Fabrian duduk diatas motornya dengan sweater hitam yang menutupi seragam dan juga Helm yang menutupi kepala serta wajahnya. Fabrian sedang menunggu Nadyn yang belum juga keluar dari sekolah 4 meter dari gerbang sekolah yang ramai oleh murid murid. Fabrian memarkirkan motornya didekat pohoh besar sehingga kehadirannya tidak terlalu mencolok.
Fabrian hanya khawatir kalau ada yang mengenalinya. Ia juga mengkhawatirkan Nadyn bila hubungan Fabrian dan Nadyn terungkap.
Fabrian menatap kearah gerbang yang ramai itu, mencari cari sosok Nadyn. Lalu ia berdecak dan mengeluarkan ponsel dari saku kanan celana Abu abu yang dikenakannya.
Fabrian mengetik pesan singkat lalu dikirimkan kepada Nadyn. Ia mengetuk ngetuk pelan ponsel itu ke talapak tangannya. Tidak lama menunggu, Gadis yang ia cari terlihat di kerumunan murid yang keluar dari gerbang.
Nadyn menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan Fabrian. Fabrian memasukkan Ponsel ke saku celananya dan langsung menjalankan motor Ninjanya ke hadapan Nadyn.
Nadyn yang menyadari Cowo didepannya adalah Fabrian, langsung menaiki motor dan memeluk tubuh kekarnya serta menyandarkan Kepalanya di Punggung Fabrian. Fabrian melirikkan matanya ke sekitar, tapi tatapan matanya bertubrukan dengan mata elang dan tajam itu.
Tanpa menunggu apapun lagi, Fabrian langsung mengalihkan pandangannya dan tancap gas menuju rumah mereka.
Sementara orang itu, menatap tajam kearah keduanya sampai Motor Fabrian menghilang dari pandangan. Gilang, orang itu tersenyum miring lalu menaiki Motornya dan pergi dengan kecepatan tinggi.
●□●□●□●□●□●□●□●□●□●□●□●□●□●
"Turun Woi, demen amat melukin gue" Goda Fabrian sambil terkekeh melihat Nadyn yang masih saja memeluk tubuhnya.
Nadyn mulai beranjak dari atas motor dengan bibir yang mengerucut membuat Fabrian tertawa geli. Mereka berdua memasuki rumah dengan berdampingan. Lalu naik ke lantai 2 dan memasuki kamar mereka masing masing.
Nadyn melempar Tas Jansportnya keatas sofa dekat tempat tidur. Berikutnya, Ia langsung membanting tubuhnya keatas kasur yang empuk dengan kedua tangan yang terbuka.
Nadyn memejamkan matanya dan menghela nafas, membuka matanya lagi dan berjalan menuju lemari pakaian. Nadyn membuka Lemarinya, ia mengambil Kaos putih bertuliskan "I like Ice Cream" dan celana pendek rumahannya. Nadyn mulai membuka seragam sekolahnya dan melemparnya sembarangan. Tepat saat itu, Pintu kamarnya mendadak terbuka. Terlihatlah wajah tampan Fabrian disana.
"FABRIAN TUTUP PINTUNYAAAA" mendengar teriakan Nadyn, membuat Fabrian tersadar dari lamunannya. Lalu bergegas menutup pintu kamar Nadyn.
"Badan lo oke juga Dyn" Teriak Fabrian dari luar kamarnya sambil cekikikkan.
"Kurang ajar!" Teriakan balasan dari Nadyn membuat Fabrian tambah tertawa dengan kencang.
Setelah berganti pakaian, Nadyn duduk diatas Kursi Meja Rias kamarnya dan membuka Ikatan satu pada rambutnya. Nadyn menyisir rambutnya yang tergerai indah itu lalu terdengar bunyi getaran dari benda kecil persegi panjang yang ia letakkan diatas kasur.
Nadyn langsung membanting tubuhnya keatas kasur dan meraih ponselnya itu. Ia melihat ke lockscreen yang menampakkan Notifikasi Adanya pesan baru. Nadyn memasukka Password lalu membuka Pesan dengan Nomor yang tak dikenalinya.
'Taman belakang sekolah besok. Istirahat pertama. -Gilang'
Nadyn mengerutkan keningnya. 'Kok tumben nyuruh ketemu, biasanya juga nyamperin terus ngerusuh'. Pikir Nadyn. 'Lah dia dapet nomor gue dari mana?' Lanjutnya. Ia mengedikkan bahu dan melempar ponselnya sembarang, untung Ponsel itu tidak jatuh mengenaskan ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadynalla's Story
Teen Fiction[DISCONTINUED] Gilang si Pentolan sekolah dan Nadyn si cewek apes yang terjebak di 'medan tempur'. •Bad Boy Story• [HarinIsHarin's First Book] 🚩Highest Rank May 11 2019 🏅#15 on Gilang May 12 2019 🏅#4 on Competition May 14 2019 🏅#18 on Possesif