Yah," ucapku dengan memaksakan seulas senyum lalu memutuskan kontak mata dengannya. Dengan kepala merunduk, aku naik ke atas. Aku menghela napas berat.
Kapan? Kapan kami akan terbebas oleh jarak yang kami ciptakan sendiri?
Sebenarnya aku sangat bingung mengapa Ayah tiba-tiba saja datang ke rumah ini. Bukannya tidak senang, hanya saja sedikit ganjil rasanya bila mengingat bahwa beliau sudah memiliki keluarga yang sangat lengkap sekarang dan itu tanpa aku, anaknya.
Ada seorang istri dan seorang putra yang tidak lain adalah Mama dan saudara tiriku. Ayah benci kepadaku bukan tanpa alasan. Dia membenciku karena akulah penyebab ibu kandungku meninggal dunia dunia.
***
Aku menatap diriku di kaca hias. Aku memandangnya dengan wajah yang kurang bersemangat dan terlihat tidak berminat sama sekali. Kaca adalah teman terbaik. Di saat semua orang menertawakanmu atas kebodohanmu, maka ia tidak akan tertawa dan selalu mendengar kelu kesahmu. Aku tidak tau Ayah ingin mengajakku kemana malam ini, bahkan hanya untuk bertanya pun aku tidak berani. Sejam yang lalu, datang perias wajah yang membuatku cukup terkejut karena Ayah menyewanya pegawai dari salon yang sangat mahal di kawasan ini untuk meriasku. Aku saja tidak tau mau diajak kemana dan sudah berdandan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Love
Teen Fiction[Sebagian cerita ini di private, follow dulu baru bisa baca] Rama Dwipayana dan Ocha Aryasastra terjebak dalam takdir hidup yang mempermainkan mereka. Rama dan Ocha adalah siswa dan siswi SMA yang menikah di usia muda mereka karena perjodohan. ...