PART 8 DAY ONE

630 42 2
                                    


pict : Nala

Sehabis mandi, Nala mengganti baju nya dengan kemeja milik Damian. Baju itu terlihat kebesaran di tubuhnya. Kini hanya kemeja berwarna putih itu yang tengah menutupi tubuh mungilnya.

Nala merasa perutnya mulai lapar, namun ia tidak mungkin keluar dari kamarnya untuk mengambil makanan di dapur. Karena baju dari Damian hanya bisa menutupi setengah pahanya. Menyuruh Damian mengambilkan makanan untuknya ? Itu tidak mungkin.

Nala akhirnya tertidur hingga menjelang malam hari. Rupanya ia tertidur terlalu lama. Hal pertama yang dirasakannya adalah haus dan sangat lapar ! Bahkan ia yakin ia bisa menghabiskan satu ekor daging sapi. Huff ! Baiklah, ia sudah tidak dapat menahannya lagi. Akhirnya Nala berjalan menuju pintu kamarnya dan menuruni tangga menuju ke arah dapur.

Damian memiliki dapur yang besar lengkap beserta peralatan masaknya. Matanya tertarik pada kulkas yang berukuran besar jika dibandingkan dengan perabotan lainnya. Letaknya berada di sudut ruangan dan ia pun segera membuka kulkas itu. Dan kalian tebak apa yang ada di dalamnya ? Ia hanya menggelengkan kepalanya. Kulkas itu kosong. Hanya ada sereal, keju, susu dan telur. Apa pria itu cukup hanya dengan memakan semua ini ? Ini tidak bergizi sama sekali. Ia pun memutuskan untuk membuat sereal dan telur mata sapi. Tidak nyambung bukan makan malam dengan sereal ? Yah tapi mau bagaimana lagi.

**

Damian telah siap dengan kemeja biru tua dipadankan dengan celana bahan berwarna hitam. Ia mengambil salah satu deretan jam tangan di walking closetnya sebelum ia keluar kamar.

Saat akan akan berjalan keluar Penthouse, ia menoleh kearah dapur. Wanita itu tengah memasak di dapurnya. Entah apa yang dimasaknya, ia tidak begitu memperhatikan.

Fokusnya hanya kepada Nala, Ia tampak sangat sexy menggunakan kemejanya. Baju itu memperlihatkan kaki jenjangnya yang mulus. Tanpa sadar ia menyunggingkan senyumnya. Rasanya ingin sekali ia memeluk wanita itu dari belakang. Pasti itu dapat membuatnya kesal.

Terlintas ide muncul dibenaknya. 'Baiklah sepertinya aku akan menunda untuk membelikan baju untuknya. Rasanya aku ingin setiap hari melihatnya mengenakan kemejaku', gumam Damian di dalam hatinya.

Nala mulai menyadari sedari tadi seperti ada yang sedang memperhatikannya. Ia menoleh dan mendapati Damian tengah menatap dirinya. Sontak ia menjerit.

Damian tersadar dan reflex menutup sebelah telinganya, "Apa hobimu menjerit, Miss Grayson?"

"Apa yang sedang kau lakukan disana ?" Nala melotot kepada Damian.

"Tidak ada, hanya melihatmu memasak. Dan kurasa ini dapurku, jadi aku bebas melakukan apapun yang aku mau" Damian memandangi Nala dari ujung kepala hingga ke kakinya. Nala merasa risih di tatap seperti itu.

"Apa kau tidak memiliki makanan sehat di kulkas mu Mr Corbyn ?" Tanya Nala sambil duduk di meja makan.

"Apa kau tidak melihat susu, sereal dan.." Damian tidak yakin apa lagi yang ada di dalam kulkasnya. Ia tidak pernah memperhatikannya. Ia bahkan jarang makan saat berada di penthouse. Paling hanya sarapan sareal setiap paginya. Itupun hanya beberapa kali. Kemungkinan hanya saat bibi Samantha datang, baru ia akan memakan makanan yang dimasak oleh wanita tua itu. Itu pun sangat jarang karena Damian sendiri melarang bibi Samantha untuk memasak, karena ia lebih suka makan diluar.

"Apa menurutmu yang kau sebutkan tadi bisa dibilang makanan sehat, Mr Corbyn?" Tanya Nala memotong perkataan

"Apa bermaksut untuk menyuruhku membeli bahan bahan makanan? Berbelanja di supermarket? Menginjakan kaki disana pun aku belum pernah. Aku akan menyuruh bibi Samantha untuk berbelanja jika kesini kalau kau membutuhkan makanan. Dan kau boleh memanggilku Damian. Mengingat kau akan tinggal di sini. Kau tidak perlu se formal itu." Damian menyenderkan lengan ke dinding untuk menahan tubuhnya sambil menyilangkan kakinya.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang