•Author's Point of View•Di jam istirahat ini, suasana sekolah yang biasanya hanya ramai mendadak menjadi sangat ramai. Suara bisikan terdengar disegala penjuru sekolah.
Berita pingsannya sang Panglima Tawuran menyebar dengan cepat. Tetapi tidak ada yang tahu jalan cerita lebih jelasnya selain anak kelas Gilang sendiri yang tentu saja telah diperintahkan untuk tutup mulut oleh Kevin, mereka hanya tau bahwa Pangeran sekolah itu tertusuk pecahan kaca yang cukup besar berikut serpihan-serpihan kecil lainnya di bagian punggung dekat pundak kanannya.
Beberapa murid mulai mengarang cerita, dari mulai bertengkar sampai cerita Bahwa Gilang diserang oleh Musuh sekolah mereka.
Nadyn mendengar semua gossip itu, awalnya ia tidak mempercayai gossip gossip itu. Tetapi setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri, ia menjadi gelisah. Ada perasaan khawatir yang muncul dihatinya walaupun hanya sedikit saat melihat Tubuh cowok yang biasanya berdiri tegap malah terlihat sangat lemas dan dibopong oleh Kevin dan Teman sekelasnya yang lain.
Nadyn sedang berjalan bersama Sarah menuju toilet yang ada di lantai 1 saat ia melihat Tubuh gilang yang dipapah oleh Kevin menuju UKS. Saat mereka melewatinya, Nadyn dapat melihat Darah segar yang menembus seragam putih bagian punggung sebelah kanan. Darah itu cukup banyak, membuat Nadyn merasa Khawatir.
Sarah juga melihatnya, ia sudah mengajak Nadyn untuk melihat keadaan Gilang. Tapi Nadyn dengan Gengsinya menolak mentah mentah. Padahal Sarah juga penasaran dengan keadaan Panglima Tawuran sekolahnya itu. Tapi ya karena memang Kadar ke-gengsian Nadyn yang sangat tinggi, Sarah hanya bisa memendam rasa penasarannya.
Bahkan saat mereka sudah duduk di dalam kelas pun Nadyn masih tetap pada pendiriannya. Di fikirannya adalah,
'Buat apa gue jenguk? Bukan urusan gue juga kan?'
Alhasil, Sarah menyerah untuk membujuk Sahabatnya yang sangat keras kepala itu ditambah Bel masuk diikuti Bu Jia yang memasuki kelas memaksa mereka berdua untuk menyimak pelajaran Seni ini.
Sementara itu, suasana di UKS masih tegang. Kevin menarik bangku untuk duduk di samping ranjang Gilang yang belum juga sadar. Posisinya sekarang adalah tidur tengkurap dengan wajahnya menghadap ke arah Kevin. Lukanya sudah diatasi oleh petugas UKS dibantu dengan beberapa anggota PMR yang sekarang sedang keluar ruangan.
Kevin menunggu Gilang siuman sendirian, tadi ia sudah menghubungi Ardo tetapi lelaki itu bilang bahwa ia harus mengikuti ulangan Matematikanya terlebih dahulu. Itu berarti Ardo akan menyusul.
Kevin menatap wajah sahabatnya yang sangat damai. Seperti semua aura dingin dan mencekamnya telah pergi entah kemana. Kevin tahu, dibalik semua itu pasti ada sesuatu yang ditutup tutupinya. Hanya saja ia tidak ingin mengoreknya sendiri, ia akan menunggu sahabatnya itu menceritakannya sendiri.
Tidak lama, terdengar suara pintu terbuka yang terbuka. Diikuti dengan langkah kaki yang mendekati bilik milik Gilang. Kevin telah mengira itu pasti Ardo.
'Cepet amat ulangannya'
Batin Kevin seraya menoleh ke tirai yang digeser oleh orang itu.
"Cepet amat ulang-" ucapan Kevin mendadak berhenti. Ia sedikit terkejut dengan kehadiran orang itu. Kevin menatap Nadyn-orang itu- dengan pandangan bingung.
"Saya mau.. itu.. em... liat keadaannya ka.. Gilang" Ujar Nadyn gugup karena ditatap seperti itu oleh Kevin.
"Eh iya"
Kevin mengangguk kikuk dan beranjak dari duduknya. Ia berjalan hendak keluar UKS.
"Tumben, kesambet apaan itu anak?" Gumam Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadynalla's Story
Teen Fiction[DISCONTINUED] Gilang si Pentolan sekolah dan Nadyn si cewek apes yang terjebak di 'medan tempur'. •Bad Boy Story• [HarinIsHarin's First Book] 🚩Highest Rank May 11 2019 🏅#15 on Gilang May 12 2019 🏅#4 on Competition May 14 2019 🏅#18 on Possesif