17

4.3K 333 20
                                    

WARNING!
Typo(s) Everywhere.

VOTE AND COMMENT!

Thankies~

<><><><><><><><><><><><><><><>

Nadyn berbaring diatas kasurnya menatap kosong langit-langit kamar. Seragam sekolahnya sudah berganti menjadi baju rumahan. Rambutnya terikat cepol asal. Sesekali matanya terpejam sebentar seraya menghela napasnya sebelum membuka mata kembali.

Entah kenapa akhir-akhir ini banyak sekali kejadian yang menggaggu pikirannya. Dan sebagian besar dari kejadian itu pasti berhubungan dengan Gilang. Cowo itu selalu hinggap di pikirannya.

Perlakuan Gilang terhadapnya sekarang juga lebih terasa seperti melindungi dan peduli dibandingkan menggaggunya. Tidak seperti pada awal pertemuannya dengan Cowo itu.

Ia ingat dulu Gilang yang pertama kali mengibarkan bendera perang antara dia dan dirinya, dengan percaya dirinya cowo itu mengajaknya bertaruh siapa yang jatuh cinta lebih dulu dia akan kalah.

Nadyn mendengus, ia bahkan sudah tidak kepikiran dengan kejadian itu saat bersama Gilang. Gadis itu hanya merasa.. nyaman?

Berada di dekat Gilang membuat jantung Nadyn berdegup lebih cepat. Wajahnya pun kerap memerah disaat Gilang mengucapkan kata-kata yang tidak pernah terduga akan keluar dari mulut Si Badass itu.

Nadyn menggulingkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri sampai akhirnya berhenti dengan wajahnya yang menelungkup ke arah bantal.

Bayangan wajah Gilang yang babak belur beberapa jam yang lalu tiba-tiba muncul di kepalanya. Hatinya entah kenapa seperti tertohok mengingat keadaan Cowo itu. Kakaknya memang tidak kira-kira kalau menghabisi anak orang.

Nadyn sebenarnya bingung setau gadis itu, Gilang adalah petarung yang hebat, paling hebat diantara para petarung lain di sekolahnya. Bahkan cowo itu sering kali menghadapi "pemimpin" sekolah lain seorang diri dan selalu berakhir dengan kemenangannya.

Bagaimana bisa seorang Gilang yang sangat ahli bertarung itu dengan mudahnya dibuat babak belur oleh Fabrian. Bukannya merendahkan, tapi Fabrian tidak berada jauh diatas Gilang. Kakaknya itu juga petarung yang hebat, terbaik di sekolahnya tapi Sehebat- sehebatnya Fabrian, ia paling tidak setara dengan Gilang. Lalu kenapa Gilang dengan gampangnya dikalahkan oleh Fabrian?

Nadyn mengangkat kepalanya seraya menarik napas dalam lalu kembali menelungkupkan wajahnya dan berteriak dengan kencang. Bantal bergambar Chibi V member salah satu boyband ternama di korea itu membantu meredamkan suara teriakannya sehingga tidak terdengar sampai ke luar kamarnya.

Gadis itu kembali merubah posisinya menjadi telentang. Ia meraih Handphone dari atas meja disamping kasur, menyambungkan HPnya dengan Speaker kamar kecil dengan Bluetooth. Jarinya bergerak memilih-milih lagu yang akan ia putar, sampai akhirnya memutuskan memutar lagu dari Boyband ternama korea BTS - Spring Day.

Nadyn membuka aplikasi Line dan mencari cari Contact seseorang. Tidak lama, kedua jari jempolnya mengetikkan sebuah pesan untuk orang itu. Kedua alis Nadyn berkerut, merasa ragu. Haruskah ia mengirimkannya pesan? Setelah perdebatan antara hati dan pikirannya, Nadyn memencet tombol "send".

Nadyn meletakkan kembali handphonenya dan memejamkan mata. Nadyn kembali menghela napasnya. Ketika lagu sudah mencapai bagian Reff-nya yang dinyanyikan dengan merdu oleh Member bernama Jungkook, gadis itu jatuh ke dalam dunia mimpinya, tertidur pulas.

Nadynalla's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang