Matt meletakkan sebuah nampan berisi sepiring rujak cingur dan segelas es teh manis di atas salah satu meja nggak berpenghuni, di kantin sekolah yang sudah ramai banget kayak pasar buah. Many bananas and papayas, but less watermelons. Ngerti kan maksudnya? Nggak? Kebangeten deh!
Meski Matt keturunan bule, tapi dia punya selera makan tetap selera wong kampung. Baginya, rujak cingur is the best. Makanan yang paling dia gemari. Apalagi jika bumbunya diulek oleh seorang mbok-mbok setengah tua sambil bermandi keringat kepanasan. Pasti akan terasa lebih nikmat dan mantap karena bercampur dengan tetesan air gurih yang nggak sengaja jatuh ke dalam adonan bumbu rujak itu. Hmm...uenak tenan! Dijamin 100% bakal ketagihan karena mengandung pelet alami semacam narkoba gitu, tapi bukan dukun-dukunan.
Sementara mulut Matt terus berjuang mengunyah daging cingur yang super alot kayak sandal jepit itu, kedua matanya mulai bergerilya mengamati para siswa-siswi yang memenuhi tempat, yang sudah mirip foodcourt mini itu. Siapa tahu beberapa dari wajah mereka ada yang dia kenal. Dan, tentu saja misi utama pemuda ganteng itu adalah mencari wajah cowok pencuri hatinya yang sudah sangat dia rindukan itu. Besar harapan Matt jika sahabatnya itu juga bersekolah di tempat yang sama dengannya lagi.
Tapi sayangnya, tampang mereka semua tampak asing bagi Matt. Nggak ada satupun yang dia kenal kecuali Lee, cowok hot and cool yang tadi duduk sebangku dengannya di kelas. Dia terlihat sedang duduk berduaan dengan cewek cantik berpayudara big size yang masuk golongan watermelons tadi, beberapa meja di depan Matt. Menghadap ke arah tempat duduknya saat ini.
Kedua spesies yang sama-sama hot itu tampak begitu mesra dan sangat serasi, hingga Matt mengambil kesimpulan bahwa mereka berdua sedang berpacaran.
Hanya terlihat satu piring berisi makanan di atas meja, di depan Lee dan gadis semangka itu, yang sedang duduk dempet bersebelahan. Rupanya mereka makan sepiring berdua.
Gadis cantik itu lantas menyandarkan kepalanya pada ujung bahu kokoh Lee, sambil mengunyah makanan yang disuapkan dengan telaten oleh kekasihnya itu. Kedua tangannya kini menggenggam erat salah satu tangan pemuda disampingnya itu sambil diayun-ayunkannya manja, sebelum akhirnya mendarat di atas permukaan pahanya. Sesekali mereka juga tampak cekikikan kecil saling menggoda. Mereka berdua terlihat begitu bahagia dan ideal sebagai sepasang kekasih.
Pemandangan itu nggak ayal membuat Matt menjadi sedikit galau. Dia nggak sedang cemburu melihat Lee pacaran karena dia memang belum naksir cowok itu. Dia juga nggak lagi kepingin acara suap-suapan yang baginya terkesan norak abis itu.
Tapi, dia hanya ingin punya pacar saat ini. Terlalu lama dia menjomblo. Matt mendambakan seseorang yang perhatian dan mencintainya dengan tulus. Yang tentu saja syaratnya harus seorang cowok sejati bukan setengah-setengah, dan seorang top. Itu harga mati buat Matt.
Tapi kegalauan Matt hanya sebentar karena mendadak bulu kuduknya berdiri. Dia jadi merinding. Ada seorang cowok yang tiba-tiba datang menutupi pandangan kedua matanya. Dia sengaja duduk di meja yang sama dengan Matt, pas di kursi kosong di depannya, seolah sedang ingin cari ribut dengannya. Sialnya, Matt pun ternyata mengenal cowok itu dan dia juga membencinya.
"Hai kak David!" sapa seorang cowok ramah sambil tersenyum pada Matt. Dia lantas mengeluarkan isi nampannya yang sudah ditaruhnya di atas meja. Sepiring spaghetti dan segelas orange juice.
"Hei banci, ngapain kamu duduk disitu, hah? Jangan bilang kamu sedang mengikutiku! Hush...hush...sana pergi! Kamu merusak selera makanku saja!"
Tanpa basa-basi Matt langsung memberondong makian kasar pada pemuda imut yang baru saja dia temui saat menuju ke kantin tadi. Mendadak Matt menjadi sangat sebal dan mulai emosi gegara kehadiran Sam, makhluk luar angkasa aneh yang bikin dia alergi. Datang nggak diundang, pulang nggak diantar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BMKG (BL)
Teen FictionEits, ini bukan berita tentang banjir, gempa bumi, gunung meletus, ataupun tsunami. Tapi ini adalah sebuah kabar baik yang nggak akan membuat air mata berlinang gegara bencana alam diatas. Ini adalah cerita tentang pemuda yang nyaris sempurna tengah...