Tujuh

50 5 0
                                    



"Jae-Hwan-ah."Sapa Yoon-Hee lalu berlari-lari kecil menghampiri Jae-Hwan yang sejak tadi sudah menunggunya disudut jalan dekat rumahnya.

Lee Jae-Hwan mengangkat tangannya dengan sebuah senyuman manis untuk menjawab sapaan yang Yoon-Hee lontarkan kepadanya.

"Kau sudah menunggu lama?Kenapa malam-malam begini kau mencariku?"

Lee Jae-Hwan terdiam beberapa detik,sebelum ia tersenyum tipis dan mengajak Yoon-Hee masuk kemobilnya.Yoon-Hee hanya menurut,hingga akhirnya mereka tiba disebuah kafe yang tidak jauh dari sana.

  Yoon-Hee memandangi Jae-Hwan yang sedang memesandua buah cappuccino dikasir.

Ia masih bertanya-tanya,apa yang membuat Jae-Hwandatang malam-malam kerumahnya?

Namun semua itu tidak penting karena hari ini iabisa melihat Lee Jae-Hwan.Setelah merah maroon yang ia gunakan benar-benarmembuatnya terlihat begitu tampan.Apakah Lee Jae-Hwan selalu setampan ini?

 Sebelum pikirannya berakhir Jae-Hwan sudahsampai kemejanya dan memberikannya sebuah cappuccino dingin kesukaan Yoon-Hee.    

"Wah..Kau sangat tahu apa yang kusukai.."Sahutnya senang lalu menyedot cappuccino miliknya.

Jae-Hwan tersenyum memandangi wajah Yoon-Hee,ia ikut tersenyum.."Bagaimana dengan hantu yang kau ceritakan waktu itu?"Tanyanya memulai pembicaraan.

"Maksudmu Kim Ki-Joon?Yah..Aku memang sangat penasaran dengannya..Kau tahu ia bisa bicara layaknya manusia biasa.."Cerita Yoon-Hee dengan keseruannya.

Ia kembali meminum minumannya dan memandang kearah luar.Lampu-lampu pertokoan itu membuatnya tak nyaman..Karena diantara mereka pasti banyak hantu yang berkeliaran.

"Hantu itu bisa bicara?Benarkah?"Tanyanya tak percaya.

"Lalu apa masalahnya?Apa ia masih berada disekelilingmu?"Sambungnya seraya ikut menyesap cappuccino panas miliknya.

"Mm.."Yoon-Hee mengangguk."Tapi entah mengapa.."Kata-kata Yoon-Hee tertahan sejenak,dalam benak Yoon-Hee kini terbayang wajah Ki-Joon.

Entahlah..

Kejadian tadi sedikit membuatnya khawatir..

Ia baru pertama kali melihat wajah Ki-Joon yang terlihat begitu kesal dan putus asa.

"Entah mengapa rasanya ada yang berbeda darinya.Dan kau tahu ternyata ia bukanlah orang biasa..Ia adalah seorang CEO dan ia kehilangan ingatannya juga kehilangan segalanya."

Kening Lee Jae-Hwan berkerut."Ia kehilangan ingatannya?"

"Mm.."Yoon-Hee mengangguk."Ia tak tahu bagaimana ia bisa meninggal...Kurasa..Baru kali ini aku menemui kesulitan hantu yang begitu besar seperti ini."

"Lalu kau..Kau terus bersamanya?Apa ia ada disini?"Jae-Hwan menelisik,ia memandangi sekelilingnya untuk memastikan,meskipun ia tak bisa melihatnya namun tubuhnya pasti reflek bergerak saat ia mengajukan pertanyaan ini.

Yoon-Hee mengibas-ngibaskan tangannya."Tidak..Tidak..Aku menyuruhnya menunggu dirumah.."

"Kalian tinggal serumah?"

Yoon-Hee memiringkan kepalanya sedikit."Tidak..Ia tidur diluar..Diakan hantu..Mengapa aku harus menyuruhnya tidur didalam rumah?"Sahutnya keheranan.

Mendengar ucapan itu hati Jae-Hwan sedikit lega..Sebenarnya ia sangat khawatir pada Yoon-Hee saat mengetahui Yoon-Hee diikuti hantu.Maka saat itu juga pikirannya akan diisi oleh Yoon-Hee.

Ia sangat membenci hantu.

Sangat benci..

Ia tak suka melihat Yoon-Hee ketakutan dikejar-kejar oleh 'mereka'.Saat mereka masih kuliah,ia sangat sering melihat Yoon-Hee meringkuk ketakutan karena berusaha kabur dari kejaran-kejaran hantu itu.Meskipun sekarang Yoon-Hee sudah lebih bisa mengendalikan dirinya.Tapi tetap saja..Saat mendengar ada seorang hantu yang mengikutinya hati Jae-Hwan kembali tak tenang.

"Jangan khawatir..Ki-Joon tak seperti hantu yang lain.Ia justru lebih mirip dengan manusia..Ia punya ekspresi,ia bisa bicara..Hanya saja dia tak bisa menyentuh apapun."Ucap Yoon-Hee kembali tersenyum.

Yoon-Hee memandangi gelas cappucinonya ragu-ragu sebelum ia kembali bicara."Kau...Kau dengan dengan Ji-Won?"

"Mm?"Jae-Hwan yang sedang meminum cappuccinonya langsung menaruh gelas itu kemeja dan menggeleng."Tidak...Kami baru bertemu beberapa hari yang lalu."

Yoon-Hee mengerjap tak percaya."Lalu mengapa dia ada dicafe itu saat ulang tahunmu?"

Alis Jae-Hwan terangkat."Kau datang kecafe itu?"

Yoon-Hee menggigit bibirnya saat sadar kelepasan bicara,ia tertunduk sedikit."Maafkan aku...Kukira aku akan mengganggu kalian jika aku datang saat itu."Ucap Yoon-Hee sambil menggelutkan kedua tangannya dimeja.

"Ia memintaku mengenalkannya padamu."Ucap Jae-Hwan menyeruput cappuccinonya lagi.

Meminta mengenalkan padaku?

Wah...Wanita itu benar-benar ular sejak dulu.

Yoon-Hee mengerutkan bibirnya dan menyedot cappucino miliknya.

"Lalu cincin itu?"Tanya Yoon-Hee tanpa memandang Jae-Hwan.

"Cincin apa?"Tanyanya heran."Ah...Cincin itu"Sambung Jae-Hwan saat bisa mengingatnya.

"Ia baru saja dicampakkan tunangannya,dan dia baru saja berhasil meminta kembali cincin berlian yang ia berikan kepada tunangannya.Dan ia menunjukkannya padaku."Cerita Jae-Hwan sambil menganggkat bahu diakhir ucapannya.

Mendengar hal itu membuat ganjalan di dada Yoon-Hee selama ini hilang begitu saja.

Jadi wanita itu bukanlah orang yang spesial untuk Jae-Hwan?.

Mereka berdua saling bertatapan dan akhirnya tertawa bersama.Yoon-Hee kembali berbincang dengan Jae-Hwan.Inilah yang membuat Yoon-Hee selalu menyukai pria ini..Karena Jae-Hwan selalu dengan tulus mengkhawatirkannya tanpa berpikir kalau dirinya aneh sedikitpun.

Yah..Yoon-Hee memang selalu menyukai laki-laki ini.

****

Sky TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang