Tiga Puluh Empat

38 2 0
                                    


"Waah..Lihatlah ini..Lihat..Lihat..Ini adalah kartu pengenalnya sebagai pegawai tetap.Wah..Kau sudah jadi orang hebat sekarang."Sahut Hae-Ri seraya menyikut Yoon-Hee pelan.

Yoon-Hee hanya tersenyum dan terus menyedot cappuccino dingin miliknya."Sampai kapan kau mau memandangi kartu pengenalku?"Sahut Yoon-Hee merentap kartu pengenal miliknya.

Wajah Hae-Ri langsung cemberut."Kau sombong karena kau menjadi seorang asisten pengacara?Lihatlah Jae-Hwan..Teman kita sudah menjadi orang yang sombong..Aku akan melaporkanmu nanti."Sahutnya tak terima.

Namun Hae-Ri hanya tersenyum diakhir kata-katanya dan kembali mengambil kartu pengenal itu."Biarkan aku melihatnya."

Jae-Hwan hanya tersenyum memandangi Hae-Ri."Selamat..Kau berhasil menggapai impianmu."Sahutnya menatap Yoon-Hee.

Yoon-Hee hanya mengangguk-angguk.."Benarkah?Sebenarnya aku ingin bahagia..Tapi pagi ini aku mendapat kabar tentang ayahku."Ucap Yoon-Hee agak gugup.

Pergerakan Hae-Ri langsung terhenti,matanya terbuka lebar memandang Yoon-Hee."Ayahmu?"Tanyanya tak percaya.

Yoon-Hee kembali mengangguk."Mm..Aku menemukannya..Tapi.."Yoon-Hee menelan bongkahan pahit yang ada ditenggoroknnya dan tertunduk lemas."Yang aku dapati hanya sebuah makam."

Kata-kata itu membuat napas Jae-Hwan dan Hae-Ri tertahan bersamaan.Jae-Hwan memandangi Yoon-Hee yang kini tersenyum tipis...

Tidak..Ia tahu kalau Yoon-Hee sedang memaksakan dirinya untuk tersenyum.

"I..Ia sudah meninggal?"Tanya Hae-Ri benar-benar tak percaya.

Hae-Ri langsung bangkit tanpa sadar."Mengapa ia meninggal setelah ia melakukan hal sekejam itu padamu?Setidaknya ia harus membiarkanmu memakinya sekali."Ucap Hae-Ri tak terima.

Ia meletakkan kedua tangannya dipinggang dan membuang pandangnnya entah kemana sebelum ia kembali menatap Yoon-Hee.

"Sudahlah..Bukankah harusnya Yoon-Hee yang paling terluka saat ini?"Ucap Jae-Hwan berusaha menenangkan Hae-Ri.

Hae-Ri kembali duduk,ia melipat kedua tangannya dimeja dan mencondongkan tubuhnya untuk menatap Yoon-Hee lebih dekat."Bagaimana kau mengetahui ia sudah meninggal?"Tanya Hae-Ri penasaran.

"Ahjumma memberitahukanku kemarin siang."Yoon-Hee merasakan tangannya kembali bergetar.

Harusnya ia sudah baik-baik saja sekarang.Bukankah kemarin ia sudah menangis habis-habisan dimakam ayahnya?

Mengapa perasaannya saat ini kembali hancur?Yoon-Hee menggenggam gelas cappuccinonya dengan erat dan kembali menatap Jae-Hwan dan Hae-Ri bergantian.

"Ayahku meninggal tiga tahun setelah ia meninggalkanku dipanti asuhan..Ia terlibat kecelakaan mobil saat ia ingin menjemputku.."

"Menjemputmu?"Tanya Jae-Hwan dengan kening berkerut.

"Mm."Ucap Yoon-Hee seraya mengangguk."Ahjumma bilang ayahku menceraikan istri barunya karena aku..Ia menyesal membuangku dipanti,namun saat ingin menjemputku..Ia terlibat kecelakaan beruntun dan meninggal ditempat."

Hae-Ri langsung membekap mulutnya karena rasa tak percayanya.

Ja..Jadi selama ini ayah Yoon-Hee tak kembali karena ia sudah meninggal?

Dan ayah Yoon-Hee tak sejahat yang ia pikirkan?Tiba-tiba rasa bersalah menyebar dihatinya.

Sky TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang