18

3.6K 261 23
                                    

WARNING!
TYPO(s) Everywhere!

VOTE AND COMMENT YA TEMAN TEMAN!

Happy Reading~

-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/

Dua pasang mata itu saling berpandangan. Yang satu dengan kerinduan yang jelas terpancar sedangkan yang satu menyiratkan kebingungan.

"Pacar?"

Lama berpandangan, gadis itupun akhirnya mendongak dan menanggapi "perkenalan diri" laki-laki di hadapannya ini. Menurut Lisa, cewe itu, perkataan laki-laki di depannya ini sangat tidak masuk akal.

Lisa memandangnya aneh. Sedangkan Laki-laki itu, Fabrian, mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia seketika merasa gugup. 2 Tahun tidak bertemu dengan Lisa membuatnya nervous, dan jantungnya juga bergerak cepat.

Sama seperti pertemuan mereka pertama kali.

Fabrian menghela nafas, matanya kembali menatap kedua mata Lisa.

"Iya, pacar."

"Gue? Punya pacar? Sejak kapan?"

"Before the accident happened."

Lisa terkejut, jawaban dari Fabrian itu sangat menarik baginya. Tidak ada orang lain yang mengetahui kecelakaan yang membuatnya kehilangan ingatannya itu selain keluarganya sendiri. Lisa sendiripun baru mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sebelum ia amnesia baru-baru ini.

"Ah... Jadi lo, tau...-

Gue jatoh dari tangga?"

"Hah?"

Wajah Fabrian langsung berubah. Jatuh dari tangga? Apa maksudnya? Bukan itu yang terjadi.

'Kenapa dia gatau?'

"Ah, I-iya gue tau kok."

"Wah, menarik juga."

Fabrian kembali menyerngit.

"Apanya yang menarik?"

"Lo, Menarik."

Mata Cowo itu sedikit membelalak kaget. Ia dengan cepat mengalihkan tatapannya kesegala arah. Ia makin gugup. Dirinya masih tidak percaya, seorang Lisa yang seingatnya pemalu, kalem, manis. Bisa dengan mudahnya mengeluarkan kata pujian yang bahkan dulu jarang sekali terucap.

Setelah menyadari suasana yang berubah, Fabrian langsung menarik kedua ujung bibirnya. Cowo itu tertawa renyah lalu tersenyum menatap Lisa.

Wajah Lisa sedikit mendongak untuk bisa bertatapan dengan Fabrian. Lalu gadis itu membalas senyuman manis Fabrian dengan senyumannya yang berlipat-lipat kali lebih manis menurut Fabrian.

Mereka saling bertatapan lama. Masing-masing sibuk dengan pikiran mereka sendiri. Dari tatapannya saja, sudah terlihat jelas bahwa Fabrian masih memiliki rasa yang besar kepada Lisa. Kerinduan tetap terbaca dari kilatan matanya. Sementara Lisa, pandangannya lembut menatap lurus ke dalam mata Fabrian. Dengan senyum tipis nan manisnya yang masih terukir di bibir. Fabrian sangat menikmati moment ini, setidaknya sebelum,

"Lo,

Baper ya?"

Satu kalimat itu langsung membuat Fabrian tersadar dari apapun yang sedang dipikirkannya. Tatapan matanya berubah menyiratkan kebingungan, matanya membulat dengan mulut yang sedikit "menganga."

Nadynalla's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang