Matt membuka kedua matanya, mengerjap berulang kali untuk mengembalikan kesadarannya. Ah, syukurlah dia belum mati sebab dunia akhirat nggak mungkin bau got seperti yang terendus indra penciumannya saat ini. Harusnya bau gosong atau aroma gurih daging panggang karena pemuda ganteng itu pasti masuk neraka akibat kehomoannya seperti kata banyak orang. Warna langit juga masih sama seperti sebelum semua menjadi gelap barusan. Tetap biru cerah berhiaskan bentangan awan putih yang luas.
Hmm... pantas saja, ternyata Matt sedang tergeletak di pinggir jalan dekat selokan sembari kedua matanya menatap ke atas, menikmati keindahan langit pada siang hari.
"Hei... mau sampai kapan kamu berbaring seperti ini terus, hah?"
Matt terkaget saat mendadak ditegur seorang pria yang suaranya terdengar sangat dekat. Dia langsung menoleh ke kiri dan ke kanan, nggak ada siapa-siapa. Hanya terlihat gelas aqua kosong menggelinding nggak jelas serta kantung plastik yang terbang melambai dipermainkan angin.
Aneh, ada suara tapi nggak ada orangnya. Pemuda itu mengheran dalam hati.
Matt ingin segera bangkit berdiri namun tubuhnya masih enggan untuk diangkat ke atas. Rasanya masih linu dan sedikit njarem setelah beradu dengan kerasnya aspal jalan. Nggak ada luka berarti pada tubuhnya, hanya lecet ringan yang mulai terasa perih terkena keringat.
Sebaliknya kepala Matt malah terasa begitu nyaman saat ini seperti tengah beralaskan bantal import yang terbuat dari busa super empuk. Oh, rupanya hal ini yang membuat dia jadi betah tiduran di pinggir jalan kayak gelandangan.
"Woii... apa kamu tuli, hah? Mau sampai kapan kamu tidur di atas pahaku? Arrghhh... kamu sudah membuat kakiku jadi kesemutan sekarang!" Pria itu kembali protes dengan ketus sebab tampaknya dia kesulitan menggerakkan kaki akibat mulai mati rasa.
Hmm, apa maksudnya ini semua? Matt berpikir dalam hati seraya menaikkan salah satu tangannya ke atas hingga sejajar dengan kepala. Lalu dia mulai meraba-raba, ingin memastikan apa benar perkataan pria galak yang nggak ada wujudnya tersebut.
Telapak tangan Matt memang langsung menyentuh permukaan kain kasar mirip bahan sebuah celana saat digesekkan. Lalu dia mencoba meremas pelan daging kenyal di balik kain itu untuk lebih meyakinkan bila itu adalah paha seorang manusia bukan yang lain.
"Hei, apa yang sedang kamu lakukan, bodoh! Cepat singkirkan tanganmu dari situ!"
Tubuh Matt langsung terhentak kaget ke depan sampai bangkit terduduk di atas jalan, saat daging kenyal yang digerayanginya itu tiba-tiba mengembang dan mulai mengeras. Astaga, apa sebenarnya yang barusan pemuda ganteng itu pegang? Sepertinya tangan Matt merambat terlalu jauh ke bagian atas paha milik pria di belakangnya itu.
"So-sorry, aku nggak seng..."
Tenggorokan Matt mendadak tercekat saat membalikkan tubuhnya, menangkap sosok pemuda yang juga sedang terduduk di hadapannya dengan posisi kedua kaki terjulur, di pinggir jalan raya yang sebenarnya nggak terlalu ramai. Sial, kenapa dia harus bertemu dengan pemuda yang membencinya di saat yang salah pula. Matt merutuk dalam hati.
"Dasar homo brengsek! Kamu sempat-sempatnya mengambil keuntungan di saat seperti ini. Tch... seharusnya tadi aku biarkan saja kamu tertabrak mobil hingga tewas!"
Matt terdiam sambil memutar bola mata. Otaknya mulai menalar kejadian yang baru saja dia alami barusan hingga dia berakhir tergolek di pinggir selokan. Lalu dia mulai menggaruk-garuk kepalanya meski nggak gatal sebab merasa sungkan dan sedikit malu.
Ternyata Ken lah yang berhasil meluputkan Matt dari hantaman mobil yang akan menabrak barusan. Lalu dia terseok ke belakang akibat tarikan kencang Ken yang mendadak, membuat mereka berdua jatuh bersama karena Ken nggak kuasa menahan limpahan bobot tubuh Matt yang kekar. Dia nggak siap sebab kejadian itu berlangsung dengan sangat cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BMKG (BL)
Teen FictionEits, ini bukan berita tentang banjir, gempa bumi, gunung meletus, ataupun tsunami. Tapi ini adalah sebuah kabar baik yang nggak akan membuat air mata berlinang gegara bencana alam diatas. Ini adalah cerita tentang pemuda yang nyaris sempurna tengah...