♧Nadyn♧
Aku menatap diriku yang lain di dalam cermin. Ramput ikal panjangku diikat Satu, Wajahku yang memiliki sedikit unsur Swiss aku poles dengan BB Cream tipis, dan bibirku dengan Lip Tint tipis dengan Warna merah.
Sebenarnya aku bukan jenis cewe yang suka Berdandan. tapi berhubung aku baru saja duduk di bangku SMA Mama menyuruhku untuk lebih merawat diri dan juga lebih peduli dengan penampilan. Yah wajahku memang tidak buruk, bukannya sombong tapi selama SMP pasti ada saja laki laki yang berusaha mendekatiku. Aku juga sudah pernah memiliki Pacar, 3 kali. Tetapi tiga tiganya memang tidak berjalan lama, itu semua karena Fabrian. Sikapnya yang Over-Protective dan tidak suka dengan Mantan mantanku membuat mereka memilih mundur.
Setiap aku tanya kenapa ke Fabrian pasti dijawab hanya "dia ga baik buat lo", I know, bullshit right?
"NADYN CEPET"
"BAWEL!"
Aku membuka pintu kamar dan terpampanglah tubuh tinggi menjulang Fabrian. Wajah yang juga campuran Swissnya datar, rambutnya messy dan juga Kemeja yang dikeluarkan. Dia keren? Big No. Mungkin bagi cewe cewe diluar sana keren, tapi untukku tidak. Yah, dia memang tampan. Saking tampannya sampai membuat mataku sakit. Belum lagi sikapnya itu yang bikin greget.
"Buru ah, kalo kesiangan ntar ketauan lo dianter sama gue"
Dia berlalu turun ke bawah. Aku hanya mendengus lalu mengikutinya turun kebawah. Wajah cantik ibuku, terlihat sedang sarapan di meja makan. Fabrian juga disana sedang mengolesi Roti dengan selai.
"Pagi ma"
"Pagi sayang"
Aku mencium sebelah pipi ibuku dan duduk di kursi sebelah Rian. Aku menunggu Rian selesai mengoleskan selai di rotinya. Saat selesai, ia melah menyerahkan rotinya kepadaku. 'Lah gue kira dia yang mau makan' Aku menerima roti itu lalu Rian meraih susu putih dan meneguknya.
"Lo ga makan?"
"Ngga, udah ah cepetan makannya. Cerewet"
Rian bangkit dan berjalan menuju garasi setelah memakai sepatunya.
Aku dengan cepat menghabiskan roti dan meminum susu putih di atas meja. Setelah selesai aku berdiri dan menghampiri Rian yang sudah berada di atas motornya. Aku naik ke motor Rian dan memakai Helm yang telah di berikannnya."Pegangan"
Aku langsung memeluk pinggang Di hadapanku dan menyenderkan kepalaku di punggungnya. Lalu Motor pun melaju meninggalkan rumah menuju sekolahku.
Rian membawa motornya ugal-ugalan membuat tubuhku terhuyung ke kanan atau ke kiri jika aku tidak memeluk erat pinggangnya. Hanya butuh 10 menit untuk sampai di sekolah. Motorpun berhenti di tikungan gang sekolah, kenapa? Rian bilang takut ada yang mengenalinya mengantar jemputku. Aku memukul belakang helmnya keras membuatnya mengaduh sebelum turun dari motor.
"Gue udah berapa kali bilang jangan ngebut kalo lagi sama gue!"
Rian tertawa dibalik helmnya membuat ku tambah mengerucutkan bibirku kesal dan melamparkan helmku ke perutnya. Rian tersentak, dengan sigap ia menangkap helmku.
"Sorry elah, PMS ya lu?"
Aku langsung memukul lengannya kencang membuat tubuh dan motornya terhuyung sedikit ke kanan lalu kembali lagi.
"Sana pergi ah"
"Yaudah gue pergi, kalo ada apa apa kasih tau gue"
"Kalo mau NYERANG, kasih tau gue"
Aku membalas seraya mendelik lalu berjalan meninggalkannya menuju sekolah. Tidak lama, aku mendengar suara deru motornya pergi menjauh.
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadynalla's Story
Novela Juvenil[DISCONTINUED] Gilang si Pentolan sekolah dan Nadyn si cewek apes yang terjebak di 'medan tempur'. •Bad Boy Story• [HarinIsHarin's First Book] 🚩Highest Rank May 11 2019 🏅#15 on Gilang May 12 2019 🏅#4 on Competition May 14 2019 🏅#18 on Possesif