3

10.6K 739 5
                                    

Gilang benar benar membuktikan perkataannya kemarin. Ia selalu menggoda atau hanya sekedar mengikuti Nadyn saat Disekolah selama 3 hari ini.

Nadyn Sangat Risih dengan keberadaan Gilang yang selalu ada di dekatnya kemanapun dia pergi. Ya kecuali Toilet. Nadyn sudah bersikap bodo-amat dan jutek pada Semua godaan godaan Gilang untuknya tapi itu malah membuat Gilang semakin gencar untuk menggoda Nadyn.

Seperti sekarang, Bel istirahat memang belum berbunyi tapi Tiba tiba dengan santainya Gilang memasuki kelas Nadyn. Dengan langkah yang kelewat santai dan Kedua tangan yang terselip di saku celanannya. Padahal waktu istirahat masih 25 menit lagi.

Semua perhatian Murid pada Papan Tulis dan Bu Siska sekarang telah tergantikan dengan Sang Panglima Perang Sekolah yang muncul di kelas mereka. Sebagian besar perempuan menatap sosok itu dengan pandangan terpesona. Sementara Murid laki laki memandang Gilang terkejut tetapi tidak berani berbuat apapun.

Mereka tentu tau, Gilang disini pasti ingin menggoda Nadyn seperti hari hari sebelumnya. Tetapi ia tidak pernah muncul di saat jam pelajaran seperti ini, kedalam kelas pula. Sangat tidak sopan.

Bu Siska yang sedang menjelaskan lantas berhenti dan melotot kaget bercampur kesal saat melihat Murid paling bandel dan pembuat masalah itu ada di kelas 10-3. Dan Gilang dengan santainya berjalan melewati Bu Siska lalu mengambil bangku kosong di pojok belakang dan meletakkannya disamping tempat duduk Nadyn.

Nadyn terlonjak kaget saat Gilang duduk dengan jarak yang sangat dekat disampingnya. Ia menoleh dan memandang Gilang kesal. Nadyn mendorong tubuh Gilang menjauh tapi Tubuh nya tidak bergerak 1cm pun karena tenaga Gilang yang jauh lebih besar.

"APA YANG KAMU LAKUKAN DISINI GILANG?!" Tegur Bu Siska dengan suara keras.

"Pelajaran tambahan bu, kan saya udah mau ujian.. saya mau inget inget materi kelas 10 bu." Jawaban Santai Gilang membuat Bu Siska semakin geram. Guru yang berumur 41 tahun itu telah berwajah merah menahan ledakan amarah.

"KELUAR KAMU GILANG!!"

"Bu jangan menghalangi saya mau belajar dong, gimana sih"

Gilang menjawab masih dengan nada yang santai. Tangan kirinya ia letakkan di atas sandaran bangku Nadyn dan menarik dirinya lebih dekat.

Nadyn tersentak dan langsung mendorong tubuh Gilang dengan sekuat tenaga membuat Tubuh Gilang sedikit terhuyung ke samping.

"Wah, kuli juga tenaga lo" komentar Gilang santai. Wajah Nadyn langsung memerah kesal. Ia menahan amarahnya yang sudah meluap sampai ke ubun ubun. Nadyn berdiri dari duduknya dan berjalan cepat keluar kelas.

Gilang melihat itu dengan tersenyum miring yang membuat anak perempuan di kelas itu menahan nafasnya.

"GILANG KAMU ITU YA SUKA SEKALI BUAT KERIBUTAN. KAMU IKUT SAYA KE RUANG KEPALA SEKOLAH SEKARANG."

Gilang berdiri dengan wajah kesal dan berjalan di belakang Bu Siska menuju ruang kepala sekolah.

♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢

Nadyn membasuh mukanya dengan air. Setelah ia "digoda" oleh Gilang tadi, ia langsung bergegas ke kamar mandi untuk meredam amarahnya. Untung saja kamar mandi sedang kosong. Nadyn membasuh mukanya berkali kali, terkadang disela dengan helaan nafas kasar.

'Just ignore it, Nadyn. Lo ga boleh kalah. Atau si curut itu bakal terus gencar godain lo.'

Nadyn menutup keran lalu mengeringkan tangannya dengan tissue. Nadyn menatap cermin dan membenarkan kuncirannya lalu berjalan keluar kamar mandi dengan langkah tegap dan ekspresi datar seperti biasanya.

Nadynalla's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang