Pict : Nala.
Bayangin bajunya kaya gitu aja deh. Ga nemu yang pas soalnya :) :) heheh ini bab terakhir sebelum akhirnya masuk ke konflik. Author kasih yang mecum2 deh terakhir :) gaya banget kaya bisa aja bikin ceritanya :) lanjuuuut ..Pagi itu, Nala terbangun mendapati tangan kekar sedang memeluk erat dirinya. Suasana kamar masih gelap karena tirai masih menutupi cahaya matahari yang masuk. Tapi memang jam masih menunjukan pukul 4 pagi. Ia menoleh ke belakang melihat Damian yang sedang memeluknya. Pria itu bertelanjang dada.
Nala bergerak berusaha menyingkirkan tangan Damian dengan sangat perlahan agar tidak membangunkannya yang sedang tertidur pulas.
"Kau mau kemana? Sebentar saja biarkan tetap seperti ini," suara Damian terdengar serak sambil menarik tubuh Nala mendekat. Dan Nala menurut. Tubuhnya tidak bisa singkron dengan otaknya.
Ternyata pria itu tidak tidur ! Ah tidak, sepertinya ia baru saja terbangun ..
Nala bahkan kini diam saja berada di pelukan pria menyebalkan itu. Begitu erat Damian memeluknya sehingga Nala dapat merasakan kejantanan pria itu tengah berdiri tegak. Sepertinya ia sedang bergairah. Nala bingung harus melakukan apa. Ia tidak tau bagaimana harus bersikap dengan pria yang telah mengambil keperawanannya. Yang jelas saat ini ia gelisah membayangkan bagian tubuh Damian yang tegak menempel di belakang pahanya.
"Kau merasakannya ? Aku menginginkanmu Nala. Kini aku yang menginginkan mu .. " Mata Damian masih terpejam. Ia mendekatkan wajahnya ke leher Nala. Menciumnya pelan. Membuat Nala meliukan badannya menahan desahan yang hendak meluncur dari bibirnya. Ia berhasil menahannya walau ia tidak tau mengapa sentuhan Damian membuat dirinya tidak dapat menolak!
"Nala katakan kau juga menginginkannya. Aku ingin memasukimu .. " hembusan nafas dan suara serak Damian, terdengar menggoda di telingganya. Damian bahkan saat ini tengah menggodanya dengan ciuman dan lidahnya yang menjelahi telinga hingga lehernya. Pelan tapi berhasil membuatnya terhanyut.
"Aku tidak akan melakukannya tanpa persetujuan darimu. Katakan sayang .. Kau menginginkan aku memasukimu?" Damian meraih wajah Nala dari belakang dan menciumnya. Menggoda bibir nya!
-----------------------------------------------------
Nala merasakan bibir Damian tengah menggodanya. Ia tidak membalasnya. Namun bibir itu terus memaksanya dengan kelembutan di setiap lumatannya. Hingga sebuah erangan lolos dari bibirnya. "Ahhh .."
Dan detik itu juga Nala membalas ciuman Damian. Dengan gairah yang sejak tadi berusaha ditahannya. Ia tidak perduli bagaimana setelah ini Damian akan menatapnya.
Bersamaan dengan Nala membalas ciumannya, Damian tidak tahan lagi menunggu jawaban dari wanita itu. Segera, ia memasukan tangannya ke celana dalam Nala, di balik gaun tidurnya yang berwarna hitam. Memainkan jarinya di kewanitaan Nala yang sudah basah untuknya.
Nala menggerang sehingga ia menghentikan ciumannya kepada Damian, sebaliknya pria itu tidak memberikan kesempatan untuk dirinya berhenti. Nala hanya menerima lumatan pria itu. Damian terus saja menyesap bibir Nala sambil membalikkan tubuhnya sedikit menghadap ke arahnya.
Tangan Damian yang masih menggoda kewanitaan Nala, membuat wanita itu tanpa sadar membuka kakinya lebar lebar. Memberi jalan kemudahan bagi Damian untuk menyentuhnya. 1 detik ia melepas ciumannya untuk memperhatikan wajah Nala yang kini sedang memejamkan matanya. Damian tersenyum menyadari Nala pada akhirnya jatuh ke dalam pesonanya. Segera ia melumat kembali bibir itu dengan lembut dan bergairah.
Bibir sexy itu terus dilumatnya, Damian mencoba memasukan lidahnya lebih dalam. Nala membalas ciuman itu, sama bergairahnya dengannya.
Bibir itu terus berusaha menekan, perlahan Nala mulai merasa Damian mulai menciumnya dengan sedikit kasar. Nafas mereka terengah engah akibat ciuman panas itu. Ciuman itu turun ke leher dan dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
Romantizm"Aku akan melakukan apapun untuk menggagalkan pernikahan itu. Termasuk menyeretnya dari altar jika memang itu diperlukan" -Damian Corbyn-- "Awalnya aku yakin dia adalah jodohku. Sampai pria itu datang dan mulai menggoyahkan keyakinanku" -Nala Grayso...