Jumat pagi. Rutinitas pagi Nadyn berjalan seperti biasa. Bangun pukul 05.00 pagi, Nadyn langsung beranjak ke kamar mandi. Bersih-bersihnya selesai, berlanjut memakai seragam SMAnya dengan rapi. Gadis yang sedang dalam masa "puberty"nya itu duduk di depan meja rias seraya merapikan rambut panjangnya.
Selesai merapikan rambut, nadyn meraih pelembab dan sun screen, mengaplikasikannya ke wajah. Se-cuek dan se-jutek apapun seorang Nadyn, ia tetaplah seorang gadis yang peduli terhadap penampilannya. Setiap harinya Nadyn selalu berusaha berpenampilan dengan baik. Hari sekolahpun sama, Nadyn akan memoles wajahnya dengan Bedak yang tipis dan lipbalm serta liptint tipis. Dandanannya ini sangat natural, karena Nadyn sadar ia masih murid SMA dan tidak pantas untuk berdandan berlebihan. Dan beruntung sekolahnya tidak terlalu memersalahkan make up selama hanya bedak dan lip balm.
Selesai merias diri, Nadyn kembali mengecek penampilannya di depan cermin. Tangannya bergerak membetulkan bentuk dasi pitanya.
Bersamaan dengan itu, pintu kamarnya terbuka. Kepala Fabrian menyembul dari balik pintu diikuti dengan kakinya yang melangkah masuk ke dalam kamar. Tubuhnya berhenti di belakang Nadyn yang masih terduduk di bangku meja riasnya.
Fabrian menatap Nadyn dari pantulan kaca, Sementara Nadyn melirik Cowo itu.
"Kenapa?" Nadyn menanggapi dengan ketus.
Fabrian terkekeh, tangannya bergerak menoyor kepala Nadyn pelan dari belakang.
"Centil."
"Apa sih ganggu aja lo."
"Yee cepet ke bawah sarapan dulu."
Dengan kalimat itu, Fabrian berlalu turun ke ruang makan dengan Nadyn mengekor.
"Good Morning"
"Morning ma"
"Kemarin ada pacar kamu ke rumah?"
Nadyn yang sedang menyendoki nasi ke mulutnya hendak menjawab sebelum disela oleh Fabrian.
"BUKAN PACAR!"
Nadyn langsung menoleh, alisnya mengerut kaget. Begitupun juga dengan Mamanya yang menatap Fabrian bingung.
"Mama nanya Nadyn kenapa kamu yang jawab?"
"Tau, rusuh aja."
Fabrian hanya mengangkat bahu dan lanjut menyelesaikan sarapan paginya. Sepuluh menit berlalu, merekapun beranjak dari meja makan dengan piring kosong masing-masing di tangan mereka dan meletakkannya di tempat cuci piring.
"Ma, berangkat ya."
"Iya hati-hati!"
Nadyn mengekori Fabrian ke pintu depan. Keduanya memakai sepatu dan Fabrian berjalan ke garasi rumah mereka sementara Nadyn membuka gerbang.
Setelah motor Fabrian keluar dan menutup gerbangnya rapat, Nadyn naik ke atas motor dan melingkarkan tangannya di pinggang Fabrian.
"Jangan ngebut loh!"
"Hm"
Dehaman malas Fabrian menjadi jawaban yang terdengar sebelum terakhir suara deruman mesin motor yang menggelegar dan teriakan Nadyn.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nadynalla's Story
Teen Fiction[DISCONTINUED] Gilang si Pentolan sekolah dan Nadyn si cewek apes yang terjebak di 'medan tempur'. •Bad Boy Story• [HarinIsHarin's First Book] 🚩Highest Rank May 11 2019 🏅#15 on Gilang May 12 2019 🏅#4 on Competition May 14 2019 🏅#18 on Possesif