15

4.6K 396 20
                                    

WARNING!

Typo(s) bertebaran!

VOTE AND COMMENT YA😘
GAIS, BACA NOTE AKU YG DIBAWAH JUGA YA!

HAPPY READING!

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•

Pemandangan di depan membuat degup setiap jantung yang ada meningkat. Melihat siswa-siswa itu berlari dengan wajah emosi sekaligus menantang ditambah senjata "perang" yang di genggam kuat oleh mereka membuat siapapun yang melihat bergidik ngeri.

Nadyn menyapukan pandangannya ke arah mereka semua, para musuh sekolahnya yang terlihat angkuh dan mengerikan. Entah karena apa mereka tiba-tiba menyerang Nusa Bangsa siang ini.

Kepanikan menyergap, Nadyn bahkan tidak menyadari bahwa sekarang ia menggenggam tangan Gilang dengan erat. Tidak dapat dipungkiri kalau ia merasa takut sekarang. Bagaimana tidak? Sekarang Nadyn adalah calon calon menyaksikan tawuran sekolah secara Live untuk kedua kalinya. Bisa saja kalau ia menjadi korban salah "bacok" bukan?

Perasaannya bertambah menjadi kesal, khawatir dan kecewa di saat pandangannya menangkap sosok laki laki yang sangat dikenalinya. Berdiri paling depan, Fabrian, sosok itu sangat terlihat sebagai ketua dari kelompok itu. Ia berdiri di tengah depan barisan dengan sebilah Cr Madura di tangan kanannya. Ekspresinya dingin dengan matanya yang memancarkan aura menyeramkan.

Mata Fabrian menangkap sosok Nadyn di depan sana. Air mukanya berubah menjadi khawatir dan menyesal. Lagi, ia menyerang sekolah musuh ini di waktu yang salah. Ia heran kenapa Nadyn kembali terjebak dalam situasi ini. Hal ini membuat Fabrian kembali dilanda kebingungan, ia ingin menghabisi Gilang dan kawan kawan, tapi di sisi lain ia ingin mengamankan Adiknya tersayang dan membawanya kabur dari tempat ini. Tetapi Fabrian takut ketahuan. Ia takut dicurigai baik oleh teman temannya ataupun teman teman Gilang. Karena bila hubungan mereka terungkap, akan semakin rumit masalahnya.

Fabrian mengalihkan pandangannya sedikit kebawah. Tatapannya berubah tajam. Wajahnya mengeras saat melihat pemandangan yang bahkan tidak pernah ada di mimpinya, Musuh terbesarnya menggenggam tangan adiknya sendiri. Di depan matanya.

Fabrian beralih kembali menatap mata Nadyn dengan sorot tajamnya. Aura yang terpancar dari dirinya sangat berbeda, Nadyn dapat merasakan itu. Fabrian sangat mengerikan, bahkan Nadyn telah memutuskan pandangan mereka dan menatap jalanan dibawahnya. Kakinya melangkah mundur dengan pelan.

Gilang menoleh, melihat Nadyn yang tampak Panik dan takut. Ia menarik Nadyn, menyembunyikan tubuh kecilnya dibalik tubuh Gilang.

Tepat setelah itu, terdengar suara derap langkah kaki yang banyak dari belakang mereka. Lalu wajah Kevin muncul di sebelah kanan Gilang menggenggam dua bilah Cr di kedua tangannya.

Kevin memberikan Cr di tangan kirinya kepada Gilang yang langsung diambil oleh cowo itu. Nadyn semakin panik lagi saat Gilang memegang Benda tajam itu di tangan kanannya sementara tangan kirinya menggenggam erat tangan Nadyn.

"Berapa yang turun?" Suara Gilang terdengar tegas.

"Semua anak kita turun, Lang. Gue berhasil ngasih tau mereka sebelum gerbang depan sama samping ditutup." Kevin menjawab dengan nada suara yg rendah dan dingin. Matanya juga menatap tajam kerumunan yang kira kira berada 7 meter di depan mereka.

"Bagus, maju-in aja kalo gitu."

Perintah Gilang langsung dijawab anggukan oleh Kevin. Kevin mengisyaratkan teman-temannya untuk maju. Kedua kelompok itu sama sama berjalan maju, memang mereka berjalan dengan santai tapi jelas menantang satu sama lain.

Nadynalla's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang