Pict : rumah pilihan Nala .
Maav ya baru update :)Hari ini mereka rencananya akan berangkat ke Canberra. Sepertinya Damian benar, kemarin ia tidak melihat Kate di kantor. Dan Miss Leona juga mengiyakan, dengan mengizinkan dirinya untuk menghadiri acara pernikahan Kate. Atasannya itu memberinya izin 4 hari, ia juga menitipkan salam karena tidak bisa hadir untuk mempersiapkan acara fashion shownya sebentar lagi.
Damian terlihat santai dengan celana jeansnya dan kemeja yang digulung sesiku. Pria itu tidak mengatakan apa apa selama perjalanan dari penthouse ke bandara. Jack tampak sibuk mengatur perjalanan mereka.
Tiba dibandara, pesawat pribadi yang berukuran tidak terlalu besar sudah menanti kedatangan mereka. Nala merasa senang dalam hatinya, baru pertama kalinya ia pergi keluar negeri. Dan kini ia akan pergi ke Australia. Kejadian ini seperti tidak nyata. Semua serba kebetulan dan mendadak. Sepanjang perjalanan, Damian mengacuhkan Nala. Terkadang ia melirik Nala tanpa sepengetahuannya.
***
Hari sudah mulai sore, Jack tampak sibuk mengatur perjalan mereka agar bisa segera tiba di tempat yang dituju. Mobil mewah yang akan mereka tumpangi, telah dipersiapkan ketika mereka turun dari pesawat. Kurang lebih setengah jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah villa mewah. Bentuk bangunannya tidak seperti rumah tempat tinggal. Tapi memang konsepnya lebih diperuntukan untuk liburan. Dengan dinding batu dan terdapat perapian jika dilihat dari beberapa villa yang telah di lewati. Damian sempat menceritakan bahwa villa itu milih ayahnya. Tidak hanya satu villa yang terdapat disini. Ada sekitar 12 villa dengan jarak yang cukup jauh dari satu villa ke yang lainnya. Karena memang ini adalah private villa jadi tidak banyak bangunan yang di bangun di tempat ini. Tentunya untuk bisa sampai ke villa yang dituju, mereka harus menempuhnya dengan kendaraan.
Nala sangat menyukai tempat ini. Tenang dan nyaman. Ia pasti akan sangat betah tinggal disini. Ia sendiri sudah tidak sabar untuk segera tiba di villa yang akan di tempatinya. Banyak sekali pohon rindang disini. Udaranya pun sejuk.
"Damian, jadi kita akan tinggal disini ? Apa masih jauh ?" Tanya Nala yang terlihat tidak sabar.
"Kau suka ? Sebentar lagi kita akan sampai." Damian tersenyum puas melihat Nala sepertinya menyukai tempat ini.
"Apa Kate akan menikah disini?"
"Tidak. Lokasinya tidak di area ini. Tetapi lumayan dekat dari sini."
"Damian rumah itu indah sekali. Aku ingin tinggal disana !" Nala terpukau dengan sebuah rumah sederhana yang tampak nyaman menurutnya.
Rumah itu tidak besar tetapi Nala ingin sekali mempunyai rumah seperti itu.Damian memperhatikan rumah yang di maksud oleh Nala. Ia tidak menyukai rumah yang berukuran kecil. Tetapi rumah itu pengecualian, walaupun tampak sangat sederhana namun mempunyai sejarah sendiri bagi kedua orang tuanya. Damian merasa sedikit terkejut Nala menyukai rumah itu. Tak ada kesan mewah sama sekali. Mungkin wanita wanita yang pernah menjalin hubungan dengannya tidak akan mau tinggal disana.
"Kau yakin ingin tinggal disana ?" Tanya Damian. Nala menggangguk yakin.
"Kau masih bisa merubah keputusanmu jika kau mau. Rumah yang aku pilih bahkan jauh lebih besar dan mewah. Kau pikirkan dulu karena aku tidak akan menyetujui jika kau berubah pikiran. Atau lebih baik kita liat lebih dulu rumah yang akan kita tinggali."
Bersamaan dengan itu mobil mereka terhenti di sebuah rumah yang berdinding batu, namun jauh lebih besar. Pintunya terbuat dari kaca. Namun tetap saja Nala sudah jatuh hati dengan rumah tadi. Ia menggeleng ketika Damian mengajaknya turun dari mobil, "Aku ingin tinggal di rumah tadi saja. Aku sangat menyukainya."
"Baiklah, kau tidak boleh merubah keputusanmu. Jack kita kembali kesana," Damian memerintahkan Jack untuk mengantarkan kembali ke rumah yang tadi sempat dilewatinya.
Nala bersemangat, tanpa sadar ia meremas tangan Damian. Membuat pria itu terkejut. Namun ia segera menepis perasaan aneh karena sentuhan Nala.
5 menit kemudian mereka sampai di rumah itu. Damian dan Nala turun. Jack mempersilahkannya ke dalam sedangkan anak buahnya yang lain membantu menurunkan beberapa barang bawaan mereka. Rumah itu hanya terbagi beberapa ruangan yang tidak begitu besar. Namun seperti dugaannya rumah itu sangat indah. Barang barang yang di dalamnya walaupun sederhana tetapi sangat nyaman dan terawat. Jack dan anak buahnya yang lain pergi setelah menurunkan barang bawaan mereka ke dalam.
Nala melihat-lihat ke dapur. Terdapat 5 ruangan berukuran kecil. Nala belum melihat ruangan lainnya. Tidak ada barang yang mewah juga, hanya perabotan yang sudah lama namun masih tetap terawat membuat efek classy terhadap rumah itu. Setelah melihat dapur ia menghampiri Damian yang sedang membaca email dari ponselnya.
"Kemana Jack dan yang lain ?" Tanya Nala yang baru menyadari bahwa mereka hanya berdua saja di rumah ini.
"Mereka tinggal di tempat yang tadinya aku ingin mengajakmu kesana. Lucu sekali aku bos mereka, malah tinggal di tempat yang lebih sempit," Damian bergumam.
"Lalu kenapa kau tidak tinggal disana saja bersama dengan mereka?" Tanya Nala dengan polosnya membuat Damian gemas bercampur kesal. Bagaimana mungkin aku memilih tinggal bersama pria sedangkan aku bisa tinggal denganmu ? Memangnya aku ini pria tidak normal. Walaupun kau wanita biasa saja tapi aku masih memilihmu dari pada Jack, batin Damian. Lagipula ini juga merupakan rumah favorite ibunya. Jika bukan, ia tidak akan menyetujui permintaan Nala.
"Kau harusnya berterimakasih aku mau menemanimu. Wilayah disini sangat sepi. Apa kau tidak takut ?" Damian menakut-nakuti Nala. Tentu saja wilayah sini aman. Hanya orang yang sudah terdata yang bisa masuk ke private villa ayahnya.
Nala mengambil kopernya. Ia membawa beberapa pakaian yang dibawanya menuju ke sebuah kamar yang pintunya terbuka . Ia tersenyum melihat perapian yang ada di dalam kamarnya. Membayangkan dirinya akan merasa hangat tidur di tempat tidurnya malam ini.
Setelah mandi, Nala mengeringkan rambutnya. Rambutnya sudah mengering, ia pun beranjak mencari kopernya mencari pakaian tidurnya. Ketika ia membuka kopernya. Baju baju didalam kopernya berbeda dengan yang telah ia siapkan. Hanya ada pakaian tidur seperti lingerie tipis berwarna putih dan berberapa warna lain. Lalu kemana pakaiannya ? Apa boleh buat ia mengambil pakaian tidur warna putihnya. Tidak mungkin ia memakai pakaian lain. Jika dipakai, besok ketika akan pergi ia tidak mempunyai baju lagi.Perjalanan tadi membuat badan nya terasa pegal. Ia merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur sambil membuka pesan masuk di ponselnya. Ia membalas pesan yang kebanyakan dari Dave. Ia sampai lupa mengabarinya sejak tiba disini.
Ketika sedang asik dengan ponselnya. Ia menoleh ketika terdengar suara pintu kamar terbuka. Damian masuk dengan santai sambil melepaskan kancing atas kemejanya dan duduk di sisi tempat tidur.
"Apa yang kau lakukan di kamarku ?" Tanya Nala sambil menarik selimutnya ke atas untuk menutupi pakaiannya yang sedikit transparan.
"Tidur," Damian dengan entengnya menjawab pertanyaan Nala sambil melepas sepatunya asal.
"Lalu mengapa kau kesini ?" Nala masih tidak mengerti.
"Aku akan tidur disini bersamamu. Lalu aku akan tidur dimana ?" Damian menarik selimut sebelah Nala dan bersandar kesandaran tempat tidur di sebelah wanita itu. Ia menoleh pada Nala yang masih memelototinya.
"Di rumah ini hanya ada satu kamar. Kau pikir rumah sekecil ini memiliki banyak kamar ? Apa kau akan menyuruhku tidur di sofa? Aku akan kedinginan. Lagipula ini villa ku. Aku akan tidur disini. Kita hanya akan tidur bersama. Lagipula aku tidak akan melakukan apapun padamu." Damian sedikit emosi, sejenak ia memperhatikan Nala yang entah bagaimana terlihat sangat sexy. Ia sendiri merasa tidak yakin dengan apa yang dikatakannya. Ia ingin sekali menarik wanita itu ke pelukannya dan menciumnya. Ah tidak lagipula dia bukan typeku !
Damian merebahkan dirinya di tempat tidur. Ia merasa lelah hingga dengan cepat ia jatuh tertidur dan tidak mengetahui apa yang terjadi kemudian. Tidak mengetahui bahwa Nala akhirnya beranjak dari tempat tidur, mengambil selimut di lemari yang sempat dilihatnya tadi, kemudian tidur di sofa depan. Ia sulit untuk tertidur. Diluar sangat dingin. Bahkan selimut ini tidak mampu menghangatkan tubuhnya.
Karena terlalu lelah ahkirnya ia pun tertidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
Romance"Aku akan melakukan apapun untuk menggagalkan pernikahan itu. Termasuk menyeretnya dari altar jika memang itu diperlukan" -Damian Corbyn-- "Awalnya aku yakin dia adalah jodohku. Sampai pria itu datang dan mulai menggoyahkan keyakinanku" -Nala Grayso...