PART 4 HURT

632 44 3
                                    


"Selamat pagi miss ada yang dapat saya bantu?" sapa salah satu pegawai butik itu.

"Selamat pagi, saya berniat melamar pekerjaan disini. Apa tempat ini sedang membutuhkan pegawai ?" Tanya Nala hati hati sambil tersenyum berharap.

"Maaf miss kami belum membutuhkan pegawai baru untuk saat ini." Kata gadis yang diketahui bernama Kate dari nama yang tercantum di dadanya.

"Benarkah ? Aku saat membutuhkan pekerjaan saat in ..." belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya. Terdengar nada wanita berteriak dari dalam butik.

"Apa perlu aku ulangi sekali lagi miss bahwa disini sedang tidak membutuhkan pegawai?" wanita itu memandang sinis Nala. Rambut pirangnya tergerai. Pakaian yang dikenakannya juga pas, sehingga terlihat jelas lekuk lekuk tubuhnya.

"Maaf, kan saya. Saya permisi" Nala tersenyum kepada wanita itu dan juga kepada Kate yang menatap nya iba. Sebelum Nala beranjak, wanita itu bersuara kembali, "posisi apa yang kau inginkan?"

Nala kembali menatap wanita itu. Apa wanita itu berubah pikiran yang pasti Nala tidak sempat memikirkan nya. Ia hanya sangat berharap bisa segera mendapatkan pekerjaan.

"Saya ingin melayani para pengunjung yang datang kesini, atau jika anda membutuhkan dibagian lain, itu tidak menjadi masalah bagi saya. Saya akan sangat berterima kasih dengan pekerjaan apapun yang anda berikan miss" Nala bersemangat.

"Percaya dirimu luar biasa nona. Tapi apa kau tidak melihat bagaimana penampilanmu ? Apa kau sudah merasa cukup pantas untuk bekerja dan melayani para pelanggan disini? Kau tidak jelek memang. Tapi nona , dengan penampilanmu yang ketinggalan jaman itu, akan membuat pelanggan setia kita malas untuk berbelanja disini. Kau bisa membuat bosku bangkrut" Wanita itu mengejek dan meremehkan Nala.

Nala tak kuasa menahan air matanya. Ia memang miskin sehingga tidak mampu untuk membeli baju yang bagus serta bermerk tentu saja.. Tetapi bukan berarti dia dapat diremehkan begitu saja. Dirinya hanya melamar pekerjaan, jika memang tidak ada, tidak perlu mereka merendahkannya bukan? Nala membalikan badan dan segera keluar dari butik tersebut sambil berlari kecil.

Hingga ia menabrak seseorang dan ia merasa orang itu kini tengah memeluknya. Nala mengenal wangi parfum ini . Milik Dave.! Ia segera mengangkat kepalanya. Dave kini tengah menatap manik matanya. Sorot kemarahan ada disana.

"Mr Peterson?" wanita itu tampak terkejut melihat siapa yang datang. Antara takut dan malu wanita itu memberi hormat dan tersenyum ramah. Dan sedikit berusaha menggoda pria tampan itu dengan tatapannya untuk menutupi kesalahannya.

"Siapa namamu nona.? Jena? Sepertinya aku baru pertama kali melihatmu disini. Dan semoga ini bukan pertemuan yang terakhir" nada bicara Dave terdengar tegas. Dan sukses membuat wanita itu ketakutan.

"Maafkan saya, sir." Hanya itu yang di katakan Jena. Namun ia terlihat berusaha memperbaiki keadaan. Ia mendekat dan kembali meminta maaf.

"Begitukah caramu menyapa tamu yang datang?" Dave menatap tajam kearah Jena. Tangannya masih mengusap punggung Nala yang saat ini masih berada di pelukannya. Jena kini menatap Dave dan Nala dengan tatapan bingung.

"Saya minta maaf sir saya tidak bermaksut seperti itu. Saya hanya menyampaikan kembali padanya bahwa memang disini sedang tidak membutuhkan pegawai."

"Sudahlah, kau tidak usah bebohong. Aku melihat kau berkata kasar pada......"

"Dave aku tidak apaapa. Memang aku yang salah. Sebaiknya kita pergi dari tempat ini." Nala menarik lengan pria itu. Namun Dave balik merangkul pundak Nala dengan sebelah tangannya, mencegah Nala untuk pergi dari tempat itu.

"Kau , panggil pemilik butik ini kemari. Aku ingin bertemu dengannya." Dave meyuruh Kate untuk memanggil atasannya. Kate tampak bingung. Ia menoleh ke arah Jena, meminta persetujuan, namun wanita itu sedang sibuk menatap Dave.

"Maaf kan aku sir, tapi mungkin anda harus membuat janji terlebih dahulu dengannya" Kate menjawab dengan sedikit takut.

"Kau panggilkan atau aku sendiri yang akan menemuinya?"

"Dave sudahlah pasti pemilik tempat ini sangat sibuk. Dan dia pasti bukan orang sembarangan." Nala mengusap dada Dave berusaha untuk membujuknya pergi dari tempat itu.

"Aku tidak perlu membuat janji apapun untuk bertemu dengannya" Dave menarik tangan Nala masuk ke dalam butik. Nala berusaha menolak tapi tangan Dave memegangi tangannya begitu erat sehingga mau tidak mau ia mengikutinya.

Kate berusaha mencegah Dave dan Nala. Ia tau atasannya sangat sibuk dan sedang tidak bisa diganggu. Dave dengan mudah menemukan pintu dan langsung membuka pintu itu dengan sedikit kasar. Tampak wanita muda yang cantik dan sexy tentunya terlonjak kaget karena kedatangan mereka. Wanita itu seperti model. Cantik dan juga fashionable.

"Miss Leona maafkan saya, saya sudah berusaha menahannya tapi..." Kate meminta maaf kepada atasannya itu. Sebelum selesai bicara, Leona mengisyaratkan Kate untuk berhenti bicara dan pergi meninggalkan mereka.

"Kapan kau datang Dave ? Aku sangat merindukanmu kau tau ?" Leona bangkit dari kursinya dan berlari memeluk Dave. Wanita itu mengabaikan Nala yang saat ini masih disamping Dave. Menyadari ada wanita di samping Dave membuat Leona melepas pelukannya. Nala masih bingung dengan apa yang sedang terjadi. Ia tidak mengira Dave mengenal pemilik butik ini. Sepertinya mereka berhubungan dekat. Apa wanita ini kekasih Dave?

"Pegawaimu sangat menyebalkan" Dave menghela nafas tanpa menjawab pertanyaan Leona.

"Apa yang terjadi Dave. Kenapa kau tampak kacau? Dan siapa wanita cantik ini ? Apa dia pacarmu ?" Leona tersenyum seraya mengulurkan tangannya kepada Nala. Nala segera menarik tangannya yang masih digenggam oleh Dave dan segera menyambut uluran tangan Leona.

"Apa kau tidak mengajari pegawaimu cara memperlakukan tamu ? Bagaimana bisa dia bersikap kasar ? Kau tau, dia bahkan sudah menghina Nala didepanku".

"Dave sudahlah aku baik baik saja kau dapat melihatnya bukan?" Nala berusaha menahan emosi Dave. Ia merasa tidak enak dengan Leona.

"Dia siapa yang kau maksut tadi Dave?" Leona belum sepenuhnya mengerti apa yang sudah terjadi.

"Jena ! Ya pegawaimu itu," Dave menyebut nama wanita yang telah mengusiknya.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang