Sembilan

60 3 0
                                    


Dong-Joon terus memandangi punggung Han Chae-Won yang sejak tadi berdiri didepan ruangan berkaca yang ada dihadapannya.Wanita itu terus memandangi seorang pria dengan perban tebal terbalut dikepalanya,tak terhitung berapa kabel yang terpasang ditubuhnya.Tangannya penuh dengan infusan sedangkan sebagian wajahnya tertutup selang yang membantunya untuk bernapas.

Meskipun hanya melihat punggunya Dong-Joon tahu benar apa yang dipikirkan gadis itu.Ia pasti begitu mengkhawatirkan seseorang yang terbaring dihadapannya.

Tentu saja,meskipun ia adalah kekasihnya,tapi Han Chae-Won sudah mengenal Ki-Joon sejak mereka masih duduk disekolah tinggi.Ia adalah satu-satunya teman yang Chae-Won punya saat itu.Apalagi Ki-Joon juga orang yang telah menyelamatkannya dari keterpurukan keluarganya.

Chae-Won pasti begitu mengkhawatirnyanya.Ia melihat kedua tangan Chae-Won terus bergelut memandang kedalam ruangan itu.Namun ia juga tak bisa berbuat apapun.Ia tak akan bisa menghilangkan kekhawatiran itu dari wajahnya saat ini.

Dong-Joon menghembuskan napas samar dan berjalan menghampiri Chae-Won lalu memegang bahunya.Ia sempat melihat Chae-Won tersentak karenanya.Wajahnya terlihat begitu panik,tentu saja.Dong-Joon bisa mengerti mengapa reaksi Chae-Won bisa sepanik ini.

Kim Dong-Joon memandangi wajah Han Chae-Woon yang masih pucat,ia mengelus rambut Chae-Won dan menyempilkannya dibalik telinganya."Kau sudah berdiri selama dua jam disini..Aku tahu kau mengkhawatirkannya tapi.."

"Bagaimana jika ia tak bisa bangun lagi?Aku takut kita sudah menyiksanya dan membuatnya bertahan hidup.Bagaimana.."Kata-kata Chae-Won membuat wajah khawatir Dong-Joon berubah seketika.

Ia menatap Chae-Won tajam lalu mengalihkan pandangannya kembali pada adiknya yang masih terbaring disana.

"Maafkan aku...Tapi melihatnya seperti itu membuatku..."

"Aku tahu kau tertekan...Tapi kita akan tetap melaksanakannya."

Ucapan itu membuat pandangan Chae-Won teralihkan kearah Dong-Joon."Maksudnmu pernikahan kita?"

"Aku rasa ia tak mau menghalangi pernikahan kita..Jika ia bangun nanti dan mengetahui hal ini mungkin ia akan marah besar padaku."Dong-Joon terus memandangi sosok yang terbaring itu dengan tatapan serius.

Chae-Won memandangi Dong-Joon yang terlihat begitu murung.

Tentu saja..

Ia tahu benar kalau Dong-Joon benar-benar menyayangi Ki-Joon.

Ia memeluk Dong-Joon dengan erat.."Baiklah..Kita harus bahagia demi Ki-Joon."Sahutnya mempererat lagi pelukannya saat itu.

****

"Jadi ia ada disini?"Sahut Hae-Ri memandangi sekelilingnya.

Yoon-Hee mengangguk mengiyakan."Ia ada disampingku."Sahutnya singkat.

"Ha?"Ucapnya dengan matanya yang terbuka lebar.Hae-Ri menunduk sekilas."Halo..Kim Ki-Joon-ssi."Sahutnya sopan.

Ki-Joon memandang Yoon-Hee heran."Apa tak apa menceritakan tentang diriku padanya?"

Yoon-Hee melipat kedua tangannya didada."Menurutku jika lebih banyak orang yang membantu hasilnya akan lebih baik bukan?"

Ki-Joon mengiyakan.."Kau benar."

Hae-Ri mengerjap beberapa kali memandangi Yoon-Hee yang terlihat sedang bicara sendirian."Ia tak menyukaiku?"Bisiknya agak takut.

Yoon-Hee melirik Ki-Joon sekilas dan kembali menatap Hae-Ri.."Tidak..Ia senang karena banyak orang yang akan membantunya."

"Jadi..Kau bisa menceritakan mengapa ia bisa meninggal?"Tanya Hae-Ri lagi melirik kearah Ki-Joon.

Hae-Ri mendengarkan dengan detail apa yang Yoon-Hee katakan padanya.Terkadang Hae-Ri juga membantah dan bertanya beberapa hal.Rasanya Hae-Ri juga mulai tertarik saat Yoon-Hee mengatakan kalau Ki-Joon adalah CEO KJ Entertaiment.

Sky TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang