Delapan

53 3 0
                                    


Ki-Joon terus melangkah memasuki gedung tempatnya bekerja saat ia hidup.Matanya terus memandang kesekitar,berharap wanita yang dicarinya muncul dipantulan matanya.Ki-Joon naik kembali kelift menuju lantai berikutnya.

Ini sudah lantai tiga,dan Ki-Joon tetap bersemangat untuk menyusuri semua lantai yang ada digedung itu untuk mencari keberadaan wanita itu.

Setidaknya...

Ia hanya ingin tahu siapa wanita itu dan seberapa berarti wanita itu baginya.

Langkah Ki-Joon terhenti sesaat saat ia melihat sebuah ruangan.Ini adalah ruangan CEO perusahaan ini.

Apakah ini masih menjadi ruangannya?

Apa sudah ada orang lain yang mengisi tempat ini?

Tangannya terangkat untuk membuka pintu itu,namun hati Ki-Joon masih tak kuasa.Hingga akhirnya tangannya kembali terhempas kebawah.

Ki-Joon menutup matanya lalu menghela napas panjang.

Apa yang ia pikirkan?

Ia sudah meninggal sekarang..

Bukankah tugasnya hanya mengingat semuanya dan pergi dengan tenang?Ki-Joon langsung melangkah dan menembus pintu itu.Ia melihat ruangannya kosong,ruangan itu tertata begitu rapi dengan rak-rak besar yang mengelilingi seluruh ruangannya.

Disana berisi ratusan buku-buku yang Ki-Joon sendiri tak tahu buku apa itu.Ki-Joon melangkah menuju meja kerjanya.

CEO Ki Joon Kim

Papan nama itu masih terletak rapi diatas mejanya.Yang berarti mereka belum menemukan pengganti dirinya.

Tapi seperti apa dirinya saat ia masih hidup?

Benarkah ia selalu duduk dikursi ini setiap harinya?Ki-Joon berjalan menuju kursi kerjanya dan menyentuh meja kerjanya.

Ia melihat sebuah foto,foto dirinya dan seorang laki-laki yang terlihat beberapa tahun lebih tua darinya.

Mereka saling rangkul dan tersenyum bahagia.

Siapa dia?

Ki-Joon memejamkan matanya erat-erat untuk mengingat siapa laki-laki itu,namun ia tak bisa mengingat apapun.Yang ada dipikirannya hanya wanita itu..Wanita yang tertawa dan tersenyum padanya..

Suara pintu terbuka membuat perhatian Ki-Joon teralihkan.Ia melihat laki-laki itu..Laki-laki yang ada difoto bersamanya.Ia sedang sibuk berbicara pada seorang wanita yang mengikutinya dengan sebuah berkas yang terus ia lihat bergantian dengan laki-laki itu.

"Aku yang akan menggantikan posisinya langsung.Jadi kau harus melaporkan semua yang terjadi disini.Jangan membuka mulut untuk apapun."Laki-laki itu langsung berjalan dan duduk dimeja Ki-Joon.

Wanita yang berdiri disampingnya tadi hanya menunduk dalam dan beranjak dari ruangan itu.Ki-Joon mengamati laki-laki ini dengan seksama.Ia pasti mengenal Ki-Joon,jika saja Yoon-Hee berada disini pasti ia bisa menanyakan langsung apa hubungan dirinya dengan laki-laki yang ada dihadapannya.

Dua jam sudah berlalu,dan laki-laki itu hanya terus bekerja dengan berkas-berkas yang berserakan dihadapannya.Kebanyakan ia hanya membaca lalu tanda tangan.Membaca lalu tanda tangan.Hanya sesaat tadi Ki-Joon melihat ekspresi lain laki-laki ini saat ia memandang fotonya bersama Ki-Joon.

Ki-Joon terperanjat saat itu,namun karena ekspresi laki-laki itu hanya berlangsung beberapa detik..Ki-Joon tak bisa melakukan apapun..Dan ia harus kembali sekarang..Karena ia harus memberitahukan informasi ini pada Yoon-Hee.

Sky TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang