"Dasar brengsek kamu, Ken! Aku kan sudah memperingatkanmu jangan pernah mengganggu Matt!"
"Kenapa, Nick? Kenapa? Apa kamu suka padanya, hah?"
Nick terdiam, nggak mau terpancing oleh sahabatnya yang terus mengolok. Pemuda itu tampak berusaha keras mengontrol emosi yang perlahan mulai mengusir kewarasannya.
"Kenapa kamu diam saja, Nick? Ayo jawab! Apa kamu suka pada pemuda homo nggak tahu diri itu, hah? Atau kamu malu mengakui bila kamu juga homo sama sepertinya? Dasar faggot!"
"Diamm... BANGSAT!!!" Sebuah bogem mentah mendarat telak di wajah Ken. Membuat pemuda itu langsung jatuh tersungkur di hadapan Nick.
Ken meludah bercampur darah ke atas tanah. Lalu dia segera bangkit terduduk seraya menengadah ke atas, menatap tajam ke arah Nick nggak terima. Jemari tangannya tampak meraba ujung bibirnya yang mulai terasa perih akibat sobek. "Bagus, Nick! Bisa-bisanya kamu menghajar sahabatmu sendiri hanya demi bocah homo itu? Kamu bahkan nggak memberiku kesempatan untuk menjelaskan duduk perkaranya. Ckckck... memang luar biasa dia itu! Apa dia memakai lubang pantatnya untuk menggodamu, hah?"
"Anjing! Tutup mulutmu, Ken! Jangan menghina dia!" Nick langsung membungkukkan badan sembari melayangkan lagi tinjunya ke wajah pemuda angkuh itu hingga membuatnya kembali tersungkur.
Emosi Nick benar-benar memuncak sekarang, membuat dia kehilangan akal sehatnya. Dia tampak kesetanan penuh amarah. Tangannya langsung meraih kerah seragam Ken sambil kemudian dicengkeram erat untuk menarik paksa kepala sahabatnya itu ke atas. Lalu dia kembali menghujani wajah tampan Ken dengan tinjunya tanpa ampun.
"Woii... hentikan, Nick! Apa-apaan kamu itu, hah!"
"Matt?" Nick tersentak kaget yang membuat aksi brutalnya terhenti sejenak. Lalu dia menoleh ke arah pemuda yang ternyata sudah berdiri nggak jauh dari situ, masih dengan tangan mengepal dan terangkat siap menghajar Ken yang tampak nggak berdaya di bawahnya.
"Lepaskan dia, Nick! Kamu bisa membunuhnya!"
"Nggak!! Nggak akan, Matt!! Lebih baik dia mati terlebih dulu sebelum dia bisa mencelakaimu. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa, Matt!"
"Cukup, Nick! Hentikan! Apa kamu sadar dengan ucapanmu barusan, hah? Jangan lupa dia itu sahabat baikmu sendiri, Nick!" Matt tampak bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Dia nggak mau Nick yang tengah dibutakan amarah menyesali perbuatannya di kemudian hari. Sebab pemuda itu pernah merasakan sakitnya kehilangan seorang sahabat yang sangat dia sayangi.
"Justru karena aku mengenalnya dengan baik, aku harus melakukan hal ini, Matt! Dia nggak akan pernah berhenti berusaha sebelum tujuannya tercapai. Pikirannya hanya dipenuhi siasat busuk untuk mencelakaimu. Dan aku nggak mau mengambil resiko itu, Matt. Aku nggak mau selalu khawatir sebab aku nggak bisa menjagamu setiap saat. Jadi lebih baik kubereskan saja masalah ini dari akarnya biar aku bisa tenang. Please, sebaiknya kamu nggak usah ikut campur! Kamu tinggal tunggu beresnya saja, OK!"
"Hahaha... so sweet banget kamu, Nick! Cuihh... menjijikkan! Dasar pasangan homo laknat!" Ken meludah hingga mengenai wajah Nick yang masih mencengkeram erat kerah seragamnya. Membuat darah pemuda urakan itu kembali mendidih dan semakin kalap.
"Tutup mulutmu, anjing!!" Nick mendaratkan lagi sebuah pukulan kuat pada wajah Ken yang membuat darah segar langsung mengucur dari lubang hidungnya.
"Hentikan, Nick!" Matt langsung bergegas maju seraya menarik kasar bahu Nick sebelum kemudian menghantam pipi pemuda itu dengan tinjunya. Nick yang nggak siap langsung terhuyung mundur beberapa langkah ke belakang hingga cengkeraman pada seragam Ken terlepas.
Matt terpaksa berbuat demikian sebab perkataannya nggak digubris oleh pemuda yang tengah kesetanan membabi buta memukuli sahabatnya sendiri. Hanya dengan cara ini dia bisa menghentikan kegilaan Nick.
KAMU SEDANG MEMBACA
BMKG (BL)
Fiksi RemajaEits, ini bukan berita tentang banjir, gempa bumi, gunung meletus, ataupun tsunami. Tapi ini adalah sebuah kabar baik yang nggak akan membuat air mata berlinang gegara bencana alam diatas. Ini adalah cerita tentang pemuda yang nyaris sempurna tengah...