Matt turun dari mobil Uber yang membawanya sampai depan gerbang sekolah. Dengan gontai, pemuda ganteng itu melangkahkan kaki masuk menuju halaman parkir sekolah. Dia kalut. Perasaannya campur aduk nggak karuan jadi satu.
Matt merasa kecewa batal ngentot dengan guru kesayangannya untuk yang kedua kalinya. Itu artinya dia masih tetap perawan ting-ting sampai detik ini. Ah monyet, kenapa nasib seperti sedang mempermainkannya, selalu urung di tengah nafsunya yang sedang memuncak? Kalau boleh, dia ingin bercinta dengan siapa pun yang bersedia menjebol lobang perawannya saking frustasinya. Tapi apa nggak terkesan murahan jadinya?
Belum juga selesai puyeng kepalanya akibat nafsu yang nggak tersalurkan, hatinya latah ikut-ikutan menambah masalah. Rasa marah dan cemburu timbul ke permukaan untuk pertama kalinya dalam hidup, membuat rongga dadanya menyesak seketika.
Kenapa mahkluk jadi-jadian tadi bisa memanggil kekasihnya dengan sebutan Mas, sama seperti dirinya? Apa selama ini Yudha punya hubungan khusus dengan Sam, bahkan sebelum guru muda itu mengenal dirinya? Terlebih flat mereka terletak dalam bangunan apartment yang sama, yang memungkinkan mereka bisa bertemu tiap hari. Argghhh... hati Matt mau meledak rasanya. Jika cemburu rasanya akan sesakit ini, pemuda ganteng itu memilih untuk nggak pernah jatuh cinta.
Ya ampun, setelah dua masalah di atas ternyata masih belum kelar juga konflik batin pemuda ganteng ini. Masih ada satu lagi. Perasaan khawatir kini perlahan menyergapnya saat memandangi selembar foto yang dia keluarkan dari saku celana.
Apa yang bakal terjadi jika pelaku sampai menyebarkan foto yang tengah dipegangnya erat saat ini? Hal itu tentu akan menjadi skandal yang memalukan baginya dan Yudha.
Mungkin akan sedikit lebih wajar jika mereka berdua bukan sesama pria. Banyak kok siswi yang berpacaran dengan gurunya sendiri. Dihujat sebentar setelah itu dibiarkan dan dimaklumi, bahkan ada yang berlanjut sampai jenjang pernikahan.
Nah, masalahnya Matt dan Yudha adalah sesama pria. Yang ada mereka nggak sekedar dihujat tapi juga dikutuk dan dikeluarkan dari sekolah. Nggak pernah akan ada istilah memaklumi dalam konteks hubungan sejenis pada norma-norma adat ketimuran. Hubungan mereka dengan pasti dinyatakan terlarang dan sangat memalukan. Belum lagi jika kabar tersebut sampai terdengar kedua orang tua Matt, wah... bisa dibakar hidup-hidup dirinya karena mencoreng nama baik keluarga.
Rasanya kepala Matt mau pecah memikirkan semua. Kapasitas otaknya nggak cukup. Pelajaran saja susah diingat apalagi masalah seberat ini. Lain halnya jika untuk memikirkan hal yang mesum-mesum, pasti selalu ada ruang kosong dalam otaknya.
Jadi daripada stres, lebih baik dia pulang ke rumah sekarang daripada perasaannya semakin galau nggak menentu. Terus berbokep ria sambil masturbasi hingga kecapekan dan setelahnya tidur nyenyak deh. Lalu keesokan harinya otaknya sudah fresh kembali untuk bisa fokus mencari siapa dalang di balik foto hubungan terlarang itu.
Apa mungkin pelakunya Nick seperti tuduhan Yudha atau Ken yang sangat membencinya? Bisa jadi kakak mendiang sahabatnya itu yang memasukkan foto ke dalam sakunya saat dia tidur di UKS waktu istirahat siang tadi. Hmm... sepertinya hanya dua nama itu yang menjadi tersangka utama dalam otaknya saat ini. Besok, pemuda itu akan segera mencari tahu jawabannya.
"Hai, sayang..."
Sebuah panggilan membuyarkan lamunan Matt. Seorang siswa tampak bersandar pada bagian depan mobilnya.
"Sayang, sayang kepalamu! Mau apa kamu di sini, hah?" Matt langsung menyalak ketus. Kenapa dia harus bertemu dengan orang yang sangat menyebalkan di saat perasaannya sedang kacau seperti sekarang?
"Menunggu untuk kamu antarkan pulang, sayang..." Nick tersenyum lebar.
Preman kampung itu tentu tahu yang mana kendaraan milik Matt, meski pemuda itu sudah mengganti mobilnya. Itu bukan hal yang sulit sebab dia memiliki banyak mata-mata. Bahkan kejadian Matt berguling-guling dengan Ken di atas jalan raya pun nggak luput dari perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BMKG (BL)
Teen FictionEits, ini bukan berita tentang banjir, gempa bumi, gunung meletus, ataupun tsunami. Tapi ini adalah sebuah kabar baik yang nggak akan membuat air mata berlinang gegara bencana alam diatas. Ini adalah cerita tentang pemuda yang nyaris sempurna tengah...