WARNING!
Sorry for typo(s). Happy reading!
•
•
•Kegiatan belajar mengajar sudah berjalan selama 2 jam, masih 30 menit lagi menuju istirahat pertama. Kelas XII IPS A saat itu sangat riuh karena guru mata pelajarannya berhalangan hadir.
Beberapa anak laki laki terlihat seru bermain bola di dalam kelas yang mana seharusnya tidak boleh dilakukan. Tapi apa peduli mereka? Kelas XII IPS A memang sudah terkenal oleh seantero sekolah, kelas itu paling suka membuat keributan apalagi ada sang panglima tawuran atau pentolan sekolah di dalamnya, siapa lagi kalau bukan Gilang. Tetapi walau begitu, siswa siswi XII IPS A banyak menghasilkan prestasi bagi sekolah mereka.
Kelas itu di penuhi dengan anak anak berprestasi tepatnya di bidang Non-Akademik yang sayangnya terlalu aktif(bandel). Termasuk Gilang, yang sekarang terlihat ikutan bermain bola bersama Kevin dan teman-teman yang lainnya.
Jangan salah, Gilang itu sebenarnya pintar. Ia juga merupakan atlet basket yang sudah banyak menuai prestasi. Itulah mengapa Gilang tidak dikeluarkan dari sekolahnya padahal sudah melanggar peraturan berpuluh-puluh kali.
Dan sekarang ia melanggar satu lagi, bermain bola di dalam kelas. Para cowo itu sesekali dengan sengaja melempar bolanya ke bawah kolong meja anak cewe, lalu salah satu dari mereka akan modus mengambilnya sementara cewe-cewe teriak histeris seraya memukul atau menendang cowo itu.
"Woi woi"
Teriak Gilang, memberi kode kepada Daffa untuk mengoper bola padanya. Daffa mengoper bola pada Gilang dan langsung di tendangnya bola itu oleh Gilang, menggelinding melewati bawah meja yg dijadikan Gawang.
Sontak Tim Gilang berteriak "GOL!" Dengan Gilang yang berpose konyol seakan akan ia adalah pemain bola professional. Cewe cewe yg tadinya sedang bergosip ria langsung menolehkan kepala mereka saat mendengar teriakan, tawa serta desahan kecewa dari para pemain bola itu. Mereka semua menertawakan tingkah Gilang bahkan salah satu dari cewe cewe itu ada yang gregetan sampai sampai melemparkan Tip-X diatas meja terdekat yang entah milik siapa, tepat mengenai kepala Gilang.
Gilang menoleh dan memaki Dina-cewe yg melempar- jenaka. Mereka semua kembali tertawa bahkan kericuhan kelas itu sampai terdengar ke luar kelas, dan ke kelas-kelas sebelahnya yang sebenarnya sudah biasa karena Siswa-siswi kelas 12 di sekolah itu sudah terbiasa dengan kebisingan Kelas XII IPS A.
Tet Tet Teeet.
Bel 3 kali, pertanda telah masuk jam Istirahat. Belum sampai satu menit bel, Siswa-siswi sudah banyak yang keluar dari kelas mereka dan memadati koridor menuju kantin. Begitu juga kelas Gilang, Siswi siswinya bahkan sudah menghilang dari kelas, menyisakan Asti dan Nanda yg duduk di pojok depan dengan kotak bekal di meja mereka masing-masing.
Sementara Siswanya, beberapa menghilang, beberapa masih bermain bola, dan beberapa bermain sedang bermain game di laptop. Berbeda dengan Gilang dan Kevin yang sedang me-landmark meja yang terletak tepat di bawah kipas angin. Mereka duduk dengan punggung yang saling menyadar diatas meja itu.
Dengan kemeja sekolah yang dua kancing teratasnya terbuka menampakkan kaos daleman putih dan Keringat sedikit mengalir di dekat telinganya, Gilang duduk terdiam beberapa menit di bawah kipas angin bersama Kevin dengan keadaan yang sama.
"Kantin ga?" Tanya Kevin, menolehkan kepalanya.
"Bentar, ngadem dulu"
Kevin berdehem menanggapi. Mereka kembali terdiam beberapa saat. Gilang menarik ponselnya dari saku celana, membuka applikasi line lalu mengecek pesan pesan yang masuk. Kebanyakan dari teman teman cowonya yang mengirim pesan berisi "bagi cewe dong". Sungguh menyebalkan, dikira gue bandar? Pikir Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadynalla's Story
Teen Fiction[DISCONTINUED] Gilang si Pentolan sekolah dan Nadyn si cewek apes yang terjebak di 'medan tempur'. •Bad Boy Story• [HarinIsHarin's First Book] 🚩Highest Rank May 11 2019 🏅#15 on Gilang May 12 2019 🏅#4 on Competition May 14 2019 🏅#18 on Possesif